Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Kehidupan Setelah Kematian

Bab 2 Kehidupan Setelah Kematian

Pagi itu di dunia kematian, Helios bergegas menjalankan tugas yang sudah ditulis dibuku catatan kematiannya. Dia memakai baju tugasnya, kemeja dibalut jas hitam dan tak lupa dengan topi di kepalanya juga sepatu pantofel andalannya.

Dia berjalan keluar dari ruang ganti sebuah gedung megah, tempat para malaikat berkumpul. Dia bertemu dengan beberapa teman-temannya yang juga akan bertugas hari itu.

"Helios, apa hari ini kau bertugas?" tanya seorang malaikat maut lainnya.

"Ya, kali ini lumayan istimewa karena aku bertugas bersama dua malaikat maut lainnya," jelas Helios.

"Apa kecelakaan? Atau pembunuhan?"

"Kecelakaan beruntun, tiga orang yang tewas. Sudah ya aku pergi duluan, aku sudah ditunggu dengan teman lainnya."

"Baiklah, semoga harimu sukses."

Helios berjalan memasuki dunia manusia. Dia berbaur bersama manusia lainnya pagi itu. Dia berjalan layaknya manusia pada umumnya. Tak akan ada yang bisa menebak bahwa dia adalah seorang malaikat pencabut nyawa yang ditakuti banyak orang.

Badannya yang kekar, dan wajahnya yang tampan sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia adalah seorang malaikat maut yang sering disebut-sebut sebagai makhluk menakutkan oleh banyak manusia pada umumnya.

Pagi itu Helios duduk didekat halte bus. Dia menghitung waktu mundur kejadian yang ditunggunya sedari tadi. "Oke, kini saatnya. Lima, empat, tiga, dua, satu."

Sebuah sepeda di depannya terlempar jauh keatas. Orang yang mengendarai sepeda itu tersungkur beberapa meter ke depan aspal jalan. Dan bus pembawa banyak penumpang pagi itu mengerem mendadak setelah sebelumnya menabrak pesepeda di depannya.

Tidak sampai disitu saja, ternyata di dalam bus itu juga terdapat seorang kakek tua yang terkena serangan jantung akibat kaget dengan peristiwa kecelakaan di depannya. Dan di belakang bus juga terdapat sebuah mobil Xenia yang pengendaranya juga tertabrak bagian belakang bus.

Pagi ini, Helios dengan kedua temannya bertugas membawa ketiga orang yang mati akibat kecelakaan beruntun tadi. Helios menghampiri seorang pesepeda yang jatuh tersungkur tadi.

Di hampirinya pesepeda yang bingung dengan peristiwa yang baru saja terjadi padanya. Di gandengnya tangan pesepeda itu. "Tuan, mari ikut denganku," kata Helios.

"Siapa kamu? Mau kemana kita? Sedang apa aku berdiri di tengah jalan begini?"

"Anda baru saja terlibat kecelakaan dengan sebuah bus. Anda telah dituliskan untuk mati pada hari ini di jam ini. Dan saya adalah malaikat maut yang dikirim untuk mengantar anda ke alam setelah kematian."

"Bagaimana bisa aku mati? Aku sedang terburu-buru untuk membelikan obat untuk ibuku yang sakit. Beliau pasti sedang menungguku. Tolong aku malaikat yang baik hati. Bawa aku melihat ibuku sebentar, aku tidak mau hal yang buruk terjadi padanya."

"Maaf Tuan, tidak bisa. Tugasku hanya menjemputmu dan membawamu ke alam akhir. Untuk urusan duniamu yang masih belum terselesaikan nanti biar takdir yang menggariskannya."

"Tidak bisa! Tolong aku sekali ini saja, aku mohon. Aku berjanji, setelah melihat ibuku baik-baik saja maka aku akan mati dengan tenang. Aku akan mengikutimu dengan hati yang lapang," pemuda itu memohon sambil bersujud di depan kaki Helios.

"Baiklah, bangunlah Tuan jangan seperti itu. Aku selalu tidak bisa melihat orang dengan kelembutan hati sepertimu memohon kepadaku yang bukan siapa-siapa ini. Bangunlah tuan, ayo kita melihat keadaan ibumu."

Pemuda itu pun bangkit dari sujudnya dan mengikuti arah dari Helios. Mereka berjalan menuju ke rumah ibu dari pemuda tadi. Sampai di sana pemuda itu lega luar biasa sebab adiknya ternyata sudah pulang dan adiknya menggantikan dirinya merawat Sang ibu.

"Tuan, adikmu telah pulang. Dia juga membawakan ibumu obat, sama seperti dirimu. Apa sekarang kau sudah puas?"

"Ya Tuan malaikat, aku bisa pergi dengan tenang sekarang. Adikku telah pulang kerumah dia kelak yang akan menggantikan tugasku merawat ibu. Tuhan memang adil, DIA mengambilku ke sisi-NYA. Tapi DIA juga mengirim adikku pulang kembali ke rumah. Setelah berbulan-bulan adikku tak pernah pulang dari tempat ia bekerja."

"Mari Tuan, sekarang kita pergi."

Helios menuntun pemuda itu kearah cahaya yang turun dari langit. Dari cahaya itu pula, muncul sebuah tangga menuju alam akhirat. Helios menaiki tangga tersebut bersama pemuda itu, merela memilih jalan ke kanan untuk mengantarkan pria baik hati tersebut bertemu dengan malaikat pemeriksa buku catatan amal kebaikan pemuda itu.

Tugas Helios selesai pagi itu. Setelah mengantarkan pemuda itu Helios bergegas berganti pakaian biasa dan memulai rutinitas pagi kesukaannya. Beberapa bulan belakangan ini, dia tengah menyukai seorang gadis.

Gadis itu pernah menyelamatkannya dari seekor kucing jahat. Saat Helios berjalan membawa sekeranjang ikan segar pesanan teman-temanya ada seekor kucing yang mengikutinya. Kucing itu mengincar ikan segar ditangan Helios.

Helios tidak pernah takut kepada apapun atau siapapun kecuali pada seekor kucing. Entah kenapa dia sangat membenci kucing. Dia akan langsung alergi jika ada kucing di dekatnya. Dan naasnya hari itu dia diikuti oleh seekor kucing hitam yang galak.

Kucing itu terus saja mengikutinya dan ingin merebut ikan segar yang ada di tangannya. Helios lari, tapi kucing itu terus mengikutinya. Sampai di suatu gang kecil dekat dengan rumah Cleo, Helios terjepit. Dia sudah tidak bisa lari kemanapun.

Diambilnya beberapa buah batu kecil untuk melempar kucing itu agar kucing itu pergi. Tapi dasar kucing nakal. Dia tetap saja tak bergeming dari situ. Saat yang genting itu terjadi, Cleo dengan santainya lewat di depan Helios.

Cleo yang sedang kebetulan lewat sepulang kuliah dari kampusnya, melihat seekor kucing menggeram kearah tembok. Cleo melihat kearah tembok yang dilihat kucing itu. Dia tak bisa melihat apapun disana. Padahal aslinya, di sana ada Helios yang sedang berdiri ketakutan karena kucing bodoh itu.

Cleo menggendong kucing hitam itu. Cleo memang sangat menyukai kucing. Dia akan menggendong setiap kucing yang ia temui di jalan. Cleo membawa kucing itu bersamanya pulang. Dia berniat memberikan susu dan makanan Mimi kucingnya untuk kucing hitam itu.

"Hai pus pus, kamu kenapa menggeram seperti itu? Lebih baik kamu ikut aku pulang yuk. Akan kuberikan susu dan makanan Mimi untukmu," ucap Cleo sambil membawa kucing hitam itu pulang.

Dan akhirnya helios selamat dari kepungan kucing hitam bodoh itu. Mulai sejak hari itu, Helios selalu menunggu gadis manis itu lewat pagi dan petang hari. Lama kelamaan Helios mengikuti gadis manis penyelamatnya itu.

Setiap pagi, selesai bertugas dia akan mengikuti Cleo ke kampus. Mengikuti semua kegiatan Cleo di kampus dan mengenal banyak teman Cleo yang kesehariannya sering berinteraksi dengan Cleo.

Jika jadwal tugasnya sebagai malaikat maut sedang tidak begitu padat, Helios juga kerap menemani Cleo berjalan sendirian pulang saat dari kampus. Membersihkan jalan yang dilalui Cleo dari beberapa batu besar yang bisa membuat kakinya tersandung atau bahkan sekedar menyalakan lampu jalanan saat Cleo pulang kemalaman dari kampus menuju rumahnya.

Helios tak mengerti dengan apa yang dirasakannya, dia merasa kalau hatinya memang sudah terpaut kepada gadis manis pecinta kucing itu.

Rutinitas kedua yang dilakukan oleh Helios setelah melaksanakan tugasnya adalah mengikuti keseharian Cleo. Dia sudah sangat bahagia bisa melihat dan menjaga gadis kesayangannya itu dari dekat. Walaupun Cleo tak melihat dan tak mengerti bahwa Helios selalu menjaganya, Helios tak perduli.

Yang terpenting baginya adalah gadis yang ia cintai bisa selalu bahagia. Helios sudah cukup dengan itu. Dia sadar betul, dunia mereka berbeda. Jadi dia tak terlalu memaksakan cintanya agar bisa terwujud.

Hari itu, Helios mengikuti Cleo yang sedang berjalan-jalan dengan teman-temannya ke sebuah pantai. Kebetulan tugas sebagai malaikat maut sedang kosong hari itu, jadilah Helios bisa mengikuti dan menjaga Cleo seharian.

Saat Cleo sedang bermain dipinggir pantai, dia melihat Cleo tenggelam terbawa arus ombak laut yang besar. Helios segera terjun ke laut untuk menyelamatkan Cleo.

__Bersambung_

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel