Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 15 Memulai Pencarian

Bab 15 Memulai Pencarian

Edward terus saja melihat istrinya yang sedang menyantap makan malam. Kode-kode yang diberikan menggambarkan bagaimana pembicaraan itu cukup berat dilakukan. Akhirnya, Jessica pun membuka suara setelah lama bungkam.

“Em, Teddy, apakah kuliah di sini menyenangkan?” tanya Jessica.

Teddy hanya mengangguk tanpa melihat ibunya. Ia seperti memiliki firasat jika kedua orang tuanya akan membicarakan hal yang tidak disukainya. Teddy pun memilih untuk meminimalisirkan jawaban kepada ibu maupun ayahnya.

“Bagus kalau begitu,” ujar Jessica tersenyum.

Edward kembali melihat istrinya lagi yang ternyata hanya berbicara basa-basi. Akhirnya, Edward dengan tegas membahas tentang perkuliahan di Belanda. Ini adalah kesempatan bagus untuk Teddy pergi ke tempat baru.

Edward berpikir jika Teddy pergi ke tempat baru bayang-bayang Ethan akan sedikit jauh. Dia akan lebih bisa berkonsentrasi dan bersosialisasi dengan orang baru. Di Belanda juga akan mendapatkan pengalaman baru yang layak dikejar.

Universitas Leiden, Belanda adalah yang pilihan yang lebih baik, dan Edward ingin Teddy belajar di sana. Perkuliahan akan dimulai pada bulan Februari, dengan batas pendaftaran pertengahan November. Edward mencoba kembali membujuk anak lelaki satu-satunya yang mewarisi keras kepala dirinya.

“Ada pendaftaran untuk belajar di Belanda, syaratnya sudah pasti kamu bisa memenuhinya. Kamu harus menco-” ujar Edward.

“Tidak.” Teddy dengan sigap langsung menolak.

“Apa sebenarnya masalah kamu? Kenapa bersikeras untuk tidak mau belajar ke sana?” ujar Edward sedikit kesal.

“Apa juga masalahnya jika aku tetap di sini?” Teddy membalikan pertanyaan kepada ayahnya.

Penolakan ini bukan yang pertama dilakukan oleh Teddy, namun orang tuanya tetap menginginkan agar Teddy melalui pendidikan yang terbaik. Sampai saat ini tidak ada yang mengetahui apa alasan penolakan itu. Jika memang karena Ethan, sahabat sejatinya itu sudah tiada, apa yang harus ia pikirkan.

Tetapi, bagi Teddy bukan hanya karena Ethan saja ia tidak mau belajar ke Belanda, ada alasan lainnya. Lagipula, saat ini hati Teddy sudah mulai terikat kepada Hana yang hampir tiap hari ia jumpai. Akan sulit melihat wanita muda itu secara diam-diam jika dirinya berada di Belanda yang jauh.

*

Alan sedang sibuk mengurus bisnis barunya yang sudah berjalan beberapa waktu ini. Ia sudah berhenti bekerja dan fokus pada bisnis. Begitu pula dengan Grizelle yang bercita-cita menjaga anak-anaknya sendirian.

Di tengah kesibukan Alan, Grizelle mencoba mendiskusikan kepada suaminya itu tentang membantu Hana mencari kakak iparnya. Mereka sudah terlanjur berjanji akan membantu Hana pergi ke Malaysia untuk mencari Sophian. Jika rencana ini gagal, Hana pasti akan kecewa, dan Grizelle tidak mau hal itu terjadi.

“Jika salah satu dari kita saja yang yang pergi bagaimana? Bisnis ini tidak dapat ditinggalkan, terlebih lagi ada proyek besar yang baru saja masuk,” ujar Alan.

Grizelle terdiam dan ia berpikir, apa yang terbaik untuk saat ini? Jika memang harus salah satu dari mereka yang pergi, tidak mungkin Alan. Grizelle juga tidak terlibat banyak dalam proyek ini sehingga ia tidak bisa dengan leluasa mengatasinya. Tetapi, ia juga tidak tega meninggalkan anak-anaknya dalam waktu yang lama.

“Jika aku yang pergi, aku tidak tega meninggalkan Alvino dan Aisha,” ujar Grizelle.

“Tenang sayang, ada aku, bukan? Anak-anak akan baik-baik saja,” lanjut Alan.

Setelah diskusi ini, akhirnya sudah diputuskan jika yang akan pergi hanyalah Grizelle, Hana, dan Rainan. Alan akan bersama anak-anak di Indonesia dan mengurusi proyek yang sedang berjalan saat ini. Mereka memang harus bekerja sama agar mendapatkan tujuan yang baik.

Tak lama dari pembicaraan yang usai, Teddy menelepon Grizelle. Biasanya jika Teddy sudah menelepon pasti ada sesuatu yang mendesak yang ingin ia ceritakan. Sesuatu yang paling besar saat ini adalah tentang pindah kuliah.

“Biar kakak tebak, kamu mau cerita soal Daddy yang meminta kamu pindah kuliah, bukan?” ujar Grizelle.

“That’s right, aku capek, Kak,” ujar Teddy.

Mereka pun berbincang seperti biasa di telepon, dan Grizelle juga menceritakan jika dirinya akan pergi mencari kakak ipar Hana di Serawak, Malaysia. Mendengar hal itu, Teddy langsung meminta ikut karena Alan tidak bisa ikut, biar dia saja yang mewakilkan. Teddy menawarkan dirinya dengan paksaan, mau tidak mau Grizelle pun mempersilakan Teddy untuk ikut dengan mereka.

*

Paspor Hana baru saja jadi, mereka pun mempersiapkan perjalanan ke Malaysia. Mereka akan melakukan penerbangan malam untuk selanjutnya keesokan harinya menuju ke tempat kerja kakak ipar Hana. Perjalanan kali ini bersama Grizelle, Hana, Teddy, dan Rainan saja.

Mereka terbang dari Jakarta ke Kuching, Malaysia untuk selanjutnya pergi ke Serawak. Teddy senang dengan perjalanan ini karena ia bisa berlibur sedikit. Teddy juga membantu dengan bermain bersama Rainan.

“Untung bawa kamu, Ted, Rainan bisa main sama kamu, kami mengurusi segala sesuatu,” ujar Grizelle.

“Terima kasih juga sudah mengajak jalan-jalan.” Teddy memberikan senyum manisnya kepada Grizelle.

Melihat senyum manis itu, Hana tertunduk dan berusaha untuk mengalihkan pandangan. Hana tidak ingin semakin jatuh hati kepada Teddy yang disadarinya tidak mungkin bisa ia gapai. Teddy benar-benar seperti bintang di angkasa, tampak sangat berkilauan, walau hanya dari jauh saja.

Khayalan Hana tentang Teddy sirna ketika Grizelle memanggilnya, ia berusaha untuk kembali memfokuskan diri. Keluarga ini sudah banyak membantunya sampai sejauh ini, ia tidak ingin menodainya dengan khayalan tak masuk akal. Hana pun membantu Grizelle untuk membawa barang-barang.

Mereka akan menginap di sebuah hotel tak jauh dari bandara agar lebih memudahkan mereka, ini juga sudah larut malam. Grizelle memberitahu Hana tentang rute perjalanan besok yang mungkin akan melelahkan. Ia meyakinkan dan memberi semangat Hana jika Rainan akan bertemu lagi dengan ayah kandungnya.

“Sekarang kita istirahat dulu, ya, besok kita akan melakukan perjalanan panjang,” ujar Grizelle.

“Baik Kak,” jawab Hana sambil menggendong Rainan yang terlihat mengantuk. Meskipun tiak pernah tidur di hotel mewah sebelumnya, namun Hana tidaklah terlalu canggung dengan fasilitas yang ada. Di rumah Grizelle, dia cukup terbiasa dengan kamar Alvino dan Aisha yang cukup mewah.

Setelah memasuki kamarnya Hana langsung menidurkan Rainan dan membersihkan diri untuk beribadah. Hatinya takut sekaligus sangat penasaran dengan apa yang akan terjadi besok. Begitu banyak pertanyaan dalam hati Hana. Mengapa Sophian tidak pernah mengabari isterinya, kakaknya Nadia yang telah tiada. Padahal waktu awal menikah dulu, sebelum Sophian berangkat ke Malaysia, ia sangat sayang pada Nadia.

*

Keesokan harinya, mereka pun melanjutkan perjalanan ke Serawak. Tempat yang akan mereka tuju adalah perkebunan yang sangat dekat dengan wilayah Indonesia, yaitu Kalimantan Barat. Perjalanan ini akan memakan waktu selama tiga jam lamanya, Hana khawatir jika Rainan akan sangat bosan.

Selama perjalanan menuju tempat kerja kakak ipar Hana, Teddy tidak dapat menahan diri untuk terus saja memperhatikan Hana. Sesekali ia tak sadar ikut tersenyum ketika Hana tersenyum. Senyuman itu seperti membangkitkan semangat pada suasana hati yang suram.

Perjalanan yang lama ini membuat Hana harus menenangkan Raihan dengan baik. Ia takut jika keponakannya itu akan mengganggu Teddy ataupun Grizelle. Rasa hormatnya membuat Hana selalu menjaga sikap.

“Cuaca sangat bagus hari ini, semoga saja sampai beberapa hari ke depan,” ujar Grizelle.

“Iya, Kak. Semoga saja sampai di sana tidak sia-sia juga,” lanjut Hana.

Grizelle melihat Teddy yang duduk diam di belakangnya, ia ingin sedikit menghibur adiknya itu. Candaan pun dilontarkan Grizelle yang menghasilkan tawa dari Teddy. Tak disangka Hana juga ikut tertawa membuat Teddy semakin senang.

Saat perjalanan berlangsung juga Teddy melihat jika Hana sangat telaten. Ia merawat Rainan dengan penuh cinta dan kasih tanpa memandang lelah. Teddy semakin kagum dengan Hana ketika melihat pemandangan ini.

Bukan hanya Teddy, Grizelle dan Alan juga sama. Pasangan suami istri ini sangat terkesan dengan ketelatenan Hana dan kasih sayang yang diberikan kepada Rainan. Hal itu juga yang membuat Grizelle dan Alan ingin terus membantu wanita muda ini.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel