Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2. Miliki dan nikmati aku

Di dalam sebuah pesawat yang merupakan layanan First Class yang berada di baris paling depan dengan tingkat privasi yang lebih tinggi dan layanan yang lebih personal dibandingkan dengan kelas ekonomi. Dengan disiapkan taplak meja, gelas kaca, piring kaca, dan layanan lain yang seperti merasakan berada di restoran bintang 5 dengan pilihan menu yang juga beragam.

Dengan sedikit kursi dan dilayani oleh 2 pramugari dengan fasilitas selimut dan aneka surat kabar yang bisa dibaca oleh penumpang kelas atas saat merasa bosan berada di dalam pesawat. Terlihat seorang pria dengan netra pekat, alis hitam tebal dilengkapi bulu mata lentik yang menampilkan kesan tegas dan di padukan dengan hidung mancung serta bibir yang tebal, membuatnya terlihat semakin mempesona di mata kaum hawa.

Dia adalah Arkanza Calief Anderson berusia 30 tahun yang sedang berada di dalam sebuah pesawat dari Amerika menuju ke Jakarta. Arkan yang dari tadi asyik membaca surat kabar untuk membuang rasa bosan yang dirasakannya, membuatnya meletakkan surat kabar itu ke tempatnya.

Lalu, ia meraih ponsel di saku celananya yang sudah dalam mode pesawat dan membuka galeri di dalam ponsel pintar miliknya. Kini, ia telah sibuk memuaskan indera penglihatannya untuk menatap sebuah foto dari seorang wanita yang menurutnya adalah wanita tercantik di dunia dan sangat dicintainya.

"Aku sudah kembali, Sayang. Aku akan merebutmu dari pria berengsek yang telah merebutmu dariku. Aku bukan lagi pria miskin seperti yang dulu, sekarang aku sudah mempunyai apa yang orang tuamu inginkan."

Arkan mengusap foto wanita yang merupakan kekasihnya 5 tahun yang lalu dan sampai sekarang masih sangat dicintainya. Ia pun menyandarkan kepalanya di punggung kursinya dan memejamkan kedua matanya untuk mengingat malam perpisahan yang paling berkesan antara dirinya dengan wanita yang sangat dicintainya 5 tahun yang lalu.

Flashback on ...

Arkan tidak berhenti bertanya-tanya di dalam hatinya saat tiba-tiba sang kekasih mengajaknya untuk ke hotel sepulang dari kantor. 1 tahun menjadi rekan kerja 1 kantor dan sekaligus menjalin hubungan percintaan, membuat keduanya menjadi pasangan paling romantis di kantor dan membuat iri rekan kerjanya yang lain.

Rini Andriani langsung mengunci pintu kamar hotel begitu berada di dalam bersama dengan pria tampan yang sangat dicintainya.

Sedangkan wajah penuh sorot pertanyaan dari Arkan terlihat jelas di wajahnya. "Sayang, apa yang kamu lakukan? Kenapa mengajakku ke hotel? Jangan bilang kalau kamu mengajakku untuk melakukan "Make Love". Kita belum menikah, aku tidak akan menurutinya."

Tanpa memperdulikan perkataan dari pria yang mengarahkan tatapan menelisik padanya, Rini mulai mengungkapkan isi hatinya. "Sayang, aku mencintaimu," ucap Rini dengan matanya yang sudah berkaca-kaca dan menghambur memeluk tubuh kekar pria yang sudah 1 tahun dicintainya.

"Hei, kenapa malah menangis. Aku tahu kamu sangat mencintaiku, begitu pun denganku. Kamu sudah tahu itu kan, kalau aku juga sangat mencintaimu. Lalu, apa maksudmu mengajakku ke sini?" Arkan mengusap lembut punggung wanita yang sudah terisak di dadanya yang bidang.

Tangis Rini seketika pecah begitu mendengar ungkapan hati dari pria yang mengusap lembut punggungnya. "Jangan meragukan cintaku padamu, Sayang. Aku benar-benar sangat mencintaimu."

Arkan sedikit menjauhkan tubuhnya dan menahan kedua sisi lengan sang kekasih, lalu menatapnya dengan intens. "Jangan membuat aku bingung dengan kata-katamu."

"Sayang, aku sangat mencintaimu," ucap Rini dengan isak tangisnya.

"Astaga, sebenarnya apa yang terjadi padamu, Sayang? Jangan buat aku gila saat melihatmu menangis seperti ini!" Arkan menangkup kedua sisi wajah cantik yang sudah penuh dengan lelehan air mata itu. "Cepat katakan padaku, sebenarnya ada apa denganmu?"

Rini menggelengkan kepalanya, dadanya seolah sesak saat memikirkan nasib tragis percintaannya. Dirinya sama sekali tidak pernah menyangka akan menjadi salah satu wanita bernasib sama seperti Siti Nurbaya yang harus menerima dijodohkan dengan pria pilihan kedua orang tuanya.

Dengan susah payah ia menelan salivanya dan mulai mengeluarkan suaranya. "Sayang, aku sangat mencintaimu, tapi orang tuaku menjodohkan aku dengan pria yang merupakan bosnya di perusahaan."

Sontak saja perkataan dari wanita yang sangat dicintainya itu membuat Arkan seketika langsung melepaskan tangannya dari wajah cantik yang masih berlinang air mata itu. Kakinya melangkah mundur beberapa langkah, tentu saja dirinya sangat shock mendengar perkataan dari sang kekasih.

"A-apa? Kamu dijodohkan? Apakah kamu selama ini tidak mengatakan apa-apa pada orang tuamu tentang hubungan kita?"

"Tentu saja aku sudah mengatakan kepada mereka kalau aku menolak perjodohan ini, karena aku mempunyai hubungan denganmu. Akan tetapi, orang tuaku tidak merestui hubungan kita begitu mengetahui kamu hanyalah staf biasa di perusahaan."

"Jadi?" tanya Arkan dengan tatapan penuh dengan sorot mata penuh frustasi.

"Mau tidak mau, aku harus menuruti perintah dari orang tuaku. Karena mereka mempunyai banyak hutang pada bosnya di perusahaan. Sayang, aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Maafkan aku," Rini kembali menghambur ke dada bidang pria yang masih terdiam membisu di tempatnya.

"Memangnya berapa utang keluargamu pada pria berengsek itu? Biar aku yang mencari cara untuk membayar utang-utang keluargamu. Apa pun akan aku lakukan agar kita tidak berpisah." Arkan memeluk erat tubuh ramping Rini dan mengecup keningnya.

"Kamu tidak akan bisa membayarnya Sayang, karena gaji kita di perusahaan tidaklah besar."

"Katakan saja padaku berapa?" rengut Arkan dan kembali menatap wajah cantik kekasihnya.

"800 juta, sudahlah Sayang. Jangan memikirkan tentang utang-utang keluargaku. Aku mengajakmu ke sini karena aku ingin membuktikan bahwa aku sangat mencintaimu." Rini mengusap air matanya dan mengarahkan tangannya untuk meraba setiap inci pahatan sempurna di depannya.

Arkan membulatkan kedua matanya begitu mendengar uang 800 juta, sehingga dirinya sama sekali tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun untuk menanggapi perkataan dari wanita yang asyik dengan wajahnya. "Sebenarnya apa maksudmu Sayang, apakah kamu akan menyerahkan kesucianmu padaku? Agar orang tuamu membatalkan rencana perjodohan yang mereka rencanakan?"

"Aku ingin membuktikan bahwa aku sangat mencintaimu meski aku tidak bisa menikah denganmu. Hari ini aku akan menyerahkan kesucianku kepadamu, Sayang. Karena pria tua itu tidak berhak mendapatkannya.

"Bahkan dia sudah memiliki anak perempuan berusia 12 tahun dan istrinya baru saja meninggal 1 bulan yang lalu." Rini mulai mengarahkan tangannya untuk membuka satu persatu kancing kemeja pria yang sangat dicintainya.

"Miliki dan nikmati aku, karena aku sangat mencintaimu, Arkan." Tatapan penuh cinta tampak jelas di wajah Rini saat menatap wajah tampan pria yang sangat dicintainya.

Lagi-lagi Arkan membulatkan kedua matanya begitu mendengar penjelasan dari sang kekasih. "Pria tua? Kamu gila, apakah kamu setuju untuk menikah dengan pria tua itu. Jangan lakukan Sayang, lebih baik kita kawin lari saja."

Rini sudah berhasil membuka semua kancing kemeja sang kekasih dan bisa melihat tubuh sixpack di depannya. Hal itu membuatnya menelan salivanya. "Sayang, meski aku sangat membenci orang tuaku, tapi aku tidak bisa meninggalkan mereka. Karena aku tetap menyayangi mereka. Jadi, aku tidak bisa membuat mereka hidup di kolong jembatan karena terlilit utang."

"Tolong mengertilah! Bukankah kesucianku cukup untuk membuatmu merasa yakin bahwa aku sangat mencintaimu? Lebih baik kita nikmati saja malam ini!" ucap Rini yang sudah mulai melepaskan kemeja berwarna abu-abu itu dari tubuh sixpack pria tampan yang sangat dicintainya.

TBC ...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel