Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Ibu Jangan Tinggalkan Kenanga

Bab 4 Ibu Jangan Tinggalkan Kenanga

"A..Ayah jangan sakiti aku," mohon Kenanga sambil berontak dari Dadang.

Dadang tidak perduli dengan permohonan Kenanga yang meminta Ayahnya tidak menyakitinya. Sesampainya di dalam kamar mandi kepala Kenanga dimasukkan ke dalam bak kamar mandi. Ayah Kenanga belum berhenti sebelum Kenanga megap-megap. Setelah melihat Kenanga napasnya satu-satu Dadang baru menghentikan aksinya. Kenanga lalu di dorong ke tembok yang ada di kamar mandi itu.

"Juedak."

Terdengar suara kepala Kenanga yang terbentur tembok. Dadang kemudian mengancam Kenanga.

"Kau nanti jangan mengadu apa yang aku lakukan padamu hari ini kepada Nenek dan Bibimu, kalau kau lakukan itu aku akan menyiksamu lebih kejam lagi," ancam Dadang.

"Ayah kenapa kau lakukan ini kepadaku?" tanya Kenanga.

"Kau mau tahu alasannya? Karena kau anak yang tidak aku harapkan dan mungkin saja kau bukan anakku," jawab Dadang sambil menjambak rambut Kenanga kemudian laki-laki itu meninggalkan Kenanga sendirian di dalam kamar mandi.

"Hiks hiks hiks."

Nenek Kenanga yang barusan datang dari belanja mendengar tangisan Kenanga yang meraung-raung. Wanita itu segera masuk ke dalam rumah, ia melihat Dadang sedang duduk dengan santainya.

"Dadang apa kau itu tuli? Kenanga menangis sampai terdengar dari luar lalu kenapa kau hanya diam saja dan tidak menolong putrimu itu?" tanya Bu Siti.

"Aku sudah bilang sama Ibu dia itu mungkin bukan anakku, jadi apa yang terjadi kepadanya aku tidak peduli," jawab Dadang.

"Kau ini kenapa masih meragukan kalau Kenanga itu anakmu atau bukan?" tanya Bu Siti lagi.

Dadang hanya diam saja tanpa menanggapi pertanyaan dari Bu Siti, laki-laki itu seperti tidak memikirkan apa omongan dari Ibunya.

"Jadi laki-laki itu harus kerja, kau jangan mengantungkan hidupmu pada adikmu dan juga Ibu. Ibu ini sudah semakin tua, kau harus sadar diri," tutur Bu Siti.

"Kenapa Ibu ini bawel sekali," ucap Dadang sembari berlalu dari hadapan Ibunya. "Dadaang, Ibu belum selesai berbicara denganmu," teriak Bu Siti.

Dadang tidak mengubris teriakan Ibunya, laki-laki itu keluar dari rumah. Bu Siti yang mendengar tangisan Kenanga segera menghampiri Kenanga di dalam kamar mandi. Bu Siti kaget melihat seragam Kenanga yang sangat kotor. Bu Siti menanyakan apa yang terjadi pada seragam Kenanga, gadis itu pun menjawab pertanyaan Neneknya dengan berbohong. Nenek Kenanga menyuruh gadis kecil itu mandi. Seusai Kenanga mandi, Bu Siti mau membantu Kenanga memakai baju tetapi Kenanga menolaknya. Kenanga tidak mau Neneknya tahu kalau di bagian tubuh yang tidak terlihat terdapat bekas siksaan Ayahnya. Kenanga sudah selesai memakai pakaiannya, Bu Siti menyuruh Kenanga makan.

"Kenanga ini makanlah," pinta Bu Siti sambil memberikan piring yang berisi nasi dan lauk pauk kepada gadis kecil itu.

"Nek Kenanga makan di kamar saja ya," ucap Kenanga sambil menerima piring dari Neneknya.

Kenanga melangkahkan kakinya menuju ke dalam kamarnya, piring itu diletakkan di atas meja yang ada di kamar itu. Gadis itu melamun.

"Kenapa aku harus hidup seperti ini? Ibuku mencampakkan aku sedangkan Ayahku tidak mengakuiku sebagai anaknya. Begitu juga teman-temanku di sekolahan mereka selalu menjahiliku, lebih baik aku mati saja daripada hidup seperti ini," ucap Kenanga.

Gadis kecil itu berpikir bagaimana caranya supaya bisa mati dengan cepat tetapi dia tidak tahu caranya. Di otak Kenanga terlintas ide supaya makanan yang dikasih Neneknya tadi dibuang saja. Kenanga kemudian keluar dari kamar berjalan mengendap-ngendap, ia menoleh ke kiri dan kanan. Setelah dirasa tidak ada Neneknya, ia langsung masuk ke dapur mengambil kresek hitam. Kenanga langsung berlari masuk ke dalam kamarnya kemudian mengunci pintu kamarnya. Kenanga memasukkan makanan yang ada di piring itu ke dalam kresek hitam lalu menyembunyikan kresek itu di bawah kolong tempat tidur. Kenanga keluar dari kamar lalu berteriak memanggil Neneknya.

"Nenek Kenanga sudah selesai makan," teriak Kenanga sambil mencari keberadaan Neneknya tersebut.

"Ada apa kenanga? Kenapa kau berteriak?" tanya Bu Siti yang tiba-tiba muncul dari belakang. Kenanga terjingkat kaget, Kenanga memberikan piring itu kepada Neneknya.

"Cucu Nenek ini pintar sekali, makannya habis tanpa sisa," puji Bu Siti sambil mencubit pipi gadis kecil itu.

"Habisnya lapar Nek," jawab Kenanga dengan berbohong. "Kenapa kemarin-kemarin kau susah sekali makan?" tanya Bu Siti.

Kenanga hanya tersenyum kecut kepada Neneknya. Kenanga kemudian berpamitan kepada Neneknya untuk beristirahat. Kenanga masuk ke dalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya di kasur kecil itu.

Siang itu cuaca sangat panas, matahari begitu menyengat hingga menusuk ke dalam pori-pori. Kenanga yang berada di teras segera masuk ke dalam rumahnya. Saat masuk ia berpapasan dengan Neneknya.

"Kenapa Kenanga?" tanya Bu Siti. "Tidak apa-apa Nek," jawab Kenanga.

"Kenanga ke kamar dulu Nek," pamit Kenanga sembari melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya.

Karena cuaca yang panas dan tadi Kenanga berada di teras cukup lama, membuat gadis kecil itu mengantuk. Dan tanpa sadar gadis kecil itu tertidur sambil duduk di kursi plastik yang ada di kamar itu. Hampir satu jam Kenanga tidur di kursi itu.

Terdengar pintu diketuk dari luar, Nenek Kenanga yang sedang mencuci pakaiannya segera berdiri dan melihat siapa yang datang. Nenek Kenanga datang bersama dengan laki-laki yang belum ia kenal. Yati dan laki-laki itu datang membawa mobil.

"Yati," ucap Bu Siti agak kaget.

"Masuklah," pinta Bu Siti sambil berjalan masuk ke dalam ruang tamu.

"Tunggu di sini aku akan membuatkan minum untuk kalian," ujar Bu Siti meninggalkan mereka di ruang tamu.

Setelah kepergian Bu Siti, suami Yati memberi ultimatum kepadanya.

"Ingat ya aku ke sini cuma mengantarmu, aku tidak mau mengakui anakmu itu dan jangan berharap aku memberi anakmu itu uang sepeserpun," pesan suami baru Yati.

"Iya mas aku akan ingat pesanmu," balas Yati. "Bagus," ucap suami baru Yati.

"Yang penting mas penuhi kebutuhanku, itu tidak masalah bagiku meskipun mas tidak peduli kepada Kenanga. Tujuanku menitipkan anakku di sini agar bisa membalas dendam kepada mantan suamiku itu," jelas Yati sambil memeluk suami barunya itu.

Sedangkan di kamar Kenanga yang sedang tertidur mendengar samar-samar suara orang yang dikenalnya. Gadis itu mengumpulkan nyawanya kemudian dengan kakinya yang telanjang gadis kecil itu melangkah menuju ke ruang tamu. Kenanga tersenyum kepada orang itu dan berusaha untuk memeluk orang itu. Orang itu menolak pelukan dari gadis kecil itu.

"Ibuuu," teriak Kenanga.

"Kau jangan dekat-dekat denganku," hardik Yati.

"Yati kenapa kau menolak dari pelukan putrimu?" tanya Bu Siti.

"Ibu aku ke sini cuma mengantar barang-barang milik Kenanga," jawab Yati. "Oh ya kenalkan Ibu ini suami baruku," ucap Yati dengan angkuhnya.

Laki-laki itu pun memperkenalkan dirinya kepada Nenek Kenanga. Kemudian suami baru Yati mengajak istrinya itu untuk pulang. Kenanga yang saat itu berharap Ibunya menjemputnya tetapi harapan itu kandas saat Ibunya itu menolak memeluk Kenanga.

"Yati apa kau hanya mengantarkan barang-barang Kenanga?" tanya Bu Siti. "Iya Bu," jawab Yati.

"Apa kau tidak meninggalkan uang sepeserpun untuk anakmu itu? Suamimu sangat kaya," ucap Bu Siti.

Suami Yati menjawab pertanyaan dari mantan mertua dari istrinya itu bahwa dia tidak akan mengeluarkan uang untuk anak tirinya itu.

"Tega kalian," ucap Bu Siti.

"Ayo kita cepat pergi," ajak suami baru Yati sambil menarik tangan Yati. Kenanga yang tahu Ibunya akan pergi segera memeluk kaki Ibunya.

"Ibu jangan pergi, jangan tinggalkan Kenanga," mohon Kenanga sembari mencengkram kakinya Ibunya.

"Lepas Kenanga!" perintah Yati sambil berusaha melepaskan tangan Kenanga dari kakinya.

"Aku tidak akan melepaskan Ibu, aku ingin ikut bersama dengan Ibu kemana pun Ibu pergi," teriak Kenanga sambil menangis.

"Ibu tidak bisa mengajakmu, tinggallah di sini bersama dengan Nenek dan juga Ayahmu," ucap Yati.

Suami baru Yati merasa geram dengan Kenanga. Laki-laki itu mengancam Kenanga kalau tidak dilepaskan ia akan memukul Kenanga. Kenanga masih saja tidak mau melepaskan tangannya dari kaki Ibunya. Suami baru Yati kemudian mengangkat tubuh kecil Kenanga.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel