Bab 15 Lumayan Baik
Sekitar jam satu siang, Mayda pulang dengan wajah suram.
Elton sedang bermain game dan bertanya saat melihatnya, "Ibu, siapa yang membuatmu marah?"
Mayda membuang tas ke sofa dan duduk dengan emosi, "Semuanya gara-gara Calista sialan itu!"
"Siapa?" Elton meletakkan konsol game dan mendekatinya. "Ibu, kamu pergi menemuinya?"
"Untuk apa aku pergi menemuinya? Waktu itu dia dan kedua selingkuhannya menindasku di toko barang mewah. Tidak tahu apa yang mereka lakukan sehingga satpam tidak membiarkan aku masuk ketika aku dan temanku pergi ke sana hari ini. Katanya aku masuk daftar hitam!"
Mayda meneruskan lagi sambil menggertakkan giginya, "Kami pergi berenam, semuanya bisa masuk, tapi hanya aku yang tidak bisa. Berengsek! Kamu tidak melihat tatapan orang lain yang memperlakukanku seperti orang rendahan. Wanita jalang itu benar-benar kurang ajar!"
Mungkin karena suaranya yang terlalu kencang, sehingga membuat Lancelot dan Nydia turun dari atas.
"Ada apa?"
Lancelot sedang mengancing kancing di pergelangan tangannya, dia mengenakan kemeja biru yang membuatnya terlihat energik.
Nydia juga terlihat berdandan, dia mengenakan gaun putih yang membuatnya terlihat lembut.
Mayda menceritakan masalah itu secara singkat kepadanya.
Lancelot perlahan-lahan mengerutkan alisnya, "Aku dan dia sudah bercerai, kamu jangan mencari masalah dengannya."
Calista tidak sederhana, dan Lacelot juga mengerti dengan karakter ibunya sendiri. Dia memperingatkannya supaya ibunya tidak mendapatkan masalah lagi kelak.
Mayda emosi dan berkata, "Dia yang memprovokasiku dulu."
Setelah terdiam beberapa saat, ketika melihat keduanya ingin keluar, dia segera melihat ke arah Nydia dan berkata sambil tersenyum, "Nydia, kalian mau ke mana?"
Nydia tersenyum, "Aku dengar nyonya besar sakit, jadi kami akan pergi menjenguknya."
Mayda mengerlingkan matanya, "Biarkan saja sakit, untuk apa pergi menjenguknya. Menurutku ..."
Lancelot menyelanya dan berkata dengan kesal, "Ibu, dia adalah nenekku."
Mayda tahu putranya tidak suka mendengar dia menjelekkan nyonya besar, jadi tidak meneruskan dan tertawa, "Kalau begitu, kalian pulanglah lebih awal. Aku menyuruh pembantu membuatkan sup biji teratai kesukaan Nydia untuk menyehatkan tubuhnya."
Nydia mengucapkan terima kasih lalu keluar bersama Lancelot.
Calista pernah merawat nyonya besar, jadi hubungan mereka menjadi dekat karena telah bersama selama beberapa tahun.
Meskipun Nydia wanita kesukaan cucunya, tapi tetap tidak bisa menggantikan posisi Calista.
Jadi, Lancelot bisa melihat sikap tidak suka nyonya besar kepada Nydia.
Dia jelas tahu alasannya, tapi tetap membawa Nydia ke sini.
Dia ingin Nydia berkenalan dengan nyonya besar, karena Nydia adalah calon istrinya.
"Nenek, ini adalah suplemen kesehatan yang aku siapkan khusus untuk Anda. Mohon diterima." Nydia terlihat seperti wanita yang sangat pengertian, sama sekali tidak terlihat ada yang salah.
Nyonya besar berbaring miring di kursi malas dan ekspresinya datar, "Jangan memanggilku nenek dulu, panggil aku seperti itu setelah kalian menikah nanti. Selain itu, aku sudah tua, sehingga tidak berani minum suplemen sembarangan, lebih baik kamu bawa kembali."
Nydia merasa malu, dia menggigit bibirnya dan melihat pria di sampingnya untuk minta pertolongan.
Lancelot membantunya, "Nenek, ini niat baik Nydia."
Nyonya besar yang sudah banyak makan asam garam kehidupan melirik Nydia dan tahu dengan apa yang dia pikirkan, "Ya, lumayan baik, cucu menantuku bahkan diusir olehnya."
