Bab 3 Kenapa aku selalu yang di putus?
Rey hanya memasang satu tangangnnya ke pinggang, dan satu lagi menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal, tapi senyumnya tersungging ringan di bibirnya yang menawan.
"Akh...kenapa selama ini aku terus yang selalu di putuskan? padahal alasan ku semua sama, di kejar kejar depkolektor, wah...nama itu benar benar keren dan manjur sekali untuk melihat apakah seorang gadis itu matrealistis atau tidak." Ucap Rey lagi dengan senangnya. Dalam hati benar benar senang dengan kesenangan itu, bermain dengan para wanita cantik. Namu di satu sisi hatinya, ia benar benar haus akan kasih sayang yang sungguhan, yang nyata, ia ingin sekali seseorang memperlakukannya tulus, bukan untuk bersenang senang atau menghambur hamburkan uangnya saja.
"Hanya nenek yang tulus menjaga dan merawatku, tapi aku juga tidak bisa meminta nenek untuk tinggal disini dan masak untukku." Ucap Rey dengan dengusan kesalnya. Lalu samar samar hidung Rey mencium bau, bau yang sangat gurih dan wangi, membuatnya kelaparan seketika.
Hingga terdengar pintu terbuka, lalu tertutup lagi, saat itu nenek baru tiba.
"Ini tuan muda obat gosoknya...dan ini kembaliannya..." Ucap nenek sembari memberikan apa yang tuan mudanya itu inginkan.
"Nek...buat nenek saja ya...Rey sudah tidak membutuhkannya lagi...dan lagi...Rey lapar...nenek bawa apa itu? kenapa baunya wangi sekali nek?" Ucap Rey dengan antusiasnya.
"Tuan muda mau? silahkan saja..." Ucap nenek sembari menyiapkan peralatan untuk sarapan tuan mudanya. Rey hanya menanti dengan senang di meja makan, seperti seorang anak kecil yang tengah menunggu suapan dari mamanya.
"Nenek...kenapa kita baru bertemu ya nek? akh andai sejak nenek kerja disini...pasti Rey akan betah di rumah dan selalu ada di rumah." Ucap Rey dengan senang nya, saat nenek datang membawakan nasi yang di atasnya ada ikan tongkol dengan bumbu khas.
"Jadi bau wangi tadi hanya ini saja nek?" Tanya Rey saat melihat sepotong ikan tongkol ujuran sedang dan nasi hangat di piring makannya.
"Iya...itu bekal makan nenek untuk makan siang nanti, makan sarapan tadi sudah di rumah...ayo di makan...cucu nenek itu yang masak." Ucap nenek yang membuat Rey mengernyitkan dahinya, menyatukan alisnya seakan tidak percaya rasanya enak dari tampilannya saja. Karena bagi Rey...makanan semacam itu belum pernah sekalipun Rey jumpai. Bahkan bentuknya yang benar benar tidak menggoda selera sama sekali.
"Nenek setiap hari makan seperti ini?" Tanya Rey pada nenek tersebut.
"Kita harus mensyukuri semuanya tuan, dan bagi nenek dan cucu nenek, makanan seperti ini sudah sangat lezat." Ucap nenek lagi, hingga akhirnya Rey pun mengambil satu suapan kecil yang ia masukan kedalam mulutnya. Seketika kedua matanya terbelalak lebar, ia benar benar merasakan makanan itu meledak di mulutnya, benar benar sangat nikmat ternyata rasa yang Rey rasakan, hingga tanpa sadar Rey pun menghabiskannya semua tanpa sisa.
"Nek masih ada lagi tidak?" Tanya Rey pada nenek tersebut.
"Ya hanya itu tuan bekal makan siang nenek, sekarang sudah habis tuan makan." Ucap nenek dengan senyuman ramahnya.
"Tenang nenek...nanti Rey ganti deh dengan makanan apapun yang nenek mau, sekalian...ajak cucu nenek, bagaimana nek?" Tanya Rey yang entah mengapa, belum melihat cucu sang nenek saja ia sudah sangat penasaran, karena makanan yang ia buat benar benar nikmat luar biasa, bahkan melebihi semua makanan yang Rey sudah makan.
"Tuan muda...cucu nenek kan setelah mengajar, dia bekerja, nah itu...pasti tidak bisa...dan lagi...kami tidak terbiasa makan makanan di restoran." Ucap sang nenek dengan jujurnya.
"Nek...sini deh nek...Rey mau bicara dengan nenek." Ucap Rey sembari mengajak nenek duduk di sofa.
"Nenek bisa tidak setiap hari datang kesini hanya untuk masak saja untuk Rey? tidak perlu bersih bersih, atau yang lain...bagaimana? gaji nenek Rey naikan dua kali lipat?" Ucap Rey lagi yang benar benar merasa masakan nenek dan cucunya itu sangat luar biasa enaknya, dan cocok di lidah Rey.
"Benar tidak apa apa tuan muda?" Tanya nenek lagi pada tuan muda di sampingnya.
"Benar nek...gampang kalau masalah mencari pekerja paruh waktu untuk bersih bersih rumah." Ucap Rey dengan antusiasnya.
"Iya baiklah tuan, jika tuan berkata demikian, nenek hanya akan datang untuk memasak ya kalau begitu?" Ucap nenek lagi yang mengiyakan apa yang di inginkan tuan mudanya.
"Akh...tapi nenek kan sudah tua untuk datang setiap hari kemari...apa...nenek masak saja di rumah...lalu biar cucu nenek yang mengantarkannya kemari, kan bisa tuh...kalau pagi sembari dia berangkat kerja, sama siang juga bisa, dan malam nya...nenek atur deh...semua rinciannya serahkan pada Rey, masalah hal semacam itu kecil untuk Rey nek..." Ucap Rey yang membuat mudah urusan sang nenek.
Saat itu nenek pun seakan manggut manggut mengiyakannya saja.
"Ini ada uang untuk makan besok ya nek...hari ini Rey mau keluar, kurang tidak?" Ucap Rey pada nenek di sebelahnya.
"Tidak tuan...ini lebih malahan." Ucap nenek saat melihat uang lembaran di tangannya.
"Nenek, nenek...itu hanya untuk membeli dua gelas tequilla di diskotek tahu..." Ucap Rey dalam hatinya. Dan saat itu Rey benar benar merasa sangat sangat bahagia...ia tidak bermaksud mengirit sama sekali...tapi nenek bilang sudah cukup dan bahkan lebih.
"Tuan muda juga biasanya tidak di rumah...kok tumben ada di rumah?" Tanya nenek yang ingin tahu. Karena biasanya setiap saat nenek datang membersihkan apartemen, rumah selalu dalam keadaan sepi.
"Akh...itu kebetulan saja nek, aku sedang menginap di tempat teman." Ucap Rey dengan senyumannya, padahal kenyataanya ia lebih sering tidak pulang ke apartemen karena menginap di hotel dengan wanita yang ia ajak kencan.
"Baiklah kalau begitu, nenek sekarang pulang saja ya...ingat...setiap harinya jangan lupa ya...setiap hari pula Rey akan memberikan uang belanja pada nenek, atau seminggu sekali, bagaimana itu nek?" Ucap Rey dengan senangnya. Dan nenek pun mengangguk mengiyakannya saja.
"Tapi tuan muda makan siangnya nanti bagaimana?" Tanya nenek yang mengkhawatirkan tuan mudanya yang nenek anggap baik hati itu.
"Tenang nenek...Rey bisa beli di luar, nenek pulang saja ya...dan hati hati di jalan..." Ucap Rey lagi yang hanya bisa di laksakan oleh sang nenek.
Akhirnya nenek pun pulang hari itu, ia tidak mengerjakan apa apa di apartemen Reyga.
***
"Loh nak...kok sudah di rumah saja?" Tanya nenek saat ia sudah sampai rumah yang ternyata masih pukul sembilan pagi, dan ia dapati sang cucu pun sudah berada di rumah.
"Iya nek, tadi ada seorang siswi yang jatuh, dan terluka, lalu ibu kepala sekolah meminta Yuna untuk mengantarkannya nek." Ucap halus dan sopan cucu nenek yang bernama Ayuna, ya...dia adalah cucu yang maskannya Rey makan tadi.