Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 6

Francine mulai terganggu dengan kenyataan itu. Apakah Jonathan benar-benar tidak memikirkan apapun, atau dia yang tidak bisa membaca pikiran Jonathan.

"Ada apa? Ada yang salah di wajahku?" tanya Jonathan mendapati Francine yang sedang memandanginya dengan sinis. Francine tidak menjawab.

"Jadi apakah kita bisa membicarakan kontrak?" potong Isabel tergesa-gesa. Melihat sikap Francine, Isabel takut Jonathan berubah pikiran sebelum kontrak ditandatangani.

"Baik, saya sudah mengajukan syarat dan syarat itu sudah dilampirkan di kontrak ini. Silakan dibaca dulu. Kalau kalian sudah setuju, maka kita bisa menandatangani kontraknya sekarang juga," jelas Jonathan sambil memberikan salinan kontrak kepada Isabel dan Francine.

"Imelda, lanjutkan pekerjaanmu!" perintah Isabel yang tidak ingin syarat dalam kontrak itu diketahui orang lain selain dia dan Francine. Imelda tampak kesal tapi mau tidak mau dia harus keluar.

Imelda sangat senang bisa duduk di samping Jonathan. Aroma manis sekaligus maskulin dari tubuh pria itu membuatnya terbuai dan sulit menjauh.

'Sialan, baru saja aku menemukan pria idamanku langsung disuruh pergi!' gerutu Imelda sambil keluar. Francine tersenyum dalam hati karena mengetahui isi hati Imelda yang jatuh cinta kepada Jonathan.

Jonathan juga meminta semua pegawai dan asistennya yang menemani dia untuk keluar sebentar, sehingga hanya ada mereka bertiga di dalam ruang rapat.

Francine langsung membuka halaman berisi daftar persyaratan yang diajukan Jonathan. Betapa kagetnya dia ketika melihat daftar acara yang harus dia hadiri.

"Apa-apaan ini?" seru Francine sambil membanting salinan kontrak yang baru saja dia baca. Isabel yang terkejut melihat reaksi Francine segera berdiri dan mencoba menenangkan Francine.

"Tenang, semua bisa dibicarakan," bujuk Isabel sambil membelai lengan Francine.

"Apa yang bisa dibicarakan? Sekarang bapak CEO tolong jelaskan. Mengapa saya harus mendampingi anda menghadiri perayaan ulang tahun komisaris Dantex?" tanya Francine sambil menunjuk Jonathan.

"Apa hubungannya dengan Showtime? Itu kan acara internal kalian!" keluh Francine dengan suara tinggi. Isabel segera membaca syarat yang diajukan CEO Dantex. Dia sendiri kaget melihat daftar yang diberikan.

Melihat kepribadian Francine yang anti sosial, maka ini memang sangat berlebihan. Jonathan membuat daftar acara yang tidak masuk akal untuk Francine hadiri. Lagipula, banyak acara yang tidak berhubungan dengan Showtime seperti kata Francine tadi.

"Saya rasa ada beberapa acara yang bisa kita bicarakan lagi Pak Jonathan," pinta Isabel dengan sopan lalu menarik tangan Francine agar dia duduk. Francine menurut dan langsung duduk dengan wajah tertekuk karena marah.

"Oke, saya terbuka untuk diskusi. Tapi tidak dengan emosi negatif," jawab Jonathan sambil melirik Francine.

"Saya begini karena anda keterlaluan. Saya hanya akan datang untuk acara yang berhubungan dengan Showtime dan bukan acara pribadi anda. Apa anda mau membuat saya menjadi asisten anda?" bentak Francine yang tidak tahan melihat wajah Jonathan yang tersenyum nakal dan tidak merasa bersalah.

"Tidak ada acara pribadi disana. Kalau acara pribadi, saya akan meminta anda menemani saya berbelanja, liburan atau menemani saya tidur," jawab Jonathan dengan santai.

"Anda ...!" seru Francine kehabisan kata-kata.

Jonathan malah tertawa senang melihat Francine kesal dan tidak tahu harus berkata apa kepadanya.

Isabel hanya memandangi kedua orang yang sedang berdebat itu dalam diam.

'Sebenarnya kedua orang ini cocok juga menjadi sepasang kekasih, sama-sama keras kepala.'

"Isabel, diam!" seru Francine, membuat Jonathan dan Isabel kaget.

"Kenapa memyuruh aku diam? Aku tidak bilang apa-apa," jawab Isabel heran. Francine baru menyadari dia mendengarkan Isabel berbicara dalam hati.

"Maksudku, diamkan laki-laki ini. Aku tidak mau mengikuti syaratnya," ucap Francine mengkoreksi kesalahannya.

"Silakan kalian bicarakan berdua, aku butuh udara segar," lanjut Francine lalu segera meninggalkan ruang rapat. Dia berjalan cepat ke ruangannya, tanpa mempedulikan siapapun.

"Maaf Pak Jonathan, Francine itu tidak menyukai pertemuan-pertemuan sosial. Dia adalah seorang penyendiri. Jadi, saya mohon, kalau bisa bantulah kami tanpa memberikan syarat seberat ini," mohon Isabel dengan wajah memelas seperti biasanya.

"Kenapa dia tidak menyukai pertemuan?" tanya Jonathan tanpa mempedulikan permintaan Isabel.

"Saya juga tidak tahu. Tapi supaya bapak tahu, tidak satupun acara Showtime yang pernah dia hadiri. Makan malam bersama seluruh staf, ulang tahun perusahaan, rekreasi kantor bahkan dia tidak pernah makan siang dengan pegawai lain. Jadi menghadiri acara sebanyak ini, pasti akan menjadi tekanan bagi dia." Isabel menjelaskan dengan nada suara kasihan dan sedikit akting agar Jonathan tergugah.

"Baik, saya rasa bisa saja kita mencoret beberapa acara yang saya tulis disini. Mari kita cek." Jonathan mengambil salinan kontrak dan membuka bagian persyaratan.

"Kita bisa coret nomor satu sampai empat, enam, delapan sampai sebelas, tiga belas, enam belas sampai dua puluh, dua puluh dua sampai dua puluh empat, dua puluh enam, dua puluh sembilan dan terakhir tiga puluh delapan. Jadi total pertemuan yang saya coret ada 21 pertemuan dan dia hanya perlu menghadiri 19 pertemuan," ucap Jonathan yang diikuti anggukan kepala Isabel, meskipun dia kebingungan.

Jonathan malah mencoret semua acara yang berhubungan dengan Showtime dan membuat Francine menghadiri semua acara internal Dantex.

"Untuk acara yang saya coret, silakan kirim orang lain," lanjut Jonathan. Isabel masih menganggukkan kepalanya meski dalam hati merasa aneh. Tanpa diberitahupun Isabel memang harus mengirimkan perwakilan Showtime di acara-acara yang dicoret oleh Jonathan karena semuanya berhubungan dengan Showtime.

"Baik Pak, kalau begitu boleh saya permisi sebentar? Saya mau memberitahu Francine perubahan ini." Jonathan menganggukkan kepalanya lalu Isabel segera keluar dan sedikit berlari ke ruangan Francine.

"Tidak mau!" seru Francine keras kepala.

"Apa menurutmu masuk akal? Dia malah mencoret semua acara yang berhubungan dengan Showtime Isabel." Francine semakin kesal setelah melihat daftar yang baru.

"Aku rasa dia sengaja mencoret yang berhubungan dengan Showtime, karena aku bisa mengirim orang lain kesana. Tapi kalau acara internal Dantex, tidak mungkin kita mengirim orang," jelas Isabel.

"Lalu untuk apa aku kesana? Ada apa sih dengan laki-laki itu?"

"Mungkin dia menyukaimu," tebak Isabel asal.

"Omong kosong, sejak hari pertama dia sudah bersikap dingin. Setelah itu, dia bersikap kasar kepadaku. Apa begitu sikap pria dewasa menyukai perempuan? Kalau dia anak taman kanak-kanak mungkin saja, karena mereka belum tahu cara mengekspresikan diri. Tapi pria setua itu? Aku rasa sebaliknya. Karena dia tidak menyukaiku, maka dia sengaja ingin menyiksaku," komentar Francine dengan kesal. Isabel setuju dengan pendapat Francine, satu-satunya hal yang mengganggu Isabel adalah alasan dibaliknya.

"Menurutmu, mengapa dia tidak menyukaimu, sampai ingin menyiksamu?"

"Entah, mungkin memang dia psikopat? Atau dia memiliki gangguan jiwa?" jawab Francine sinis. Isabel merinding mendengar jawaban Francine.

"Tapi bagaimana kelanjutan perusahaan ini kalau ini kalau kontrak kita batalkan. Sebenarnya ... Jonathan juga menawarkan sesuatu kalau kita setuju dengan syarat ini," sahut Isabel ragu-ragu.

"Menawarkan apa?" tanya Francine curiga.

"Investasi. Dantex akan berinvestasi di Showtime. Kamu tahu betapa besarnya perubahan yang akan terjadi pada keuangan perusahaan kita, kalau Dantex berinvestasi," jelas Isabel dengan akting wajah sendu seperti biasanya demi meluluhkan hati Francine.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel