Bagian 5
Mantel hitam yang dikenakannya membuat angin musim dingin bertiup enggan menghampirinya. Mata keemasan itu memandang sekelilingnya dengan tajam karena sudah lima menit Veila meninggalkannya seorang diri. Wanitanya itu meminta izin untuk pamit ke toilet disaat mereka sedang asik-asiknya berjalan berdua. Bahkan, dari gelagatnya saja, Keyond tahu bahwa ada yang Veila sembunyikan darinya.
Berjalan gontai sambil memasukkan kedua tangan ke dalam mantel hitam panjangnya, tiba-tiba saja sosok tubuh mungil menabraknya. Tampak jelas wanita itu terpaku menatapnya terpesona.
Ck... Semua wanita sama saja! Keyond berdecak hendak melepaskan diri sebelum tiba-tiba bibirnya disentuh oleh wanita itu.
Matanya seketika membelalak lebar. Ciuman kaku dari wanita itu membuat Keyond tersenyum sinis. Wanita payah dan tidak tahu malu. Gumamnya sebelum dengan kuat ia mencengkram kedua lengan wanita itu dan melepaskan ciuman yang terasa menjijikkan.
"Ups, sorry sir. Aku hanya ingin memastikan sesuatu," gumamnya yang membuat Keyond mendorong kuat wanita itu hingga terhuyung ke belakang.
Ia menaikkan sebelah alisnya saat melihat sosok Kenan yang menangkap sigap wanita yang telah mencuri ciumannya. Sialan! Apa ini wanita Kenan?
"Apa kau selalu menyusahkanku?" gumam Kenan tidak suka.
Keyond menatap wanita itu dengan mengejek sebelum memberikan tatapan tajamnya pada Kenan untuk segera membawa wanitanya pergi. Saat keduanya menjauh, Keyond berbalik dan ia melihat Veila yang berdiri terpaku tak jauh darinya.
Sial! Veila pasti melihat wanita itu menciumnya!
Keyond melangkah mendekati Veila yang kini tersenyum hangat padanya. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah Veila yang sama sekali tidak menuntut penjelasan dari ciuman yang tak sengaja dilakukannya.
"Kau sudah lama disini?"
Veila mengangguk pelan. Ia tahu dan jelas merasa sakit saat melihat ciuman itu terjadi. Namun, Veila tak ingin membiarkan rasa sakit itu menodai kebahagiaannya hari ini. Hanya hari ini Keyond mengajaknya jalan-jalan dan bersenang-senang. Veila tidak tahu kapan lagi pria itu membawanya kemari.
"Ciuman tadi...," gumam Keyond yang langsung di sela oleh Veila. Wanita itu tersenyum manis lantas menggenggam lengan Keyond.
"Tidak apa-apa. Aku mengerti," sahutnya pelan. Tentu saja ia mengerti bagaimana para wanita mengharapkan berada di posisinya. Walau Veila sendiri tak ingin berada di posisi ini. Posisi yang membuatnya merasa serba salah.
"V," panggil Keyond pelan, menahan langkah wanita itu yang hendak berjalan.
Veila menaikkan sebelah alisnya, "Ada apa?" tanyanya lembut dengan nada halus.
"Aku ingin kau menghapus jejaknya." Keyond menatap Veila lekat. Memegang kedua bahu Veila erat. "Aku ingin kau menciumku untuk menghapus jejak wanita itu."
Dalam hati, Veila tersenyum miris. Dia selalu menjadi bagian dessert setelah Keyond menghabiskan waktunya bersama wanita lain. Seperti di malam weekend, Keyond akan selalu menidurinya setelah ia meniduri wanita lain.
Apakah hidupnya hanya akan terus menjadi penutup tanpa bisa menjadi awal dari kehidupan laki-laki itu?
Sebelum sempat berpikir lebih jauh, tiba-tiba saja bibirnya sudah dibungkam rapat oleh bibir dingin yang selalu memabukkannya. Membuatnya hilang kendali walau hanya sesaat. Air matanya seketika turun begitu saja dan bertanya pilu dalam hati,
Siapa aku bagimu, K?
•••
Veila menatap ponselnya berulang kali saat ia melihat sosok yang begitu familiar wajahnya. Kepergiannya ke central hari ini membuat Veila benar-benar merasa tidak nyaman. Untung saja Keyond sebelumnya percaya jika Veila berniat ke toilet karena jika tidak, Keyond pasti akan memarahinya karena sudah membohongi laki-laki itu.
Ia memperbesar layar ponsel dan menatap foto seseorang yang ia ikuti diam-diam sebelumnya. Tidak terlalu jelas, namun wajahnya saja sudah cukup bagi Veila. Ketika di pintu membuat Veila segera menyimpan ponselnya di balik bantal.
Ia berseru pelan, "Masuk,"
Zia masuk ke dalam kamarnya sambil mengantar nampan makanan. "Tuan Keyond menyuruhku untuk memberikan buah-buahan ini padamu, Vei."
"Dia belum pergi?" Karena setahu Veila, Keyond malam ini akan pergi untuk mengirim barang. Dia bahkan tidak tahu barang apa yang dikirim untuk seseorang, namun Veila jelas melihat ada yang aneh dengan kotak itu.
Di kotak yang besarnya 60cm x 60cm itu terdapat simbol danger ☠. Veila bahkan bertanya dalam hati apa yang yang sudah Keyond perbuat karena pernah sekali ia melihat penasaran isi kotak yang selalu Keyond letakkan di atas meja bawah sebelum diberikan kepada Corrie, tangan kanannya. Dan isi tersebut membuat perut Veila mual karena ia melihat sepasang tangan dan kaki yang buntung sebelum dikirimkan untuk seseorang. Dan semenjak saat itu, Veila tidak berani lagi membuka apapun yang ada di dalam kotak tersebut. Kotak yang membuatnya berhenti makan hingga berhari-hari.
"Belum, Vei. Dia memastikan agar kau makan terlebih dahulu sebelum pergi."
Veila mengangguk lantas turun dari ranjang. Ia akan menyusul Keyond dan bertanya berapa hari laki-laki itu akan pergi karena Veila ingin melakukan sesuatu selama Keyond pergi.
"Kau mau kemana?" seru Zia kala ia lihat Veila yang berlari ke luar kamar.
"Menemui Keyond. Tunggu saja disini. Aku tidak lama," gumamnya sebelum menghilang dibalik pintu.
•••
"Corrie, aku ingin kau mengirimkan paket ini langsung pada alamat yang sudah aku kirim melalui emailmu. Kotak ini harus sampai tepat waktu."
Corrie mengangguk mengerti dan segera mengangkat paket tersebut. Lalu, beranjak keluar dari mansion kediaman Elgevint.
Setelah kepergian Corrie, Keyond mengetikkan beberapa pesan kepada seseorang yang selalu menyusahkannya.
To : Mr. X
Kepala Cregwald sedang dalam perjalanan ke rumahmu. Bersiaplah untuk dihantuinya!
Mengirimkan pesan tersebut, Keyond meraih jaket kulit dan memakainya. Ia mengambil kunci mobil karena hendak menemui seseorang yang pernah menjadi sahabatnya dulu.
"Kau ingin pergi?"
Suara lembut itu membuat Keyond menoleh. Ia menaikkan sebelah alisnya dan memperhatikan penampilan Veila yang selalu terlihat seksi di matanya. "Apa kau sudah makan?" tanyanya balik menghiraukan pertanyaan wanitanya.
"Berapa lama kau pergi?"
Melihat Veila yang kembali bertanya tanpa menjawab, matanya seketika menyipit, "V, kenapa? Ada apa?" Keyond melangkah mendekat. Ia mengelus lembut kepala Veila yang kini menengadah menatapnya. "Kau tidak ingin aku pergi, hm?"
"B-bukan seperti itu." Sialan! Veila justru gugup di tatap dengan teduh seperti ini. "Aku... Aku hanya ingin tahu."
"Tidak biasanya kau ingin tahu kemana aku pergi."
Mata bening Veila menatap Keyond sendu, "Apakah tidak boleh aku tahu?"
Melihat tatapan Veila yang menggemaskan, membuat Keyond segera mendorong tubuh Veila hingga terbaring di atas sofa. Menindih tubuh mungil itu dan menumpu badannya dengan kedua lengannya. Menatap Veila penuh dengan gairah yang terpendam. "Kau boleh mengetahuinya, tapi, setelah kita bercinta."
Dan setelahnya, Keyond mengecup dahi Veila sebelum turun pada kedua mata cantik itu. Lalu, bibirnya kembali menyusuri pipi Veila dan berakhir di bibir merah muda tersebut. Ia melumat lembut bibir Veila, memberikan kesan intim yang memabukkan. Membuat Veila tidak akan pernah melupakan percintaannya dengan Keyond.
Keyond menaruh sedikit kissmark dibagian leher jenjang itu. Sebelum menggendong Veila ala bridal dan membawanya ke kamarnya. Ia tidak akan membiarkan para bodyguard maupun pelayan melihat tubuh Veila yang hanya diketahui dan dimiliki olehnya. Pria itu melepaskan jaketnya sebelum membantu Veila melepaskan pakaiannya. Ia menatap wajah Veila yang terlihat menggoda dan bergumam pelan,
"Aku ingin kau yang memimpin, V."
Mata Veila melebar seketika. "T-tapi-"
"Aku tidak menerima penolakan atau kau tidak akan pernah tahu aku kemana."
Veila mengangguk kemudian Keyond menyingkir dari tubuh wanitanya. Ia berbaring terlentang. Membiarkan Veila dengan tangan bergetar melepas pakaiannya satu persatu. Seketika tubuh Veila terangkat hingga menduduki perut laki-laki itu. Dengan cepat Veila menutupi payudaranya.
Keyond memilih bersandar di headboard ranjangnya. Ia melepas kedua tangan Veila yang menangkup dada wanita itu mengecup setiap sisi dada Veila yang putih tersebut. Membiarkan Veila mendesah di setiap kecupannya.
Tangan lentiknya bahkan sudah meraih rambut belakang Keyond lalu menggenggamnya erat. "Keyond," desahnya pelan membuat Keyond berhenti seketika.
"Pimpin, V," ujarnya sambil mengulum cuping telinga Veila. "Aku ingin lihat seberapa banyak pelajaran yang kau ambil selama kita bercinta," bisiknya sebelum kedua tangan kokoh Keyond mengangkat pinggang Veila lalu mendudukkan wanita itu tepat pada juniornya.
Seketika Veila memekik, merasakan nyeri bagian intinya sebelum menatap Keyond yang tersenyum miring dan berujar dengan kurang ajar. "Gerak, V... Dengan begitu permainan ini akan cepat selesai." Dan perlahan, Veila menggerakkan tubuhnya yang mampu membuat Keyond mendesah pelan, merasakan betapa nikmatnya ketika merasakan miliknya terpijat lembut oleh kewanitaan milik Veila.
Kuharap, kau segera hamil, V. Gumam Keyond dalam hati sambil terus menatap Veila lembut. Agar kau selalu berada disisiku. Lanjutnya tanpa mampu Veila dengar.