Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

9

Apa yang Starlee katakan memang benar. Ia bisa memuaskan Arshaka sampai benar-benar puas. Selama ini Arshaka hanya melakukannya satu kali, tapi dengan Starlee ia ingin melakukannya lagi setelah tadi mencapai puncak. Akan tetapi, sebuah panggilan mengganggu kesenangan Arshaka.

"Ada apa?" tanya Arshaka tidak senang.

"Maafkan aku, Ars. Kupu-kupu yang harusnya datang padamu mengalami kecelakaan. Dia baru memberiku kabar."

Tatapan Arshaka kini beralih pada Starlee yang terbaring di ranjang sembari memperhatikannya.

"Aku akan mengirimkan wanita lain padamu. Aku benar-benar minta maaf atas ketidaknyamanan ini."

Arshaka menutup panggilan itu tanpa membalas. Ia meraih dagu Starlee dengan tangannya, mencengkramnya sedikit kuat. "Siapa kau?"

Starlee tersenyum santai. "Hanya seorang wanita yang salah masuk kamar. Dan ya, aku bukan wanita bayaran."

Tatapan Arshaka semakin dingin. Pria itu tampak seperti ingin menguliti Starlee hidup-hidup. "Kau bukan seorang perawan."

Starlee menganggukan kepalanya. "Ya. Aku memiliki suami."

Arshaka melepaskan dagu Starlee kasar. "Sialan!"

Starlee mempertahankan raut tenangnya. "Ada apa? Kau takut terkena penyakit? Tenang, aku aman. Kau bisa memeriksakan tubuhmu ke rumah sakit jika tidak yakin."

"Aku tidak suka memakai bekas orang lain!" geram Arshaka.

Starlee merasa terhina. Ia mencoba untuk tetap terlihat biasa saja meski saat ini ia merasa geram. "Kau bisa melupakan malam ini. Ralat, kau dan aku bisa melupakan yang terjadi malam ini. Dan ya, jangan terlalu egois. Kau meniduri banyak wanita tapi kau tidak ingin wanita bekas. Hidupmu yang sempurna sesekali harus melewati batasannya." Starlee turun dari ranjang. Memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.

"Mau ke mana kau?" Arshaka menahan langkah Starlee dengan ucapannya.

Starlee membalik tubuhnya, menatap mata Arshaka dengan berani. "Pergi, apalagi?"

Arshaka tidak bisa membiarkan Starlee pergi. Ia masih menginginkan tubuh itu. Sialan! Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kenapa harus pada wanita yang sudah bersuami? Ah, persetan! Saat ini ia hanya butuh pelepasan, setelah itu ia tidak akan memakai wanita ini lagi.

Tangan Arshaka meraih lengan Starlee kemudian menyentaknya kasar hingga Starlee terbaring di ranjang. "Aku belum selesai denganmu." Kemudian ia mencumbu Starlee lagi.

Satu sesi panjang selesai. Starlee telah mengenakan kembali pakaiannya. Ia hendak melangkah pergi, tapi Arshaka meraih tangannya dan menyerahkan sebuah cek.

Starlee terkekeh geli. Ia tidak pernah dibeli oleh orang lain sebelumnya, dan tidak akan pernah terjadi. Ia bersetubuh dengan Arshaka saat ini hanya karena ia ingin, bukan karena menjual dirinya. "Aku tidak butuh uangmu." Starlee merobek cek itu tepat di depan wajah Arshaka kemudian membuangnya ke lantai.

Arshaka merasa dihina. Ia bangkit dari ranjangnya dan menyusul Starlee yang hampir mencapai pintu kamar. Pria itu mencekal lengan Starlee. "Jangan menghinaku!"

Starlee diam sejenak sembari menyelami iris abu-abu Arshaka. Ia tersenyum setelahnya. "Aku tidak butuh bayaran. Aku mendapatkan kenikmatan darimu, jadi kita impas."

Arshaka tidak suka sikap arogan Starlee, biasanya ia yang akan meninggalkan wanita bukan sebaliknya. Namun, ia tidak harus memperpanjang hal ini, toh mereka tidak akan bertemu lagi. Arhsaka melepaskan cekalan tangannya dan membiarkan Starlee pergi.

***

Starlee kembali ke paviliunnya larut malam. Ia menjatuhkan diri di atas ranjang. Bayang-bayang Arshaka mencumbunya berputar di dalam otaknya. Kini ia tidak akan berfantasi liar lagi, ia sudah merasakan tubuh pria itu.

"Maafkan aku, Starlee. Aku menggunakan tubuhmu untuk mendapatkan keinginanku." Starlee merasa bersalah pada pemilik tubuh sebelumnya. Namun, ia tidak menyesal sama sekali. Arshaka tidak akan bisa jadi miliknya meski ia sudah berusaha keras, jadi ia akan berhenti di sini. Kegilaannya terhadap Arshaka akan membuatnya tersakiti, jadi ia harus mundur sebelum luka itu semakin banyak.

Starlee terlelap karena rasa lelah yang mendera tubuhnya. Ia tertidur tanpa mengganti pakaiannya.

Keesokan paginya, Starlee terjaga ketika matahari baru terbit. Ia segera membersihkan dirinya, pagi ini ia harus memberi kejutan pada seisi rumah. Sudah cukup ia memberi waktu bagi orang-orang itu untuk menikmati hidup mereka. Saatnya membawa mereka semua pada neraka.

Starlee sudah mengenakan bodycon dress selutut berwarna hitam dipadu dengan stiletto berwarna senada. Wajahnya sudah disapu dengan make up tipis. Ia terlihat cantik natural dengan apa yang ia kenakan saat ini.

Dari paviliun Starlee memasuki bangunan utama kediaman itu. Ia duduk di meja makan lebih dahulu dari orang-orang di kediaman itu.

Stancy keluar dari kamarnya. Wanita ini terpaksa memasak di pagi hari karena dua anak perempuannya tidak bisa diandalkan di dapur. Ia berhenti melangkah kala melihat keberadaan Starlee yang tidak ia kenali sama sekali.

"Siapa kau? Kenapa kau ada di sini?" Stancy bertanya pada Starlee. Matanya menatap lekat Starlee. Ia tidak pernah melihat wanita secantik ini sebelumnya, sungguh Stancy merasa begitu iri pada wanita di depannya.

"Lama tidak bertemu, Ibu." Starlee menyunggingkan sebuah senyuman dingin.

Stancy mengerutkan keningnya. Ibu? Siapa yang wanita ini sebut dengan kata 'ibu'? dirinya? Yang benar saja, ia tidak memiliki anak perempuan lain selain Angelica dan Valencia.

"Siapa kau? Apa tujuanmu datang ke rumah ini?" Stancy bertanya lagi.

"Ibu tidak mengenaliku?" tanya Starlee. "Dan rumah ini? rumah ini milikku, aku tidak perlu alasan untuk berada di rumahku sendiri."

Rumahku sendiri? Stancy mengerutkan keningnya. Rumah ini milik menantu sampahnya. Tunggu dulu. Kepala Stancy tiba-tiba terasa pening. Kakinya mundur satu langkah.

"Tidak mungkin." Stancy bersuara tercekat.

"Di mana Angelica dan Valen? Dua gadis pemalas itu pasti masih tidur. Ckck, apa saja pekerjaan mereka selama aku tidak ada di rumah ini." Starlee bangkit dari tempat duduknya. Ia melangkah menuju ke kamar dua adik iparnya yang terletak berdampingan. Mari mulai pagi ini dengan merusak suasana hati dua adik iparnya.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa?" Stancy masih berdiri kaku di tempatnya masih tidak percaya pada perubahan Starlee.

Starlee masuk ke kamar Valencia. Ia mengambil air kemudian menyiramkannya ke wajah Valencia yang tertidur nyenyak.

"Sialan! Siapa yang berani menyiramku!" Valencia memaki sembari mengusap wajahnya.

"Bangun, Pemalas!" Starlee bersuara sinis. "Cepat angkat bokongmu dan pergi sapu semua ruangan di rumah ini!" Starlee memngucapkan kalimat yang pernah Valencia ucapkan kepada pemilik tubuh sebelumnya.

Valencia berang bukan main. "Siapa kau?!" seraghnya dengan tatapan tajam. Ia tidak mengenali wanita di depannya, dan kenapa wanita itu memerintahnya seperti wanita itu adalah pemilik kediaman ini.

"Kau tidak mengenali sampah ini, Valencia?"

Valencia tidak bisa berkata-kata. Hanya ada satu sampah yang ia ketahui dan itu adalah Starlee, kakak iparnya. Tidak mungkin. Tidak mungkin wanita dengan tubuh model di depannya adalah orang yang sama dengan wanita gendut itu.

"Berhenti berpikir, dan turun dari ranjang. Jangan hanya bermalas-malasan, aku tidak suka ada wanita malas di rumah ini. Keluar dari kamarmu lima menit dari sekarang!" tegas Starlee.

Setelah dari kamar Valencia, Starlee pergi ke kamar Angelica ia melakukan hal yang sama. Menyiram wajah Angelica dengan air. Ia belajar dengan baik cara membangunkan orang dengan cepat.

Angelica memaki. Ya, tiga wanita di kediaman itu memang pandai memaki. Itu pasti dituruni oleh Stancy, selaku yang paling tua di antara ketiganya. Seperti Valencia, Angelica tidak bisa percaya bahwa orang di depannya dengan tubuh yang ia idamkan adalah Starlee, si timbunan lemak.

Stancy, Valencia dan Angelica kini berkumpul di meja makan. Mereka menatap Starlee yang duduk anggun dengan heran. MEreka masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa Starlee berubah begitu drastis. Dari babi menjadi barbie.

Di mana dia menjalani sedot lemak?

Sampah ini pasti melakukan operasi plastik!

Kulitnya sangat mulus. Dia pasti menghabiskan uang yang banyak.

Pikiran-pikiran itu muncul di benak STancy, Angelica dan Valencia. Mereka berpikir bahwa Starlee menjalani serangkaian operasi untuk mencapai tubuh ideal saat ini.

"Kenapa kalian diam saja? Aku lapar! Cepat sediakan sarapan untukku!" seru Starlee mmbuyarkan pemikiran tiga wanita di depannya.

"Kau benar-benar Starlee?" Stancy mencoba memastikan lagi. Sungguh ia tidak bisa menerima Starlee bisa menjadi secantik saat ini.

"Ibu mertua yang penuh perhatian. Haruskah aku urutkan apa saja yang kau lakukan padaku agar kau yakin aku adalah Starlee. Ah, mungkin kau ingat ini dengan jelas. 'Wanita tidak berguna! Kau merusak gaun tidurku! Kau tahu ini adalah koleksi terbatas! Dasar Sampah!" Starlee mengucapkan dialog yang diingat oleh pemilik tubuh sebelumnya dengan baik.

Stancy menelan ludahnya susah payah. Wanita di depannya benar-benar menantu tidak bergunanya.

"Kalian benar-benar tidak berguna. Menyiapkan sarapan saja kalian tidak bisa. Aku tidak ingin melihat kalian di meja makan ini selama aku sarapan setiap harinya!" Starlee bangkit dari tempat duduknya dan pergi.

Ketiga wanita yang tadinya masih tenggelam dalam rasa tidak percaya kini menjadi geram.

"Kenapa wanita itu bisa sembuh?! Harusnya dia mati dengan penyakit itu!" desis Angelica.

"Aku sangat membenci sampah itu. CKck, apa dia pikir dengan perubahannya itu Kakak akan kembali mencintainya, dia bermimpi. Kakak tidak akan tergoda pada muka plastik itu!" geram Valencia.

TBC

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel