Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Mencari Tanaman Obat di Pegunungan

Gu Mingshuang merenung sejenak, lalu berbicara, "Ibu, mulai besok, aku akan pergi ke pegunungan untuk mencari tanaman obat dan menjualnya di kota. Walau keadaan sulit, kita pasti bisa menyembuhkan ayah!"

Dia tidak hanya ingin menyembuhkan ayahnya, tapi dia juga ingin memecahkan masalah kemiskinan keluarganya saat ini, membawa keluarganya menjalani kehidupan yang damai dan tenang.

Sedangkan Keluarga Xu, Gu Mingshuang menyipitkan matanya, dia harus memberi pelajaran pada Keluarga Xu.

Gu Wenjun dan Cao Shi saling berpandangan, mereka merasa senang sekaligus terharu saat melihat sosok Gu Mingshuang yang berbeda.

Keesokan paginya.

Saat fajar, Gu Mingshuang mengganti pakaiannya, dia berencana untuk bangun dan pergi ke pegunungan untuk mencari tumbuhan obat.

Dia mengajak Gu Wenjun dan berjalan keluar pintu dengan tenang.

Saat ini masih subuh, sedang perpindahan waktu antara malam dan pagi.

Hujan sudah reda, langit baru mulai menampakkan cahayanya, di sepanjang jalan terdengar suara kokok ayam dari desa.

Ada penduduk desa yang rajin dan sudah bekerja di ladang.

Gu Mingshuang meregangkan tubuhnya. Memang desa kuno, udaranya saja masih sangat bagus!

Gu Wenjun awalnya mengira bahwa adiknya hanya iseng saja, ketika sudah setengah jalan nanti, wanita itu mungkin akan meminta untuk pulang.

Namun, siapa sangka ketika mereka sampai di jurang dan hutan di sekitarnya menjadi semakin lebat, Gu Mingshuang tidak berniat untuk kembali. Sebaliknya, langkahnya terlihat lebih lincah daripada langkahnya sendiri.

Sebenarnya Gu Wenjun tahu betapa sulitnya Gu Mingshuang melangkah di sini.

Tubuhnya sangat gemuk sehingga lemaknya bergetar setiap wanita itu melangkah

Dia harus mengangkut semua lemak di tubuhnya, kaki Gu Mingshuang sepertinya dipenuhi timah, keringat di punggung membasahi pakaiannya. Dia berjalan ke depan sepenuhnya hanya dengan mengandalkan kegigihannya.

Desa Da Qiao dikelilingi oleh pegunungan, ada pepohonan yang menjulang tinggi di sana. Namun, tumbuhan di sekitarnya telah digali dan dijual oleh penduduk desa, sehingga keduanya harus berjalan lebih dalam lagi.

Tepat ketika Gu Mingshuang sudah tidak tahan lagi, dia melihat rumput kecil di bawah akar pohon, matanya tiba-tiba berbinar.

Tumbuhan itu memiliki batang dan daun berbentuk oval serta bunga mirip bunga bokor.

Gu Mingshuang dengan cepat berlari mendekat, mencabutnya dan memasukkannya ke dalam keranjang bambu dengan hati-hati

"Apa itu?" tanya Gu Wenjun dengan penasaran.

Rumput ini kelihatannya biasa saja, tapi adiknya terlihat sangat menghargainya, mungkinkah dia sudah gila lagi?

"Akar Gentian."

Gu Mingshuang tersenyum dan berkata, "Tumbuhan ini dapat mengurangi peradangan dan menghilangkan rasa sakit, juga memiliki efek yang baik pada luka ayah. Coba kamu lihat di sekeliling, apakah ada lagi."

Begitu Gu Wenjun mendengar bahwa tumbuhan ini berguna untuk luka Gu Yuandao, dia segera menundukkan kepalanya untuk mencarinya.

Saat dia hendak membungkuk, dia menatap Gu Mingshuang dengan curiga.

"Shuang Er, sejak kapan kamu mengerti tentang tumbuhan obat?"

"Eh ...."

Gu Mingshuang merasa sedikit malu, dia lupa bahwa dirinya selama ini merupakan orang bodoh, dia bahkan tidak bisa membaca huruf satu pun, apalagi obat herbal.

Melihat Gu Wenjun menatapnya, dia hanya bisa memasang ekspresi malu-malu dan berkata dengan terengah-engah, "Setelah aku selamat waktu itu, ada ingatan aneh di benakku. Mungkin Langit mengasihaniku karena telah membuat diriku menjadi orang bodoh sampai begitu lama, jadi dia memberikanku kepintaran sekarang."

Semua orang zaman dahulu percaya pada Buddha dan Dewa. Setelah mendengarkan kata-kata Gu Mingshuang, Gu Wenjun tidak ragu lagi dan berkata dengan sedih, "Sayang sekali ayah tidak sadarkan diri saat ini. Jika ayah tahu bahwa kamu tidak bodoh lagi sekarang, dia pasti akan merasa sangat senang."

"Jangan khawatir, ayah pasti akan siuman!"

Mata Gu Mingshuang bersinar penuh tekad, dia tidak akan membiarkan ayahnya menjadi cacat!

Gu Wenjun tidak mengatakan apa-apa dan buru-buru pergi mencari tanaman obat lagi.

Setelah memetik setengah keranjang tanaman obat, keduanya berjalan lebih dalam lagi. Gu Wenjun baru saja membuka semak-semak, tapi dia terkejut dan segera mundur tiga langkah.

Melihat wajah pucatnya, Gu Mingshuang meliriknya dengan bingung. Begitu tangannya menyentuh semak-semak itu, dia mendengar Gu Wenjun berkata, "Shuang Er, jangan lihat, ada orang mati di sana!"

"Apa?"

Ekspresi Gu Mingshuang seketika berubah. Bagaimana mungkin ada orang mati di gunung ini?

Mungkinkah seorang pemburu dari Desa Da Qiao memasuki pegunungan dan digigit sampai mati oleh binatang buas?

Tidak, jika memang ada pemburu yang pergi ke pegunungan dan tidak kembali sepanjang malam, tidak mungkin tidak ada kabar apa pun dari Desa Da Qiao pagi ini.

Dia menyingkirkan semak-semak itu dengan cepat.

Benar saja, ada seorang pria yang sedang berbaring di antara semak-semak rimbun itu.

 

 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel