Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

Kalau bukan karena anaknya memiliki anak, dia ingin sekali anaknya cerai dengan pengecut ini.

Sean lihat dirinya tidak bisa menghindari Natalie, kemudian dia berkata, "Aku datang kesini untuk meminjam uang."

"Sean… Sean, kamu juga tidak lihat dulu tempat apakah ini. Karpet merah di depan pintu itu lebih mahal dari nyawamu. Bagaimana kamu bisa meminjam uang dari sana? Benar-benar tidak tahu diri!" Natalie mendengus.

Natalie adalah Wakil manajer dari Perusahaan Arizona. Beberapa hari ini, dia sedang membahas kerjasama dengan pihak Perusahaan Rhys. Setelah dia pergi meninggalkan rumah sakit, dia langsung datang kesini.

Hanya saja dia tidak bisa masuk ke Perusahaan Martaguna, sehingga ini membuat dia sangat kesal. Suasana hatinya tentu akan sangat tidak baik. Kebetulan dia melihat Sean dan melampiaskan kekesalannya.

"Dasar sampah! Kakakku harus bekerja dan merawat Andin. Kamu sekarang datang kesini untuk bermain dengan alasan meminjam uang. Apakah kamu adalah seorang lelaki?" Adik iparnya alias Jennie melihat Sean dengan kesal.

Sean baru menyadari bahwa Jennie berada di belakang Natalie. Sedangkan di belakang Natalie ada seseorang pemuda. Pemuda ini bernama Fikri, merupakan teman sekampus Jennie.

"Jennie, apakah dia Kakak Ipar yang tak berguna itu? Mata Kakakmu kurang baik. Orang ini sama sekali tidak berbeda dengan petani," Fikri menilai Sean dan tatapannya dengan remeh.

Dia beruntung pernah berbincang dengan Direktur Perusahaan Martaguna di sebuah acara. Lalu dia mendengar lagi bahwa Natalie sedang membahas kerja sama yang besar.

Oleh karena itu, dia menunjuk dirinya untuk membawa Natalie datang bertemu dengan Direktur Perusahaan Martaguna, dia berharap bisa membantu Natalie Margaretha mendapatkan kerja sama ini. Hanya saja, Direktur itu tidak memberi muka untuknya, sehingga membuat dia malu.

Sekarang dia melihat Jennie dan Ibunya sedang meremehkan Sean, dia juga bersiap untuk menambah beberapa kata, untuk melampiaskan amarahnya.

"Iya, entah apa yang Kakakku lihat, mau menikah dengan orang yang tak berguna seperti dia. Hal yang terpenting adalah orang ini sama sekali tidak bertanggung jawab," sindir Jennie.

"Lelaki boleh tidak memiliki uang untuk sementara, tapi setidaknya harus memiliki rasa tanggung jawab," ucap Fikri sambil tersenyum.

Sean melihat ketiga orang ini dan tak berbicara apapun, lalu berbalik badan ke dalam Perusahaan Martaguna.

"Untuk apa kamu kesini? Cepat kembalilah rawat Andin!" Melihat Sean berjalan ke dalam, Natalie mengerutkan dahinya dan mengomelinya.

"Aku pergi mencari Roby untuk membahas sesuatu." ucap Sean.

"Apa? Kamu ingin mencari Roby orang kaya itu? Apakah kamu mau diusir seperti anjing?" Seketika Natalie kesal dan menjulur tangan untuk menahan Sean.

Sean hanyalah seorang satpam yang rendah. Kalau dia diusir, maka akan membuat ibu mertuanya sangat malu.

"Lepaskan, Ibu. Aku sungguh ada masalah mencari Roby!" ucap Sean mengerutkan dahi setelah tangannya ditarik Natalie.

"Apakah kamu ingin menjadi lelucon di dalam sana? Roby merupakan orang terkaya yang pertama di Kota Bandung. Kamu hanyalah seorang satpam yang rendah, apakah berhak untuk bertemu dengannya?" ucap Jennie sindir.

"Kamu tidak boleh berkata seperti itu. Mungkin karena Kakak Iparmu merasa memiliki marga yang sama dan merupakan satu keluarga dalam lima ratus tahun yang lalu! Hahaha…" ucap Fikri penuh sindiran.

Sean agak kesal, "Apakah mereka hari ini sudah gila secara bersamaan?"

Tapi dia juga tidak boleh marah kepada Natalie Margaretha. Dia hanya bisa mengeluarkan telepon untuk menghubungi Roby, untuk turun menemuinya.

Di saat ini, ada seorang wanita dengan tubuh yang sempurna dan memakai setelan formal datang. Melihat wanita cantik datang, Natalie melepaskan tangannya dari Sean. Wajahnya menunjukkan kecurigaan.

"Dia adalah sekretaris pribadi Pak Roby," ucap Jennie.

"Mungkin mereka merubah sikap mereka dan datang memanggil kita kembali. Tante Natalie, selamat Anda akan mendapatkan kerja sama ini," ucap Fikri penuh hormat.

"Apakah sungguh mencari kita kembali untuk membahas?" Natalie sedikit tidak percaya, tapi wajahnya menunjukkan sedikit kesenangan.

"Tentu! Disini hanya ada kita, lagipula kita juga telah berbicara dengan mereka. Mereka tentu datang mencari kita," ucap Fikri dan mengangguk pasti.

"Dulu tidak bisa membahas dengan CEO Ardy, sedangkan sekretaris pribadi Pak Roby datang mencari kita. Pasti Pak Roby yang menyuruhnya. Ibu, sepertinya kerjasama ini akan sukses!" ucap Jennie semangat.

Kalau kerja sama ini jadi, maka Ibunya akan membagi komisi uang yang banyak untuknya. Natalie juga merasa benar setelah dipikir ulang. Sekretaris pribadi Pak Roby tentu datang mencari mereka, tidak mungkin mencari Sean.

Natalie senyum menyambut kedatangan wanita itu dengan pikiran itu, "Selamat siang, kamu datang..."

Natalie belum selesai berkata dan senyumannya masih terpasang kaku di wajahnya. Dia hanya bisa menemukan sekretaris cantik itu tidak mempedulikannya dan langsung melewatinya untuk berjalan ke hadapan Sean.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel