Bab 5
Gw masih menikmati suasana ini. Bertelanjang badan di atas kasur bersama Bu Lena dan Bu Nisa. Setelah mereka berdua saling menikmati satu sama lain, Gw hanya bisa menyaksikannya sambil menunggu reaksi dari jamu yang telah dibuatkan Bu Lena.
“Enak ya kalo kita bisa begini terus.” ucap Bu Nisa.
“Kasian Jakanya dong, ngelayanin kita terus. Hahaha.” jawab Bu Lena.
“Gapapa, biar dia kita kurung aja jadiin budak, Bu.”
“Ide bagus. Biar tiap hari kita entotin terus ya.” ucap Bu Lena.
“Tiap hari, sampe bukan air mani lagi yang keluar.” kata Bu Nisa.
“Terus apa dong?” tanya Bu Lena.
“Angin. Hahahaha.” jawabnya lalu tertawa.
“Psikopat ya kalian.” ucap Gw.
“Kan kami sayang kamu, Jak. Utuq utuq utuq.” jawab Bu Nisa sambil menyuguhkan toketnya kepada Gw.
*Slurrpp slupp sluppp
Langsung saja Gw menyedoti toketnya yang masih kencang itu.
Tangan Bu Lena meraih tangan Gw lalu di arahkannya ke memek Bu Nisa, juga memeknya. Gw memainkan memek mereka berdua sambil menyusu kepada Bu Nisa. Bu Lena tak tinggal diam, dia jilatinya puting Gw seperti hal yang Gw lakukan ke Bu Nisa.
“Lucu banget ihh punya anak kayak kamu.” ucap Bu Nisa sambil mengusap-usap kepala Gw.
*Slurpp slurppp slurppp
Suara jilatan Gw dan Bu Lena terdengar beriringan.
“Udah, Jak. Biar aku aja yang jilatin kamu supaya cepet bangunnya.” ucap Bu Nisa.
Lalu Bu Nisa melakukan hal seperti yang dilakukan Bu Lena. Bu Nisa kini menurunkan kepalanya agar bisa menjilati puting Gw. Tangannya mengocok kontol Gw dengan lembut. Tangan Bu Lena pun juga ikut mengelus-elus buah zakar Gw.
Dan benar saya. Setelah menghadapi jilatan demi jilatan dari Bu Lena dan Bu Nisa, kontol Gw pun terasa setengah berdiri.
“Ihh, udah berdiri dikit Bu.” ucap Bu Nisa.
“Syukur deh, berarti sebentar lagi.” kata Bu Lena.
“Ohh iya, aku inget. Jaka kan paling suka kalo putingnya dijilatin. Pantes ajaa. Hahaha.” ucap Bu Nisa.
*Slurpp slurppp slurppp
Kini mereka semakin liar menjilati puting Gw. Dada Gw pun sekarang sudah sangat basah terkena air liur mereka.
Semakin liar mereka menjilati puting Gw, semakin tegang kontol Gw dibuatnya.
“Woahh, Jaka udah kerasss.” seru Bu Nisa yang tangannya masih mengocok kontol Gw.
“Belum itu, Nis. Jamunya juga bikin lebih besar kontol yang minum. Jadi ini belum finalnya.” ucap Bu Lena.
“Iyakah? Wahh, punya Jaka bisa making gedee. Hii merinding saya.” kata Bu Nisa.
“Tapi ada minusnya, Nis.” ucap Bu Lena.
“Apa tuh?”
“Jaka bakal ngerasa kepanasan dan pengen ngentot terus.” jawab Bu Lena.
“Bagus doong.” kata Bu Nisa.
“Ya kalo kitanya udah capek gimana?” tanya Bu Lena.
“Oh iya juga yaa. Tapi demi Jaka biarin dehh. Mau berapa kali pun aku ladenin.”
Lalu mereka kembali menjilati puting Gw. Bu Nisa beberapa kali meludahkan tangannya agar licin saat mengocok kontol Gw.
“Bu. Kontol saya panas, Bu.” ucap Gw yang merasakan hawa panas di kontol Gw.
“Nis, sepongin Jaka.” suruh Bu Lena.
Kini Bu Nisa memposisikan tubuhnya agar bisa menyepong Gw. Dimasukkannya perlahan kontol Gw dalam mulutnya.
“Kebiasaan deh Jaka kalo abis ngentot cepet belom di cuci dulu kontolnya.” ucap Bu Nisa.
Memang tadi setelah ngentot dengan Bu Ros, Gw lupa untuk mencuci kontol Gw. Dan belum saja Gw mencucinya di rumah Bu Lena, mereka sudah menyuruh Gw meminum jamu.
“Tadi ibu enggak ngomong apa-apa waktu nyepong saya di depan TV.” kata Gw.
“Baunya baru kerasa sekarang.” jawab dia.
*Glock glockk glockkk
Bu Nisa membenamkan kontol Gw mentok menyentuh tenggorokannya.
“Gede ini, Bu.” ucap Bu Nisa ke Bu Lena.
“Aku dulu yang main ya. Biar nanti keluar di kamu.” ucap Bu Lena ke Bu Nisa.
Bu Nisa kini meranjak dari tempatnya. Menuju ke arah Gw lalu disikatnya mulut Gw. Bu Lena bangun lalu berjongkok di atas tubuh Gw. Diarahkannya memeknya tepat di kontol Gw lalu di masukkannya kontol Gw ke dalam memek Bu Lena.
*Blessss
“Ohhhhkkk, lebih gede sekarang punya Jaka.” ucap Bu Lena.
Bu Lena menaik-turunkan pinggulnya. Bu Nisa hanya bisa menjilati puting Gw seperti di awal.
“Aahhh, enakk Jaaakkk.” racau Bu Lena.
“Uhhhhkk. Kontol saya udah enakan, Bu. Udah enggak panas kayak tadi.”
“Kalo lagi ngentot emang enggak berasa. Makanya itu yang bikin kamu nanti jadi mau ngentot terus.” jelas Bu Lena sambil menggoyangkan pinggulnya.
*Slop slop slop
“Uhhhh, aaaahhhhh. Mmmhhhhh.” desah Bu Lena yang sedang menikmati kontol Gw dari atas.
“Jak, kamu jilatin memek aku ya.” ucap Bu Nisa.
Bu Nisa kini bangun agar Gw bisa menjilati memeknya disaat Bu Lena sedang menikmati kontol Gw.
*Slurpp slurpppp
Gw menikmati memek Bu Nisa yang disodorkannya. Bu Nisa pun juga ikut andil dengan cara menjilati leher Bu Lena.
“Aahhhhhh, Niissssss. Eeannaaakkkkkhhh.” desah Bu Lena semakin keras.
“Uhhh uhhh uhhh,, sshhhhhhh.” Bu Lena semakin terbuai menikmati kontol Gw yang sekarang berada di memeknya.
“Aahhh, Nissss. Jilatin toket aku, Nis. Aku mau nyampeeee.” racaunya.
Dan benar saja, tak lama setelah itu Bu Lena menggelinjang keenakan hingga terasa didalam memeknya sudah sangat banjir.
“Huaahhhh. Enak bangettt, Jakkk.”
“Gantian yaaa.” kata Bu Nisa.
Lalu Bu Nisa meraih lengan Gw agar Gw bangun dan mengentotinya dengan posisi misionaris.
Bu Nisa merebahkan tubuhnya. Dia melebarkan pahanya agar Gw sodok memeknya dengan kontol Gw.
*Blessss
Dengan mudahnya kontol Gw terbenam didalamnya. Gw pun memulai aksi Gw dengan menggerakkan pinggul Gw.
“Aahhhh, bener Buu. Lebih gede sekarang punya Jakaaaa. Aaahhhhhh.” racau Bu Nisa.
*Plokk plokk plokkk
“Memek ibu sekarang berasa rapet.” ucap Gw.
“Kharena kontol kamuhhhh, Jakkk.”
Melihat toketnya yang bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan pinggul Gw, Gw nikmati toket istri orang itu yang sedang menikmati hantaman kontol Gw.
“Aaahhhhhh. Enhhaakkk Jaaaakk.”
Setelah beberapa menit Gw memompa kontol Gw di dalam memek Bu Nisa, keluarlah calon anak itu di dalam rahimnya.
*Croottt crottt crottttt
“Ahhh. Angett banget Jakkk.”
Selesai sudah aktivitas seksual kami itu.
*Brakkk
Gw merebahkan diri di samping Bu Nisa.
“Masih berdiri tau, Jak.” ucap Bu Lena.
Aahhh, bangsattt. Ternyata kontol Gw masih menginginkan memek lagi.
“Kapan rapihnya ini, Bu.” tanya Gw.
“Nanti malem. Hahahaha.”
“Sekarang jam berapa?”
“Jam 4.” jawab Bu Nisa.
Gila. Kalo begini sih namanya Gw yang dikerjain oleh mereka.
Kontol Gw pun bergantian dinikmatinya oleh mereka. Hingga jam 7 malam, aset berharga Gw itu sudah mengeluarkan 4 kali sperma di dalam memek, di perut, di wajah, lalu ada yang di telan oleh Bu Lena.
Mereka pun juga merasakan hal yang sama. Bu Lena telah merasakan orgasme dari kontol Gw sebanyak 7 kali dan Bu Nisa sebanyak 10 kali. Tetapi mereka bergantian masih saja bisa mengimbangi permainan Gw ini. Sampai
“Ahhh, Jakkk. Capek banget akuuuu.” ucap Bu Lena yang sedang Gw sodok sambil berdiri bersandar tembok dengan kaki terangkat satu.
“Nanggung, Bu. Dikit lagi keluar.” ucap Gw.
“Ugghhhhh. Nyesel saya ngasih jamu ituu. Aaahhhh.” racaunya.
“Rasainnn, emang enakkk.” ucap Gw.
“Uhhh, Bu. Mau keluar.” kata Gw yang akan mengeluarkan peju Gw untuk yang ke delapan kali.
“Iyaa, ahhhh. Cepetan keluarin.”
*Crott
Bersambung