Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

“Kan kemarin waktu Bu Nisa sama Bu Nia belanja, saya ngobrol sama Bu Ros nanya tentang pertanyaan yang di grup itu.” jelas Gw.

“Nah abis itu, Bu Ros bilang ketagihan sama kontol saya. Tapi saya enggak enak sama Bang Sani kalo make kamarnya lagi. Akhirnya kami main waktu tadi kita lagi di apartemen B Nia. Di sebelahnya ada apartemen kosong bekas saudaranya Bu Nia jadi kami pake.” lanjut Gw.

“Tuh kan feeling saya bener. Untung aja saya udah siapin. Tuh Jak minum jamu di dapur. Udah saya bikinin khusus buat kamu.” ucap Bu Lena.

“Jamu apa, Bu?” tanya Gw sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil jamu khusus buatan Bu Lena.

“Jamu kuat, Jak. Biar kita bisa main sampai pagi.”

“Baunya kok enggak enak, Bu.” kata Gw sambil membawa segelas jamu itu ke depan TV tempat Bu Lena dan Bu Nisa berada.

“Bau sama rasanya emang enggak enak. Tapi efeknyaaa.” ucap Bu Lena.

“Kenapa Bu efeknya?” tanya Gw.

“Coba aja kamu minum dulu.”

*Glekk glekk glekk

Gw meminum jamu itu sambil menjepit hidung.

“Pait bangettt. Amiss. Sepett.” ucap Gw.

“Enggak ada manisannya, Bu?” tanya Gw ke Bu Lena.

“Nihh.” ucap Bu Nisa yang mengangkat baju dan BH nya sehingga menampakkan sebelah toketnya.

“Hahahaha. Bu Lena hanya bisa tertawa melihat tingkah Bu Nisa.

“Enggak enak beneran iniii.” ucap Gw lalu berlari menuju kulkas untuk mencari minuman.

“Itu jamu bikinan kamu, Bu?” tanya Bu Nisa ke Bu Lena.

“Iya, aku dulu pernah diajarin bikin jamu-jamuan buat suami saya. Tapi enggak ada hasil, padahal kalo ke orang normal efeknya bagus banget.” jawabnya.

“Udah ngaceng, Jak?” tanya Bu Nisa ke Gw.

“Belom ini.” jawab Gw lalu duduk di sofa bersama Bu Nisa dan Bu Lena.

“Ya belom lah. Efeknya nanti muncul setelah dua jam minum jamunya.” ucap Bu Lena.

“Kok lama banget, Bu?” tanya Bu Nisa.

“Iya, emang. Tapi nanti daya tahan efeknya juga lama. Seharian bisa. Makanya aku liburin semua orang di rumah ini.” jelas Bu Lena.

Bu Nisa lalu membuka pakaiannya satu persatu hingga telanjang sepenuhnya.

“Ngaceng gak, Jak?” tanya Bu Nisa sambil memainkan toketnya.

“Belum, Bu.” jawab Gw.

“Coba Bu Lena telanjang juga.” suruh Bu Nisa.

Bu Lena pun bangun lalu ikut membuka seluruh pakaiannya satu persatu hingga ikut bertelanjang juga seperti halnya Bu Nisa.

“Kamu buka juga dong, Jak.” suruh Bu Nisa.

Gw pun mengikuti perintah Bu Nisa lalu setelah kami bertiga telah bertelanjang badan. Kami hanya duduk terdiam menikmati suasana itu.

“Enak gak main sama Bu Ros, Jak?” tanya Bu Lena.

“Hahaha. Parah tadi mainnya beringas.” seru Gw.

“Enakan mana mainnya ama saya?” tanya Bu Lena.

“Semua orang ada kelebihannya masing-masing kok, Bu.” jawab Gw lalu merebahkan tubuh Gw ke pangkuan Bu Lena.

“Tapi saya tetep suka yang ini.” lanjut Gw sambil meremas toket Bu Lena.

“Apalagi ini.” tambah Gw sambil menyentuh toket Bu Nisa dengan kaki Gw.

“Ihh kok enggak bangun-bangun sih.” ucap Bu Nisa yang lalu menjilati kontol Gw.

“Sabar, Nis. Butuh kesabaran untuk mendapatkan kepuasan.” kata Bu Lena.

Bu Nisa menjilati kontol Gw yang masih layu itu. Dimainkannya seperti sebuah permen batangan di dalam mulutnya.

Gw pun mencoba untuk menyusu kepada Bu Lena. Dan Bu Lena memeluk Gw seperti menggendong seorang bayi besar.

“Sinta pasti cemburu nih kalo ngeliat kita. Hahahaha.” ucap Bu Lena.

“Ehh, iya. Sekalian foto-foto yuk.” kata Bu Nisa menghentikan permainannya pada kontol Gw.

Bu Nisa lalu mengambil HP nya dan memotret Gw yang sedang menyusu kepada Bu Lena.

“Bu, kita main berdua yuk.” ajak Bu Nisa kepada Bu Lena untuk bermain F&F berdua menunggu syahwat Gw yang masih layu.

“Ayuk, kita pindah ke kamar aja sekalian.” ucapnya.

Lalu kami pindah ke kamar Bu Lena yang cukup besar. Tak lupa kami membawa pakaian masing-masing yang telah kami lepaskan tadi.

“Kamu rebahan aja dulu, Jak. Ngeliatin kita main.” suruh Bu Lena.

Gw pun naik ke atas kasur, diikuti Bu Lena dan Bu Nisa. Gw ambil bantal agar bisa nyaman dengan posisi yang pas untuk menonton permainan mereka berdua.

Bu Nisa lalu memegang pundak Bu Lena, lalu diciumnya bibir Bu Lena yang masih berlapis lipstik itu. Bu Lena tidak tinggal diam, dia raih toket Bu Nisa lalu dimainkannya. Gw sambil menikmati tontonan itu hanya menyaksikan sambil beberapa kali mengambil foto untuk kenang-kenangan kami. Dan juga untuk membuat Kak Sinta cemburu.

“Kan yang terakhir kali dientotin Jaka itu aku, biar aku duluan yang bikin kamu puas, Nis.” ucap Bu Lena.

Kini Bu Lena menciumi leher Bu Nisa hingga Bu Nisa hanya bisa terdangak ke atas. Tangan Bu Lena mengelus-elus memek Bu Nisa yang tertutupi jembut tipis itu.

Kini ciuman dan jilatan diluncurkan Bu Lena sehingga terlihat leher Bu Nisa basah terkena air liur Bu Lena.

“Aaahhhh. Enak banget, Bu.” desah Bu Nisa.

Ciuman Bu Lena turun menuju kedua toket Bu Nisa. Bergantian kanan dan kiri dijilatinya hingga Bu Nisa hanya bisa terpejam sambil sesekali mengeluarkan desahan.

“Sshhhhh. Ahhhh. Enakk, Buuuu.”

Bu Lena mendorong pelan tubuh Bu Nisa agar tertidur dekat dengan Gw. Jilatannya kini bergerak menuju perut Bu Nisa lalu menuju pahanya. Dibukanya paha Bu Nisa lebar-lebar agar Bu Lena mudah untuk menjilati memeknya.

*Slurrpp slurrppp

Dijilatinya memek Bu Nisa sehingga Bu Nisa mendesah semakin keras di hadapan Gw sambil terpejam.

“Aahhhh, aahhhhh. Uhhhhh.” desahnya sambil meremas keras bed cover kasur yang kami gunakan.

“Enam sembilan aja, Bu.” saran Gw ke Bu Lena sehingga Bu Lena merubah posisinya.

Kini Bu Lena pindah agar memeknya bisa dijilati Bu Nisa. Bu Lena membokongi Gw sehingga Gw bisa melihat lubang memek juga lubang pantatnya.

Bu Nisa kini mulai menjilati memek Bu Lena sehingga membuat suasana di ruangan itu semakin panas. Tak lupa Gw memotret mereka yang sedang 69 itu untuk kenang-kenangan kami.

*Slurrpp slurrppp

Terlihat kini selain menjilati memek Bu Nisa, Bu Lena juga memasukkan jarinya ke memek Bu Nisa.

“Hmmmpp. Hmmpppp.” desah Bu Nisa yang tidak terdengar karena mulutnya penuh dengan memek Bu Lena.

*Slurp slurp slurp slurp slurp

Semakin cepat terdengar suara sedotan Bu Lena dalam memeknya Bu Nisa sehingga membuat Bu Nisa gelinjang keenakan.

“Aaahhh, Buuuuuu. Aku keluaaarrrr.” racau Bu Nisa menikmati orgasmenya.

Lalu Bu Lena menempatkan memeknya di mulut Bu Nisa agar kembali dijilatinya. Bu Nisa langsung menjilati memek Bu Lena agar Bu Lena juga merasakan kenikmatan yang baru saja Bu Nisa dapatkan.

Untuk membantunya, Gw basahkan telunjuk Gw dengan ludah Gw lalu menusukkannya ke anus Bu Lena.

“Aaahhhh.” desah Bu Lena.

*Slurp slurp slurp slurp slurp

Bu Nisa mempercepat jilatannya di memek Bu Lena seperti halnya yang dilakukan Bu Lena tadi. Gw pun juga semakin cepat mengeluar masukkan telunjuk Gw dalam anus Bu Lena. Lalu,

*Seeerrrrrr

Cairan orgasme Bu Lena mengucur membasahi wajah Bu Nisa.

*Brukkk

Tubuh Bu Lena tergeletak di samping tubuh telanjang Bu Nisa.

Gw pun mengikuti mereka dengan menempatkan tubuh bugil Gw diantara Bu Nisa dan Bu Lena. Melihat hal itu, Bu Lena bangun agar kepalanya berada sama dengan kepala Gw dan Bu Nisa.

Bu Nisa kini memeluk Gw begitu pun Bu Lena.

“Udah bangun, Jak?” tanya Bu Nisa.

“Belum. Orang baru sejam.” jawab Gw.

“Enak juga ya bertiga dan sebebas ini.” ucap Bu Lena yang tangannya mencoba menggapai Bu Nisa agar bisa dipeluknya.

“Udah kayak poligami. Hihihi.” saut Bu Nisa.

Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel