Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9

Bama mendesah kasar, ketika mengingat kondisi Rena yang sedang terluka. Hal itu juga tak bisa membuat Bama melampiaskan emosi nya. Alhasil, Bama terduduk di tepi ranjang sambil meraup wajah nya kasar.

"Maaf, aku tak bermaksud membentak mu." Rena mengangguk kecil sambil menatap wajah nya dari samping.

"Apa yang terjadi?" tanya Rena takut-takut.

"Tempat ini sudah terserang." jawab Bama dengan emosi yang mulai menenang. Rena kembali menunduk, dengan tatapan sedikit sendu.

"Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" tanya nya membuat Bama langsung menatap ke arah nya.

"Bersiaplah, kita akan keluar sekarang."

"Tapi-.."

"Percaya pada ku." seka nya, membuat Rena menatap dengan serius kemudian mengangguk pelan.

Bama menggenggam pisau nya, kemudian lekas berjalan menuju pintu. Ia membuka pintu yang terkunci itu secara perlahan sambil mengeluarkan kepala nya untuk memastikan keadaan. Tak ada siapapun di luar, sehingga membuat nya lekas menatap ke arah Rena yang baru saja turun dari ranjang nya.

"Ayo" Rena mengangguk pelan, kemudian menghampiri Bama dengan HT yang berada di dalam saku nya.

Rena berada di belakang tubuh Bama mengikuti langkah kaki Bama yang melangkah panjang, ia masih tampak tenang tetapi tiba-tiba saja ekspresi nya berubah ketika melihat 3 mayat zombie yang sudah terbaring di atas lantai.

"Ayo, cepat" ucap Bama yang sudah lebih dulu masuk kedalam lift.

Sebelum menekan tombol, Bama menghadap tubuh nya ke arah Rena sambil memberikan sebuah pistol milik nya ke tangan Rena.

"Kau bisa gunakan ini,"

"Aku tidak bisa,"

"Dengar! kau harus membantu ku mengawasi para zombie itu. Aku tak akan bisa melakukan nya seorang diri, kita harus bekerja sama." Rena menatap wajah nya dengan tatapan nanar, lantaran ia tak pernah sekalipun menggunakan benda seperti itu. Tetapi mau tak mau ia harus melakukan nya. Ia mengambil pistol itu, dengan tangan yang sedikit gemetar.

Bama lekas menekan tombol lift menuju lantai dasar, kemudian ia menghela nafas nya bersiap untuk menyerang para zombie tersebut. Tetapi, sesuatu tak terduga tiba-tiba terjadi. Seketika rumah sakit tersebut menjadi gelap gulita, dan lift mendadak berhenti akibat listrik yang telah padam.

Tang!!

Rena tampak panik, ketika mendengar sesuatu di. atas sana. Dan tiba-tiba saja lift tersebut terasa berguncang, sontak membuat Rena menyudut tetapi semakin membuat lift berguncang dan terasa sedikit terhempas kebawah.

"Jangan bergerak!" perintah Bama membuat Rena diam dengan kedua kaki yang mulai terasa bergetar dan jantung yang berdebar kuat.

"Aku akan memeriksa ke atas, jangan berpindah. Kau mengerti?" Rena mengangguk, menahan air mata ketakutan nya yang hampir menetes.

K-krrt

Bama menyoroti senter nya ke bagian atas, Rena melihat nya mendorong sesuatu hingga terbuka di atas sana. Lift itu terasa semakin menurun ketika Bama sedikit melompat dan keluar melalui lubang tersebut. Ia menyoroti seluruh bagian di atas nya, dan mendapati tali lift yang akan putus.

Bama memutar tubuh nya dan langsung melihat pintu lift yang berada di atas nya. Ia mengigit senter nya, kemudian berusaha membuka pintu lift tersebut dengan kedua tangan nya.

K-kkrtt

Kedua tangan nya tampak bergetar lantaran pintu tersebut cukup keras, tetapi perlahan-lahan terbuka dan ia hanya membuka nya setengah.

"Rena, ayo." ucap nya berjongkok, sambil mengulurkan tangan ke arah Rena.

"Kita ke atas sana?"

"Lift ini akan terjatuh, kita harus pergi. Cepat!"

Rena menyimpan pistol nya lalu melangkah secara perlahan dan langsung menggapai tangan Bama. Ia mengeluarkan tenaga nya untuk naik ke atas lift yang juga di tarik oleh Bama. Dengan sekejap, Rena sampai di atas lift namun tubuh nya masih gemetar ketakutan.

"Jangan takut, percaya pada ku." ucap Bama menenangkan nya.

Bama memutar tubuh nya kemudian lekas naik lebih dulu ke lantai 5 meninggal kan Rena yang masih menunggu nya di bawah. Setelah sampai di atas sana, Bama langsung memastikan keadaan dan tak ada satu pun zombie di tempat tersebut. Sontak, Bama kembali mengulurkan tangan nya ke pada Rena.

K.kkrrttt

Tali di atas sana semakin terdengar merenggang, entah berapa lama rumah sakit tersebut tak memeriksa keadaan lift hingga kondisi nya sudah sangat tidak layak.

"Ayo cepat!!" ucap Bama. Rena memegang tangan Bama, tetapi tiba-tiba saja lift tersebut menurun sehingga membuat nya bergelantung dengan satu tangan.

Spontan Rena berteriak ketakutan, kemudian menangis. Bama membuang senter nya dan langsung memegang Rena menggunakan kedua tangan nya. Ia menarik tubuh Rena dengan sekuat tenaga.

"Pegang tangan ku, jangan lepas kan!" ucap Bama, sambil mengerang mengeluarkan seluruh tenaga nya. Perlahan-lahan tubuh Rana mulai terangkat, ia lekas menggapai lantai tersebut dan ikut menarik tubuh nya ke atas.

K.krrtt

"Ayo sedikit lagi," ucap Bama

Tangg!!!

Tali itu akhir nya putus sehingga membuat lift terjatuh kebawah, dan terhempas dalam sekejap. Rena sudah berhasil naik, ia cepat-cepat menarik kedua kaki nya saat mesin katrol itu terjatuh dan hampir mengenai nya.

"Kau tak terluka kan?" tanya Bama memastikan, tetapi membuat Rena menangis gemetar dan langsung memeluk tubuh nya erat.

"Makasih.." ucap nya, membuat Bama terpaku. Ia merasakan detak jantung Rena yang berdebar kuat serta tubuh nya yang begitu dingin dan terasa gemetar. Sontak, Bama mengangguk sambil menepuk-nepuk pelan punggung Rena berupaya untuk menenangkan nya sebelum mereka keluar dan menghadapi para zombie.

Setelah cukup tenang, Bama lekas mengambil senter yang dilempar nya tadi kemudian kembali berdiri di hadapan Rena.

"Tetap di belakang ku," ucap nya, membuat Rena mengangguk cepat. Ia memegang pakaian Bama dari belakang dan mengikuti langkah Bama secara perlahan.

Suasana dingin nan mencekam membuat Rena menjadi was-was di tengah kegelapan. Ia hanya bisa melihat arah yang Bama sorot menggunakan senter nya. Sebuah tangga, menjadi pilihan terakhir untuk bisa keluar dari rumah sakit tersebut.

Bama melangkah dengan hati-hati, seraya memastikan keadaan tangga tersebut benar-benar aman. Di lantai 3, tampak 1 zombie yang sedang kebingungan. Sontak membuat Bama terhenti dan memberi perintah kepada Rena untuk tak membuat suara sedikit pun. Bama mematikan senter nya, sambil mengamati gerak-gerik zombie tersebut. Tampak nya, zombie itu tak bisa melihat di kegelapan, sehingga membuat Bama terdiam dengan rasa penasaran nya yang cukup besar.

Ia mencari-cari sesuatu dengan jeli Namun percuma, gelap nya keadaan tak bisa membuat nya melihat dengan jelas. Lagi pula, ia yakin tak ada benda apapun di tempat itu saat ini. Tetapi tetap kedua mata nya terus mencari-cari hingga akhir nya terhenti ketika ia menatap ke arah Rena. Tanpa meminta persetujuan, Bama langsung menarik kancing pada pakaian Rena hingga terlepas. Sontak membuat gadis itu mengernyit kebingungan.

"Apa yang kau lakukan?" bisik Rena,

Bama mengabaikan pertanyaan nya, kemudian menatap zombie itu kembali. Ia melempar kancing tersebut sehingga menimbulkan suara dan spontan zombie tersebut langsung menoleh ke bagian tengah tangga sambil melangkah tertatah menuju sumber suara.

Ternyata zombie itu rentan terhadap suara, Rena mulai mengerti. Setelah mendengar dan melihat samar sosok zombie yang dengan cepat merespon suara tersebut.

Zombie itu telah berdiri tepat di sisi kancing tersebut. Ia menghadap ke arah tembok dengan suara tersenggat-senggat seakan ada sesuatu yang mencekat kuat di leher nya. Bama menggenggam tangan Rena yang begitu dingin, kemudian menarik nya hendak melewati zombie itu dengan langkah tenang. Genggaman tangan mereka semakin mengerat, lantaran Rena merasa semakin ketakuan saat zombie itu berada tepat disisi kiri nya.

Gelap nya keadaan, hampir membuat Bama dan juga Rena tak bisa melihat. Mereka hanya bisa melihat samar sesosok bayangan zombie dan arah suara yang terdengar begitu jelas. Hal itu, membuat Bama berjalan menepi sambil terus memegang pembatas tangga. Tetapi, tanpa di sengaja tangan Rena menyentuh zombie tersebut sehingga membuat Bama lekas menarik tubuh Rena ketika ia mendengar zombie itu mengerang. Zombie itu sudah berbalik badan, tetapi ia masih tampak bingung ketika tak mendapatkan apapun. Bama lekas turun ke lantai 2 dan kembali menghidupkan senter nya.

Perjalanan mereka masih belum usai, dan kini mereka telah sampai di lantai dasar. Rena berada di belakang tubuh Bama yang sedang menghitung jumlah zombie di tempat tersebut. Bama juga melihat ke arah luar, yang sudah tampak kacau dan lebih banyak lagi zombie di luar sana. Jumlah mereka yang banyak, tentu saja tak bisa dihadapi seorang diri. Alhasil, Bama memutuskan untuk membuat strategi. Ia mengamati seluruh kondisi sambil memperhitungkan jarak menuju mobil nya.

Sebuah Banner kesehatan yang menegak panjang, tiang rumah sakit yang lebar, dan beberapa bangku panjang yang berada dekat dengan pintu masuk, bisa menjadi tempat persembunyian mereka seraya mengendap. Bama telah menyusun rencana, dan ia kembali menatap ke arah para zombie. Berkat cahaya dari luar, Bama dapat melihat mereka tanpa menggunakan senter dan kemungkinan para zombie tersebut juga dapat melihat mereka, itu sebab nya Bama perlu memperhitung waktu untuk bisa melewati tanpa sepengetahuan zombie-zombie itu.

Rencana sudah tersusun di dalam kepala nya, dengan konsekuensi dan kesalahan fatal yang siap ia hadapi. Bama memutar tubuh nya, menatap Rena dengan mata tajam nya. Hendak membagi strategi itu kepada gadis mungil yang tak pernah lepas dari ketakutan nya..

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel