Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Tidak Layak Bergabung Dengan Gunung Soga

Di atas panggung.

Seorang penguasa gunung mempertanyakan kebingungan di dalam hatinya dengan mulut yang bergetar.

Orang-orang lainnya juga saling bertatapan, mereka memiliki kebingungan yang sama sepertinya.

Secara tidak sadar, mereka mengarahkan pandangan ke Hadwin.

Hadwin juga tercengang, ekspresinya itu seakan-akan sedang berkata, kalau kalian bertanya padaku, aku harus bertanya pada siapa?

Tentu saja, yang paling syok adalah Fachry.

Sebagai orang yang mau menyerang Arion, tentu saja dia tahu kekuatan yang terkandung di dalam tinju Arion barusan seperti apa.

Itu adalah kekuatan yang tidak mungkin bisa dimiliki olehnya.

Apa yang terjadi sebenarnya!

Kenapa bajingan ini bisa memiliki kultivasi yang lebih kuat darinya?!

Tiba-tiba, Arion melihat ke arahnya. "Kamu mau membunuhku?"

Fachry melihat Arion dengan wajahnya yang sudah menggelap, tapi dia tidak berani berkata-kata.

Satu detik kemudian, Arion bergerak.

Hanya dalam sekejap, Arion sudah berdiri di depan Fachry, tanpa mengatakan apa-apa, dia melancarkan tinjunya.

Serangan Arion ini membuatnya panik, mau tidak mau dia harus mengerahkan seluruh kekuatannya untuk bertahan.

Tapi tinju Arion ini berhasil menembus pertahanannya dengan mudah, langsung membuat tubuhnya terpental sampai menabrak bangunan di belakangnya, seketika bangunan itu juga roboh.

Tapi setelah berhasil meninjunya, Arion tetap tidak berencana untuk mengampuninya.

Dia berjalan mendekati Fachry sambil tertawa-tawa.

"Tolong, tolong aku, ketua sekte, tolong aku!"

Di tengah reruntuhan, Fachry yang sudah terluka-luka berteriak minta tolong dengan lemas.

Kali ini, dia benar-benar ketakutan.

Dia sama sekali tidak menyangka ternyata selama ini pecundang ini sudah menutupi kemampuannya rapat-rapat.

Kalau dia tahu kemampuan Arion seperti ini, dia juga tidak mungkin berani mencari masalah dengannya.

Teriakannya barusan membuat semua orang tersadar kembali dari kekagetannya.

Mereka semua tidak menyangka situasi hari ini bisa berbalik seperti ini.

Penguasa Gunung Soga yang merupakan seorang pecundang itu, bisa menghajar penguasa Gunung Swordacle sampai berteriak minta tolong.

Para penguasa gunung dan tetua juga tersadar kembali.

Bagaimanapun juga Fachry adalah penguasa Gunung Swordacle, kalau dia benar-benar dibunuh, ini akan menjadi masalah yang besar.

Ketika mereka mau maju untuk menolongnya, tiba-tiba Arion menoleh ke belakang, melihat mereka semua dengan dingin.

"Aku mau tahu siapa yang berani menolongnya?"

Suaranya yang dingin ini membuat mereka tidak berani melangkah.

Hadwin juga mengerutkan keningnya melihat Arion, karena kali ini, dia juga tidak bisa memahami penguasa Gunung Sofa yang dulunya disebut sebagai pecundang ini.

Bagi Arion, walaupun selama ini hidupnya sangat datar, bahkan dulu dia juga tidak bisa berkultivasi, tapi bukan berarti dia adalah orang yang lemah.

Sekarang ada orang lain yang mau membunuhnya, bagaimana mungkin dia diam saja?

Dia melihat Fachry dari ketinggian. "Di kehidupan selanjutnya, jangan melawanku lagi."

Fachry merasa tidak terima, menderita, benci, juga mau meminta ampun, tapi yang paling banyak dia rasakan di dalam hatinya adalah dendam ....

Tapi semua perasaan di dalam hatinya ini tidak ada artinya di hadapan tinju Arion.

Kematian Fachry membuat suasana menjadi hening, semua orang juga jadi merasa panik.

Tidak ada yang menyangka penguasa Gunung Soga yang disebut sebagai pecundang itu memiliki kemampuan yang mengerikan seperti ini.

Juga tidak ada yang menyangka, Fachry yang angkuh dan tidak terkalahkan itu bisa mati begitu saja.

Bahkan orang-orang yang berpenglihatan tajam juga tahu, kalau Arion bersedia, dia bisa membunuh Fachry dengan sekali tinju.

Arion yang mengakhiri nyawa Fachry dengan tiga kali tinju ini terlihat seperti sedang menguji berapa banyak kekuatannya yang bisa ditahan oleh Fachry, atau Arion hanya mau mempermainkan Fachry.

Yang juga berarti, ada kemungkinan kultivasi Arion lebih dari yang sudah ditunjukkannya.

"Wah, sungguh tidak disangka gurumu sehebat itu, aku sudah salah menilainya."

Di sampingnya, Liam dan Tetua Pedang di dalam cincinnya juga mulai berkomunikasi.

"Itu berarti, guruku sangat hebat?" tanya Liam.

"Tidak bisa dibilang sangat hebat, tapi dia memang mengejutkanku." Dengan datar Tetua Pedang berkata, "Dilihat dari kultivasinya, seharusnya baru mencapai Alam Star, dulu aku pasti bisa membunuhnya dengan satu serangan."

"Jadi bagimu, dia tidak terlalu berguna, juga tidak bisa membantumu banyak."

Setelah semua orang merasa syok atas kematian Fachry, murid-murid yang awalnya mau bergabung dengan Gunung Swordacle pun tiba-tiba berjalan ke arah Arion.

"Penguasa Gunung Arion, aku bersedia bergabung dengan Gunung Soga, kuharap kamu bisa menerimaku."

"Benar, biarkan aku bergabung dengan Gunung Soga!"

Tidak lama kemudian, semakin banyak orang yang berbondong-bondong mau bergabung dengan Gunung Soga, dan yang mereka incar hanyalah keuntungan yang bisa mereka dapatkan.

Bukan hanya karena kemampuan yang ditunjukkan Arion barusan, tapi yang paling penting adalah Gunung Soga hanya beranggotakan dua orang!

Kalau mereka bisa bergabung dengan Gunung Soga di awal, bukankah berarti mereka bisa menikmati semua sumber daya yang dimiliki Gunung Soga?

Semua orang juga mau menjadi orang pertama yang mendapatkan keuntungan sebesar ini.

"Aku juga bersedia bergabung dengan Gunung Soga."

"Gunung Soga adalah gunung terkuat di Sekte Eternal, aku bersedia bergabung dengan Gunung Soga."

"Pergi kamu, aku dulu yang bilang mau bergabung dengan Gunung Soga, kamu mengantre di belakang saja."

Sesaat, ada banyak orang yang mengantre di depan Arion, semuanya menunjukkan antusiasme yang besar di wajahnya, tidak ada yang mau mengalah satu sama lain, mereka menunggu jawaban dari Arion.

Arion melihat sekumpulan murid yang antusias di depannya ini.

Tapi dia masih tidak bisa melupakan perkataan mereka ketika mereka menolak bergabung dengan Gunung Soga tadi.

Sambil tertawa-tawa, dia berkata, "Pecundang seperti kalian masih tidak layak bergabung dengan Gunung Soga!"

Mendengar itu, wajah mereka semua langsung memerah.

Setelah berbicara, Arion langsung berjalan ke depan Hadwin tanpa melihat mereka sama sekali.

"Ketua Sekte, aku sudah selesai merekrut murid, aku kembali ke Gunung Soga dulu," ucap Arion sambil membungkuk.

Hadwin melihat Arion di depannya, ada banyak kebingungan dan pertanyaan di dalam hatinya, tapi pada akhirnya, dia tidak menanyakan apa-apa.

Sambil tersenyum lembut dia berkata, "Baik."

Arion mengangguk-angguk, lalu membawa Liam di sampingnya bergegas menuju Gunung Soga.

Semua murid merasa iri dan menyesal setelah melihat Liam yang pergi mengikuti Arion.

Seorang murid berbakat putih sepertinya, bisa memiliki guru sehebat Arion.

Apalagi Gunung Soga tidak memiliki orang lain selain mereka berdua, itu berarti Liam bisa mendapatkan sumber daya terbaik yang dimiliki Gunung Soga.

Mereka dari awal mereka memilih untuk bergabung Gunung Soga, mungkin mereka juga bisa menikmati keuntungan seperti ini.

Tapi di dunia ini, penyesalan selalu datang di akhir.

Tidak lama kemudian, Arion dan Liam sudah sampai di Gunung Soga.

Dibandingkan dengan Gunung Utama Eternal yang ramai, Gunung Soga terasa jauh lebih sunyi, seakan-akan selain pemandangan, Gunung Soga tidak memiliki apa-apa lagi.

Sesampainya di Gunung Soga, Arion langsung menggunakan Mata Ilahi untuk melihat Liam.

Bagaimanapun juga sistem sudah mengatakan padanya, untuk mengaktifkan Loser Bonding, murid yang direkrutnya harus merupakan pecundang yang sesungguhnya, dan Liam mendapatkan warna putih di pengujian bakat tadi, itu berarti Liam bukanlah pecundang yang sesungguhnya.

Jadi, Arion berniat untuk mencari jawaban atas kebingungannya ini.

[Nama: Liam Oden.]

[Usia: 16 tahun.]

[Kultivasi: tidak ada.]

[Bakat: tidak ada.]

[Peruntungan: memiliki Cincin Hampa di tangan kirinya, di dalam Cincin Hampa terdapat sisa jiwa petarung Alam Sky.]

[Catatan: dia bisa mendapatkan warna putih di pengujian bakat atas bantuan jiwa di dalam Cincin Hampa.]

Dalam sekejap, semua informasi tentang Liam muncul di dalam benak Arion.

Arion pun tersenyum-senyum.

Kakek tua berwujud cincin, ternyata begitu ....

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel