Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6. Si Pria Bajingan

***

“Hei, kamu kenapa diam saja? Nggak ada yang sakit, kan?”

Suara David membuyarkan lamunan Esme, wanita itu langsung menunduk, ia lega karena David tidak mengenalnya sebagai sosok Esme Jasmine. “T-tidak apa-apa, maaf saya yang salah dan ceroboh,” balasnya pelan.

“Ayo, bangun! Aku bantu kamu berdiri,” ucap David dengan ramah.

“T-tidak. S-saya bisa berdiri sendiri,” balas Esme dengan wajah yang masih tidak berani menatap pria itu.

David mengernyitkan keningnya. Suara wanita itu seperti tidak asing baginya.

“David!”

“Hai, Shasa. Kamu di sini?” balas david tersenyum, perhatiannya langsung teralih. “Oh, rupanya kamu ada kencan dengan seseorang di sini,” tambahnya saat melihat sosok Sean bersama wanita itu.

“Kami tidak sengaja bertemu di sini,” balas Shasa malu-malu. “Kamu ke mana saja? Kenapa tiap malam tidak pernah ikut kumpul? Kamu sepertinya sangat sibuk sekali. Aku sangat sulit bertemu denganmu. Apa kamu punya kekasih? Kenalkan wanita itu dan ajak bersamamu untuk bertemu dengan kita.”

David tersenyum. “Aku memang ada perlu dan punya kesibukan sendiri. Jadi aku minta maaf ya!”

“Aku paham kalau lawyer top sepertimu pasti banyak menangani kasus yang rumit. Melihatmu jadi salah satu lawyer top di negara ini membuatku bangga sebagai teman kecilmu,” ucap Shasa.

‘Kesibukan ditemani dengan wanita malam, pria munafik!’ batin Sean. “Esme, kita kembali ke kantor!” ucapnya sambil beranjak dari duduknya.

Esme mengangguk dan wanita itu membawa dua tas besar milik Sean.

“Tunggu! Kenapa kamu membiarkan seorang wanita membawa dua tas begini? Kamu hanya memegang ponsel? Kamu seorang pria, kan?” tanya David.

“Apa urusanmu? Jangan ikut campur dengan urusan lain,” balas Sean.

“Aku tidak pernah mau ikut campur. Tapi membiarkan wanita membawa barang di tangannya membuatku berpikir kalau kamu bukan seorang pria,” jawab David menyindir.

“Esme adalah asistenku, jadi tugas asisten salah satunya adalah membawa barang atasannya,” ujar Sean. “Esme, ayo kita pergi!” ajaknya sambil beranjak pergi.

Esme mengikuti langkah kaki Sean. Namun, di hatinya ia terkejut karena ternyata David adalah seorang lawyer. Kenapa selama ini ia tidak tahu siapa pria itu? Ah, bukan urusannya untuk tahu semua kehidupan para kliennya, termasuk David. Tapi, Esme mengakui kalau sikap David membuatnya sedikit terkesan karena pria itu bisa memperlakukan wanita dengan lembut. Ketika dirinya berubah menjadi sosok Esme Jasmine pun, sikap David masih tetap lembut dan bersikap ramah.

***

“Ada klien baru. Dia berani membayar tiga kali lipat dan menyewamu selama lima bulan, dan aku sudah bilang padanya kalau kamu tak mau melayani di atas ranjangnya. Kamu mau tahu siapa pria itu?” tanya Suzana.

Winter menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu. Aku percaya dengan pilihanmu, Madam. Selama ini para klien yang Madam berikan tidak pernah membuatku sulit.”

Suzana tersenyum. “Ya, aku juga membaca biodata klien itu, dia bukan playboy dan tidak pernah terlibat skandal apapun dan aku rasa kamu pasti akan menyukai klien yang sebentar lagi akan bertemu denganmu.

“Aku harus pergi ke Restoran Javanegra Gourmet Atelier untuk menemui klien itu?”

“Iya. Dia ingin menyambut pertemuan kalian dengan romantis. Nanti ada yang menjemputmu ke sini,” balas Suzana.

“Kenapa bukan Hary yang mengantarku?” tanya Winter terkejut.

“Hary masih sakit, jadi aku memintanya untuk istirahat cukup panjang.”

“Madam percaya dengan orang suruhan klien kita?”

“Aku percaya karena aku bisa melihat kedua mata pria itu bukan termasuk kategori pria bajingan,” balas Suzana. “Kamu tak perlu khawatir, Sayang. Aku jamin kamu aman.”

“Oke. Aku lega jika Madam percaya dengan klien baru kita,” balas Winter. Wanita itu semakin penasaran dengan klien yang akan jadi kekasih kontraknya mulai malam ini. pria asing itu bahkan berani menyewanya selama lima bulan dan berani merogok kocek yang tidak sedikit.

Siapa pria itu?

***

Winter sudah tiba di restoran mewah yang berada di New York dengan dua penagawal yang mendampinginya. Restoran ini adalah restoran yang sangat mewah yang berada di New York. Kedatangannya tentu saja menarik para pengunjung restoran itu karena kecantikan Winter sanggup membius siapapun yang melihatnya. Winter memakai dress berwarna hitam dengan belahan dada yang cukup rendah, rambut blonde-nya dibiarkan tergerai dengan indah dan riasannya pun terlihat natural dan elegan, ditambah bola matanya yang berwarna hijau menambah nilai kecantikannya yang sempurna.

Winter menghentikan langkah kakinya ketika melihat sosok pria yang jadi musuh nomor satunya. Kenapa pria bajingan itu ada di restoran ini?

“Nona Winter Samantha… Silakan duduk di meja yang sudah disiapkan oleh Tuan Sean Wiliam untuk Anda,” ucap salah satu pelayanan yang menyambutnya.

“Apa? Pria itu memang sengaja bertemu denganku?” tanya Winter terkejut.

“Iya. Meja yang sudah Tuan Sean pesan memang untuk beliau dan Anda, Nona.”

‘Sial! Kenapa bisa si bajingan itu malah memesan meja untukku? Jangan-jangan klien yang disebut Madam Suzana itu adalah dia? Jika memang Sean jadi salah satu kliennya, duniaku mau berubah segelap apa?’ batin Winter dalam hati.

***

“Kamu sedang diet?” tanya Sean, saat ini ia dan Winter bisa duduk menikmati hidangan makan malam.

“Iya. Aku sedang diet,” balas Winter. ‘Diet melihat wajah bajingan seperti kamu,’ tambahnya dalam hati.

“Ini salah satu service yang diberikan oleh situs kencan ‘Perfect Partner’ ternyata. Kenapa service-nya tidak sesuai ekspektasi?”

“Kamu maunya aku harus bagaimana? Menciummu?”

“Iya. Kamu memang harus menciumku karena mulai malam ini kamu jadi kekasihku. Kamu melupakan kontraknya?”

Winter merasa kesal karena Sean berusaha memojokannya karena kontrak yang sudah kedua belah pihak sepakati.

“Kamu menemaniku tiga kali setiap malam dan aku adalah klien utamamu saat ini, jadi utamakan aku dari para klienmu yang lain,” ucap Sean.

“Kenapa kamu melakukannya? Kamu ingin membalas dendam padaku?” tanya Winter menatap pria itu dengan curiga.

“Kenapa aku harus balas dendam padamu? Kamu merasa punya salah padaku?”

“Tidak. Aku curiga saja karena pria tipe sepertimu tidak pernah sembarang menghabiskan uang banyak untuk hal yang tidal penting. Bahkan kamu sangat teliti,” jawab Winter.

Sean takjub dengan apa yang Winter katakan padanya. Wanita itu tahu tentang wataknya? Apa memang wanita itu dan dirinya pernah saling mengenal sebelumnya?

“Sepertinya kita pernah bertemu dan saling mengenal. Katakan dengan jujur, ini bukan pertemuan ketiga untuk kita, kan?”

“Kenapa kamu berpikiran kita saling kenal? Bahkan aku tidak tahu siapa kamu,” balas Winter dengan tenang.

Sean tersenyum tipis. “Tapi apa yang kamu katakan tentangku memang benar dan yang tahu aku begitu hanya beberapa orang.”

“Aku hanya menebaknya dengan tidak sengaja,” balas Winter. Wanita itu langsung mengutuk dirinya yang ceroboh membuka sosok Esme Jasmine di depan pria itu.

Sean beranjak dari kursinya, ia mengulurkan tangannya di depan Winter.

“Kamu mau apa?” tanya Winter.

“Tugas pertamamu sebagai wanita malamku adalah berdansa denganku. Kamu harus membuatku senang malam ini,” jawab Sean tersenyum licik.

Winter membalas uluran tangan pria itu. Dunianya sebagai sosok Winter Samantha mungkin malam ini mulai berbeda. Pria bajingan itu membuat siang dan malamnya kacau.

‘Pria ini membuatku muak!’

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel