Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

Playlist : Dusk till dawn - Zayn feat Sia

***

"I'll be with you from dusk till dawn."

Renaldo berjalan di belakang mengiringi Bella. Gadis itu berjalan dengan sangat cepat, seperti sengaja meninggalkan Renaldo. Ini membuat lelaki itu terpaksa mempercepat langkahnya untuk menyusul.

"Jadi, kita ngerjain di mana, Bel?" tanya Renaldo saat ia sudah berada di samping Bella.

"Kamu pulang aja, biar aku kerjain sendiri di rumah," jawab Bella tanpa menoleh.

Lelaki itu menghela napasnya. "Nggak bisa gitu dong, Bel. Ini tugas kelompok, gue harus ikut ngerjain. Kalau besok tiba-tiba ditanya sama Bu Maya dan gue nggak bisa jawab, gimana?"

"Nanti, aku kasih materinya sebelum dikumpul."

"Bel, jangan keras kepala gitu, dong."

Langkah Bella langsung terhenti akibat ucapan Renaldo. Deja vu rasanya, ia seperti pernah berada dalam situasi ini. Gadis itu menoleh ke belakang, menatap Renaldo dengan matanya yang tajam.

"Mau kamu apa, sih?" tanya Gadis itu pada akhirnya.

"Nyelesein tugas kita, lah." Jawab Renaldo, "gue tau lo risih deket sama gue gini. Jadi, kalau lo mau cepet-cepet gue pergi, mending sekarang lo putusin buat ngerjain itu tugas di mana."

Bella menarik napasnya dalam. Situasi yang benar-benar membuatnya bingung, gadis itu tidak ingin berlama-lama bersama Renaldo namun lelaki itu memaksa untuk ikut mengerjakan tugas.

Bukannya Bella sudah cukup baik hati ingin mengerjakan tugas itu sendiri dengan tetap menuliskan nama Renaldo walau lelaki itu tidak membantu? Di sekolah lama Bella sebelum ini, mereka berlomba-lomba untuk sekelompok dengannya agar tidak perlu repot-repot mengerjakan tugas.

"Kita kerjain di cafe kemaren." cetus Bella pada akhirnya.

"Oke, gue ambil motor dulu. Lo tunggu di sini," ujar Renaldo.

"Aku mau jalan kaki, kamu silakan bawa motor kamu sendiri."

"Loh?" Renaldo heran, "lo yakin mau jalan, Bel? Kenapa nggak naik motor gue aja?"

"Jaraknya deket, aku lebih milih jalan kaki." Gadis itu menatap Renaldo, "kalau kamu mau bawa motor, silakan."

Kemudian gadis itu melenggang pergi meninggalkan Renaldo. Lelaki itu ternganga di tempatnya seraya menatap punggung Bella yang kian menjauh.

Ya ampun, sebenarnya jenis gadis seperti apa yang Renaldo temui ini?

**

Di sepanjang perjalanan menuju cafe, Renaldo diam-diam melirik ke arah Bella. Gadis itu terlihat sangat cuek dengan sekitarnya, bahkan obrolan Renaldo pun tidak ia hiraukan.

Gadis itu berhenti tepat di sebrang cafe. Ia melirik ke kiri dan kanan, meneliti apakah ada mobil atau motor yang melaju kencang. Tidak ada, ia segera berlari menuju seberang dengan Renaldo yang mengekor di belakangnya.

"Wah, rasanya cafe ini jauh, tapi nggak berasa capek jalan kaki ke sini," gumam Renaldo. "Apa efek jalan sama cewek cantik, ya?"

Renaldo melirik Bella, gadis itu masih nampak cuek dan tidak peduli. Seolah perkataan Renaldo barusan tidak tertuju padanya.

"Sabar, Nal. Sabar," Renaldo mengelus dadanya.

"Selamat datang Mba Bella," sapa seorang Waiters saat Bella dan Renaldo masuk. "Mau pesan seperti biasa?"

Bella melirik sekilas wanita itu, kemudian mengangguk. Renaldo menatap keduanya bergantian, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Berarti, Bella sangat sering ke tempat ini sehingga pelayan sangat akrab dengannya.

"Mba, saya pesen apa yang dipesen sama dia, deh," ujar Renaldo pada waiters itu.

Wanita dengan seragam warna hitam itu tersenyum seraya mengangguk, "Mas duduk di mana?"

"Sama cewek yang tadi, Mba."

Terlihat perubahan raut wajah pelayan itu menatap Renaldo. "Sama Mba Bella maksudnya?"

Renaldo mengangguk. "Iya, Mba nggak lihat tadi saya dateng bareng dia?"

"Saya kira cuman kebetulan, Mas."

"Emang kenapa sih, Mba? Kok kayaknya Mba baru nemuin harta karun waktu denger saya dateng sama Bella."

"Maaf, Mas. Saya cuman kaget aja tau Mba Bella punya pacar." Waiters itu menatap Renaldo dari ujung kaki sampai ujung kepala, "eh, apa Mas ini keluarganya Mba Bella?"

"Saya calon pacarnya, Mba." Renaldo terkekeh, "doain, ya."

Waiters itu mengangguk meski ragu, "semangat ya, Mas."

"Btw, Mba," Renaldo setengah berbisik, "Bella sering ke sini sendirian, ya?"

"Loh," waiters itu nampak terkejut, "Mas nggak tau?"

"Apaan, Mba?" tanya Renaldo seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Cafe ini kan punya Mba Bella," ujar pelayan itu membuat Renaldo terdiam.

*CINDERBELLA*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel