Bab 9 . Teman
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Ara sambil memeriksa seluruh tubuh Aranjo.
"Iya!" jawab Aranjo. Lalu bangkit dari tidurnya dan duduk di atas ranjang.
"Kapan dan bagaimana kamu kembali?" tanya Ara.
"Entahlah! Ah... mungkin berkat bantuan teman-teman baru saya!" lanjut Aranjo bersemangat.
"Teman?" tanya Ara, tidak yakin akan apa yang didengarnya.
"Burung kecil dan siluman dengan rambut berwarna abu-abu!" jelas Ara dengan antusias.
Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Aranjo, Ara yakin anak itu bermimpi. Tidak ada mahluk hidup di hutan kabut dan tidak ada satupun mahluk di alam langit dengan rambut berwarna abu-abu selain Kaisar. Ara tidak perduli bagaimana Aranjo bisa kembali ke Paviliun, yang penting saat ini Aranjo baik-baik saja. Ara yakin sepertinya Aranjo dilindungi oleh penjaga hutan kabut tersebut, tentu karena Aranjo anak yang baik.
"Jangan keluar dari Paviliun selama beberapa hari kedepan!" pesan Ara. Dirinya yakin Dewi Angin tidak berharap Aranjo kembali begitu cepat dan tanpa luka apapun. Dewa Malam tidak ada dikediaman tentu itu menjadi alasan bagi Dewi Angin berani mengirim Aranjo ke hutan kabut, tetapi Ara juga tidak yakin apakah Dewa Malam akan menghentikan tindakan istrinya.
Hari-hari terasa sangat lambat bagi Aranjo yang tidak diijinkan keluar dari Paviliun ini. Ara telah memasang batas di pintu Paviliun.
Aranjo yang merasa bosan duduk melamun di lantai Paviliun. Sayup-sayup Aranjo mendengar iringan musik yang meriah. Aranjo melompat berdiri dan berlari ke jendela memasang telinga. Sepertinya ada acara pernikahan dan Aranjo sangat ingin melihat keramaian itu.
Aranjo membuka jendela, Ara hanya menyegel pintu tidak jendela. Aranjo melompat keluar dari jendela Paviliun lalu berlari dan memanjat pohon di samping tembok tinggi yang mengelilingi kediaman Dewa Malam.
Aranjo melihat ke luar tembok dan seperti perkiraaannya ada rombongan iring-iringan yang membawa tandu pengantin. Aranjo memanjat tembok dan melompat keluar dari kediaman Dewa Malam. Aranjo sangat handal memanjat pohon dan melompat, kesehariannya selalu bermain memanjat pohon sendirian.
Aranjo mengikuti iring-iringan itu diam-diam dan iring-iringan itu berhenti di depan kediaman yang sangat megah, lebih megah dari kediaman utama Dewa Malam. Aranjo kembali memanjat pohon yang tumbuh di depan tembok kediaman mewah itu dan mengintip ke dalam.
Tandu mewah di letakkan di depan pintu utama dan ada yang masuk ke dalam kediaman itu. Tidak lama, pelayan yang masuk tadi keluar dengan wajah yang sangat gelap lalu membuka tirai tandu dan mengatakan sesuatu. Lalu tandu diangkat balik menuju gerbang keluar dan iring-iringan ikut keluar dari kediaman itu tanpa memainkan musik lagi. Apakah tidak jadi ada pesta pernikahan? Aranjo merasa sangat kecewa.
Di dalam kediaman itu, Dewa Archer, Sang Kaisar menatap keluar jendela melihat jelas Aranjo yang memanjat pohon dibalik dinding kediamannya dan mengintip ke dalam.
Walaupun Dewa Archer, Sang Kaisar terkenal sebagai Dewa tanpa perasaan atau Dewa berhati dingin hal itu tidak menutup niat para Dewi untuk berusaha melamarnya. Bahkan lamaran selalu disertai dengan pesta pernikahan, berjaga-jaga jika dirinya bersedia maka pesta pernikahan akan langsung dilaksanakan. Namun sampai saat ini tidak ada satupun yang berhasil dan semua lamaran ditolak secara halus oleh pelayannya dan itu sangat melelahkan.
Kaisar menggunakan kekuatan sihirnya untuk membuat ilusi seekor kupu-kupu berwarna cerah. Kupu-kupu itu terbang di sekitar Aranjo dan tentu sangat menarik perhatiannya. Aranjo mengejar kupu-kupu itu dan melompat masuk ke dalam kediaman mewah itu.
Aranjo berlari mengejar kupu-kupu itu yang terbang ke halaman belakang. Kupu-kupu itu masuk ke dalam salah satu ruangan yang ada di halaman belakang. Aranjo mengikuti kupu-kupu itu dan masuk ke dalam ruangan itu. Aranjo mencari sekeliling tetapi tidak menemukan kupu-kupu itu lagi. Aranjo melihat ke sekeliling ruangan dimana dirinya berada saat ini.
Ruangan ini adalah ruang baca yang penuh dengan gulungan-gulungan naskah yang tersusun rapi di lemari kayu yang tinggi.
"Kamu suka membaca?" tanya Dewa Archer yang masuk ke dalam ruang baca.
Aranjo melompat terkejut dan berbalik melihat asal suara yang sangat familiar.
"Teman...." seru Aranjo dan berlari menghampiri Kaisar.
"Kamu suka membaca?" tanya Kaisar kembali sambil menghindari Aranjo.
"Suka... Saya sangat suka membaca!" jawab Aranjo antusias.
Kaisar berjalan melewati Aranjo dan terus berjalan ke bagian belakang ruang baca. Aranjo mengikutinya dengan berlari menyamakan dengan langkahnya yang panjang.
Kaisar membuka pintu yang ada di bagian belakang ruang baca. Saat pintu terbuka, Aranjo mengintip dan melompat girang saat melihat apa yang ada dihadapannya.
Taman indah dengan kolam air hangat di tengah-tengah, sangat luas dan indah, pohon persik tumbuh banyak di halaman itu. Aranjo berlari mengelilingi taman itu lalu melepaskan sepatunya dan merendam kaki mungilnya ke dalam kolam air hangat itu.
Kaisar menghampirinya dan berkata "Kamu bisa datang kapan saja, silahkan baca semua buku yang ada di ruang baca dan berendam sesukamu!"
Aranjo menatap tidak percaya terhadap apa yang baru diucapkan siluman itu.
"Benarkah?" tanya Aranjo ingin memastikan ulang hal tersebut.
Kaisar tidak menjawabnya melainkan berbalik dan berjalan kembali ke ruang baca tadi. Kolam air hangat itu memiliki kemampuan untuk memulihkan tubuh dan sihir bagi yang berendam di dalamnya. Awalnya kolam ini hanya ada satu di alam langit dan itu berada di halaman kediaman Kaisar Langit, tidak semua Dewa atau Dewi dapat bebas berendam di sana. Dengan kekuatannya Kaisar memindahkan sebagian kolam itu ke halaman di kediamannya.
Aranjo memegang sepatunya dan berlari mengikuti siluman itu masuk kembali ke ruang baca.
Kaisar berhenti di depan meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah jam pasir menggunakan sihirnya. Aranjo sibuk memakai sepatunya kembali dan melihat jam pasir yang diletakkan siluman itu di atas meja.
"Ingat untuk membalikkan jam pasir ini saat kamu tiba dan pastikan kamu kembali ke tempatmu saat jam pasir ini habis!" ujar Kaisar sambil membalikkan jam pasir itu lalu berjalan meninggalkan ruang baca. Jam pasir itu memiliki kekuatan untuk memperlambat waktu dan setelah jam pasir itu habis maka kekuatannya juga sirna dan waktu kembali berjalan normal.
Aranjo menatap kepergian siluman itu untuk sesaat lalu memperhatikan jam pasir itu dan mengingat semua pesan siluman itu. Lalu Aranjo mulai memeriksa setiap gulungan naskah itu dan dirinya sangat senang semua naskah sangat berguna mulai dari ilmu sastra, ilmu pengobatan sampai dengan ilmu sihir.
Aranjo mengambil beberapa gulungan dan duduk di kursi meja baca lalu mulai membaca gulungan-gulungan itu. Banyak hal baru yang dipelajarinya dan itu memperluas pengetahuannya. Aranjo tidak lupa terus melihat ke arah jam pasir dan saat jam pasir habis, Aranjo segera berlari kembali ke Paviliun setelah merapikan kembali semuanya.
Saat kembali ke Paviliun, Aranjo memeriksa waktu dan dirinya hanya pergi selama setengah jam padahal waktu yang dihabiskan di ruang baca itu terasa sangat lama. Aranjo sungguh senang memiliki teman dengan kekuatan sihir yang hebat.