Bab 8
"Hiks hiks... terima kasih nak ini kado terindah yang pernah Ibu dapatkan" sambil memandangku dan memegang pipiku kananku dengan lembut.
"Sekarang Ibu menjadi milikmu sekarang.... Ibu akan menjadi wanitamu, dan akan menjadi wanita pertamamu" ucap Ibu dengan wajah yang basah karena air matanya.
"Ibu tahu ini salah, tapi Ibu sudah terlanjur terlalu sayang dengan kamu nak, kamu yang selama ini selalu memberi perhatian lebih kepada Ibu ketika ibu harus sendiri menanggung beban perih di hati Ibu"
"Ibu telah terjebak, di dalam hal yang tidak seharusnya, tetapi Ibu sudah memutuskan"
"Kamu selalu berikan apa yang selama ini Ibu idam-idamkan dari seorang laki-laki yang sebelumnya belum pernah Ibu dapatkan dari laki-laki manapun, dan kamu benar-benar memberikan kado yang indah buat Ibu nak"
"Sekarang ...... dan ....selanjutnya Ibu akan selalu bersamamu... asalkan kamu selalu memegang janji kamu untuk selalu menyayangi Ibu.... Ibu milikmu" lanjut Ibu dengan air mata yang menetes mengalir di pipinya.
Aku terdiam, aku peluk Ibuku. Kupeluk erat tubuh Ibuku serasa tak ingin melepaskannya.
"Bu semalam semestinya Arya tidak melakukannya.... Arya sayang banget sama Ibu" ucapku terpotong dengan posisi memeluk Ibuku, melingkarkan kedua tanganku dipinggangnya dan kepala Ibu bersandar tepat di dadaku.
"Semua telah terjadi, dan Ibu telah berbuat kesalahan karena menyayangimu berlebihan, melebihi rasa sayang seorang Ibu kepada anaknya, Ibu mohon sayangi Ibu seperti rasa sayang Ibu kepadamu nak" potong Ibuku.
"Semalam ya karena semalam Ibu yakin kamulah laki-laki yang bisa memberi kebahagiaan keapada Ibu" lanjut Ibu.
"Bu bukankah seharusnya Arya, selalu menyayangi Ibu..."
"Ibu akan ceritakan semuanya asal kamu mau memperlakukan Ibu selayaknya kekasihmu, kasih sayang terhadap seorang wanita, Jika itu kamu benar-benar sayang Ibu, jika tidak segeralah tinggalkan kamar ini." potong Ibuku.
Aku jatuh cinta ke Ibuku? ya aku memang mencintainya sebagai seorang Ibu, tapi mendengar pernyataan itu, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dari diriku. Aku.... Aku..... ya aku terlalu sayang Ibu.
"Bu...." ucapku.
Kuberanikan menggerakan tanganku, ku angkat dagu Ibuku dengan tangan kananku dan kucium lembut, sangat lembut dan Ibu membalasnya dengan ciuman yang lebih lembut layaknya seorang wanita mencium kekasihnya dengan penuh rasa cinta. Ibu memejamkan matanya, tapi aku terus membuka mataku untuk selalu menatapnya. Semakin lama kurasakan semakin tak terkendali ciuman antara kami berdua. Aku sudah tidak peduli dengan pintu kamar tamu yang masih terbuka. Aku terus menciumnya dan menciumnya begitupula dengan Ibu.
Air mata itu kembali megalir deras, sangat deras membuat aku tidak tega untuk melanjutkan hal bodoh ini. Kuhentikan ciumanku, kelepaskan bibirku dari bibir Ibu, kutatap Ibuku yang terpejam matanya. Kemudian Ibu membuka matanya yang tergenang oleh air mata secara perlahan.
"Kenapa ibu menangis?" tanyaku.
"Air mata ini adalah cinta Ibu ke Romo kamu yang tak pernah terbalas, biar mengalir keluar semuanya nak, Ibu ingin menyayangi kamu seutuhnya, jangan pedulikan air mata ini, ketika air mata ini berhenti, cinta Ibu ke Romo kamu telah habis, dan akan tergantikan olehmu" jelas Ibuku dengan suara yang parau.
"Tapi bu, Romo...." jawabku terputus.
"Sekarang adalah Aku dan kamu ....Milikilah Ibu, Ibu sangat sayang kamu nak" potong Ibuku, Romo? Ada apa dengan romo? Masa bodohlah, sekarang ya sekarang antara Ibu ......... Dan........ Aku, Arya.
"Arya juga sayang Ibu" jawabku sembari menatuhkan bibirku ke bibir Ibu, aku menciumnya kembali
Indah rasanya seakan ini adalah mimpi. Tiba-tiba Ibu melepas ciumannya.
"Ibu sayang kamu, Arya" ucap Ibuku, dan Aku menjawabnya dengan anggukan.
"Jadikan Ibu milikmu nak... Buat Ibu milikmu seutuhnya dan bukan untuk Romomu yang kurang ajar itu... Sentuh ibu naaak." paksa Ibuku dengan nada yang mengeras.
Mendengar ucapan ini seakan-akan membuat aku merasa tersakiti oleh Romo. Ya Ibu pasti merasakan sakit karena Romo. Apa yang sebenarnya terjadi antara ibu dan Romo aku tidak pernah tahu. Tetapi dari ucapan Ibu sangat tersirat rasa benci yang terpendam. Hmmmm...... Kembali kucium Ibuku, kuarahkan kedua tanganku ke arah kebayanya, kurobek kebaya. Breeet breeeeet breeeet kurobek hingga terlihat kutang ibuku. Kebaya yang Ibu pakai sekarang hanya menutupi lengannya dan menggantung di tangan kanan dan kirinya.
"Ayo nak ..... Ibu siap" perintah halus ibuku dengan senyumnya seakan-akan memberikan lampu hijau terang benderang agar aku melanjutkan, melanjutkan apa yang harus dilanjutkan.
Aku sedikit merunduk dan menarik ujung jarik Ibu, mengetahui aku akan kesulitan menarik jariknya Ibu mengangkat pinggangnya, dan kutarik jarit itu hingga ke bagian pinggang Ibuku. Tampak pemandangan yangpernah aku lihat dan Aku melihatnya lagi, vagina yang tertutup kain putih berbetuk segitiga. Kutarik lembut, Ibu memudahkannya dengan sedikit mengangkat pinggang dan kakinya yang jenjang sehingga terlepas sudah celana dalamnya dan terlihatlah apa yang semalam aku masuki. Kusentuh-sentuh dengan jariku, sekejap itu aku mendengar ibu merintih merasakan nikmat. Dengan cepat aku melepas celanaku beserta celana dalamku sambil tanganku kiriku masih mengelus-elus vagina Ibuku. Toeeeeng eeeeeng eeeeng.... "Bebas bebas.... sangkar mana sangkar mana diiiiimanaaaaaaaa" mungkin itu yang akan diteriakan oleh dedek Arya.
"Bu....." tanyaku sambil kuelus-elus vagina Ibuku, Aku memang belum berpengalaman, semalam kejadian itu aku kesulitan memasukinya. Sekarang aku harus mencobanya seperti adegan film yang pernah aku tonton sebelumnya. Aku pastikan jalan masuknya dengan jempol dan jari telunjuk tangan kiriku untuk membukanya seperti adega-adegan dalam video. Mungkin pada kejadian awal aku tidak menceritakan secara detail apa yang aku tonton. Maklumlah semalam adalah kejadian yang tergesa-gesa dan pertama kali. Kali ini aku bisa sedikit tenang jadi aku bisa mengingat apa yang aku tonton secara detail.
"Aaaaahhhhhhh..... nak....." lenguh Ibuku ketika dua jariku mencoba membuka pintu vaginanya.
Setelah aku melihatnya, ku arahkan dedek arya dan kumasukan secara perlahan. Kini posisi kaki Ibu terangkat dan merenggang terbuka. Dan kedua tanganku memegang pinggang Ibuku.
"Aduh bu, sakit, sempit sekali.... kenapa tidak bis......sa mass.......suk......" ucapku, terus aku tancapkan dan kudorong dengan menahan rasa sakit. Kudorong dengan paksa tampak vagina ibuku sangan sempit dan keset. Kenapa di film bisa masuk dengan enaknya, kenapa ini malah seret sekali. Dengan usaha maksimal, Optimalku akhirnya dedek Arya hanya masuk setengahnya saja.
"Uftttttttttttt.....ahhhhhhhh...... besaaaaaaaaaaaaaar sekaaaaaaalllli......"
"Sakiiiiit nak pelaaaaaaan.... punyamu keb.....bes....sar....ran ....hufffffttt..... aaaahhh" rintih kesakitan ibuku dengan kedua tangannya menahan tubuhku.
"Cobalah masukan setengah keluarkan, masukan lagi dan keluarkan nak, terus seperti itu, kalau hingga nyaman, setelah itu dorong sekuat tenaga kamu nak aaaaaisssshh" perintah Ibuku dengan nada cepat dan dahi mengrenyit menahan sakit.
Kupegang kedua pinggul Ibu, kulakukan apa yang dikatakan Ibuku, setengah masuk, keluar, setengah masuk keluar, setengah masuk, keluar, setengah masuk keluar, setengah masuk, keluar, setengah masuk keluar, setengah masuk, keluar, setengah masuk keluar, dan semakin lama aku melakukannya semakin licin, walau sedikit. Mula kurasakan kehangatan liang vagina Ibuku hangat sehangat sayangnya kepadaku. Tak pernah aku berpikir akan terjadi tapi ini pengalaman pertamaku. Bagai terkena Tsunami, dedek arya tenggelam di dalamnya.
"Uffftttt.....besar seka......li ..... naaaaak ......penuuuuuuuuh" rintih kesakitan Ibuku disertai kedua kakinya yang mengapit pinggangku, dan rintihan itu membuat aku menghentikan gaya dorong.
"Maaf bu, aku baru kedua kalinya, dan semalam adalah yang pertama, haruskah aku hentikan" ucapku sedikit menggoda.
"Tidak nak, tidak ibu suka, ibu suka cepat nak cepat ....ahhhhhhhhhhhhh....terasa penuh naaak" lanjut Ibuku.
Air matanya semakin deras, semakin basah kedua pipi Ibuku. aku tidak mempedulikannya, aku harus menempatkan cintaku, biar air mata itu semakin keluar banyak, biar semakin Ibu mencintaiku. Ku lanjutkan gaya dorong tubuhku semakin cepat semakin cepat.
"Enak sekali nak, Ibu suuuuuuka, punyaaaaamu menyentuh rahim Ibuuuuuuu, setubuhi Ibu nak, setubuhi ibu setubuhi Ibu, jadikan Ibu milikmuuuuuaaaaaaashhhh" racaunyaIbuku.
"Ini untukmu Ibu, punyamu bu" ucapku sambil aku menggoyang pinggangku.
"ya punya Ibu, Ibu punyamu, milikmu nak....terus nak, terus.... buat Ibu semakin cinta kamu" ucap Ibuku.
"Ya bu pasti, ah ah ah ah ah ah bu aku tresno sliramu bu (aku cinta kamu bu)" ucapku sambil kupercepat gaya dorongku.
"Ibu juga nak,terus.... Terus nak, enak uftttt..... ah terus......." racau Ibuku.