Bab 2
Melihatku menyetujui tawarannya begitu saja, James terkejut beberapa saat, tapi tidak lama kemudian dia bisa menenangkan dirinya kembali.
Di saat yang bersamaan, nada dering khusus dari ponselnya memecahkan suasana yang canggung di antara kami berdua.
James mengeluarkan ponselnya, mengangkat telepon itu di hadapanku.
Suara wanita yang manis terdengar dari ponselnya, tapi aku tetap berdiri diam di tempatku.
Setelah mematikan telepon, dia berdiri dan memberitahuku kalau dia mau keluar, juga memintaku untuk tidak perlu menunggunya pulang.
"Kalau kamu mengantuk, kamu tidur dulu saja, beberapa hari lagi ada perhiasan baru yang akan datang, nanti aku akan membawamu jalan-jalan, bagaimana?"
Setelah berbicara, dia langsung pergi.
Dari tadi dia sama sekali tidak membahas ulang tahunku.
Bahkan dia juga tidak mengucapkan selamat ulang tahun.
Ketika pintu rumah yang mewah ini tertutup rapat, seketika suasana menjadi hening.
Angin malam masuk melalui celah jendela, membawa masuk aroma bunga mawar dan bunga aster dari halaman belakang, membuat suasana hatiku yang dari awal sudah buruk ini menjadi semakin buruk.
Bagaimanapun juga, secantik apa pun bunga mawar, mungkin bunga aster akan jauh lebih menarik dan terasa lebih menyegarkan.
Gadis berusia 20 tahun, memang cukup menyegarkan, sampai membuat James terpikat, bahkan sampai menyuruhku bermain dengan pria lain di luar sama sepertinya.
Aku tahu James mengatakan itu semua karena dia tahu aku adalah wanita baik yang tidak akan melakukan hal-hal seperti ini.
Selain itu, dia juga tahu lebih baik dia mengungkap semua yang sudah dilakukannya secara terbuka daripada melakukannya secara diam-diam di belakang.
Ketika dia sedang memuaskan hasratnya, dia tidak pernah memikirkan perasaanku sama sekali.
Aku benar-benar penasaran, kalau suatu hari nanti aku bersama dengan pria lain, apakah dia benar-benar bisa diam saja?
Ketika aku sedang memikirkan ini, ponselku tiba-tiba berdering.
"Amel, mau keluar? Hari ini adalah hari ulang tahunmu, aku mau menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukmu."
Suasana hati yang buruk itu seketika menghilang sepenuhnya.
James sudah mengkhianatiku, maka jangan berharap aku hanya mencintainya seorang.
Aku berkata pada pria di balik telepon ini sambil tersenyum, "Boleh, tunggu aku di tempat biasa."