Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Hadiah Super Dari Sistem

Tapi, semua murid di bawah panggung malah menghindari tatapannya.

Mereka semua tahu penguasa Gunung Soga ini adalah seorang pecundang.

Bisa dibilang, kalau mereka dipilih olehnya, maka bisa dibilang kehidupan mereka sudah berakhir!

Hati penguasa gunung lainnya juga sedang meneteskan darah, jumlah murid dengan bakat yang kuat bisa dihitung dengan jari, kalau salah satunya dipilih oleh Arion, maka mereka juga akan kehilangan seorang murid yang hebat.

Apalagi ketika tatapan Arion tertuju ke arah murid berbakat ungu itu, mereka semua semakin merasa gelisah.

Napas Fachry juga sudah terengah-engah, dia takut Arion benar-benar memilih murid berbakat ungu itu.

"Bakat ungu!"

"Sungguh bakat yang membuatku merasa kagum!"

Walaupun Arion tidak bisa berkultivasi, tapi dia tetap memiliki pengetahuan tentang kultivasi abadi, dia juga harus mengakui kalau bakat ungu benar-benar sangat hebat.

Tapi sebelum membuat keputusan, dia harus berkomunikasi dengan sistem.

"Sistem, siapa orang yang sudah ditetapkan itu?" tanya Arion.

[Lapor Host, satu-satunya syarat untuk mengaktifkan Loser Bonding adalah murid yang Host rekrut adalah pecundang yang sesungguhnya.]

"Pecundang yang sesungguhnya?"

Arion tercengang, di antara murid-murid yang bisa datang ke alun-alun ini, tidak mungkin ada pecundang yang sesungguhnya.

Bahkan murid berbakat putih juga pasti bisa berkultivasi.

[Host tidak perlu khawatir, aku sudah menemukan targetnya, yaitu murid berbakat putih yang bernama Liam Oden.]

Setelah sistem bersuara, sistem langsung menunjukkan murid berbakat putih yang dimaksud pada Arion, yaitu pemuda berjubah hitam yang berdiri di tengah-tengah sekumpulan orang.

Pemuda berjubah hitam ini berdiri dengan tegak, dipenuhi dengan energi yang positif.

"Kamu yakin dia adalah pecundang yang sesungguhnya?" tanya Arion dengan penasaran.

[Sistem tidak akan salah, Host bisa merekrutnya tanpa khawatir, setelah berhasil merekrutnya, sistem akan memberikan Host hadiah yang tidak diketahui.]

Ketika Arion dan sistem sedang berkomunikasi, Liam yang berada di tengah kerumunan orang itu sedang menunduk.

Dia memutar-mutar cincin penyimpanan di jari manis kirinya dengan tangan kanannya.

Tidak lama kemudian, ada suara yang masuk ke dalam benaknya, "Bocah, aku sungguh sial bisa menjalin kontrak denganmu, kamu hanyalah seorang pecundang yang tidak berguna, apakah kamu tahu berapa banyak kekuatan yang kuhabiskan agar kamu bisa mendapatkan warna putih dan berhasil bergabung dengan Sekte Eternal tanpa diketahui oleh orang lain?"

"Tetua Pedang, maaf," ucap Liam sambil menunduk.

"Sudah cukup, jangan mengatakan apa-apa lagi, karena kita sudah menjalin kontrak, kita berdua harus hidup dan mati bersama, selama kamu menuruti apa kataku, kamu pasti bisa mengubah nasibmu dan menjadi orang terkuat di dunia!"

"Baik, aku akan mengikuti semua yang Tetua Pedang katakan!" ucap Liam dengan penuh antusias.

"Cari cara untuk bergabung dengan Gunung Soga," ucap Tetua Pedang.

"Bergabung dengan Gunung Soga?"

Liam kebingungan, "Bukankah penguasa Gunung Soga juga merupakan seorang pecundang sepertiku?"

"Dia memang pecundang, aku juga tidak berharap dia bisa menjadikanmu orang yang hebat, maksudku adalah, berdasarkan perhitunganku, di bawah tanah Gunung Soga, ada api spesial yang kamu perlukan, setelah kamu mendapatkan api spesial, aku bisa mengajarimu bagaimana cara membuat obat dengan api spesial, dengan begini, kamu bisa memulai perjalanan kultivasimu dan melewati semua jenius yang biasa."

"Selain itu, penguasa Gunung Soga adalah seorang pecundang, sehingga kamu bisa menjalankan perintahku dengan lebih mudah."

"Jadi, kalau kamu bisa bergabung dengan Gunung Soga, aku yakin bisa membuatmu berhasil memulai perjalanan kultivasimu dalam waktu setengah tahun, dalam waktu tiga tahun, kamu bisa mencapai Alam Flash, tiga tahun kemudian, kamu bisa mengalahkan tunanganmu yang memiliki perjanjian tiga tahun denganmu itu, sehingga kamu bisa langsung mencapai tekad tak terkalahkan!"

"Baik, Tetua Pedang, aku paham, aku pasti bisa melakukannya," ucap Liam sambil mengepalkan tangannya dengan penuh antusias setelah mendengar perkataan Tetua Pedang, di saat yang bersamaan, dia juga mengarahkan pandangannya ke Arion.

Dan kebetulan Arion juga sedang melihatnya.

Kedua tatapan mereka bertemu di udara.

"Aku mau memilihnya, murid berbakat putih itu," ucap Arion sambil menunjuk Liam.

Mendengar itu, semua orang melamun sesaat.

Apa-apaan ini? Kamu diberi kesempatan untuk menjadi orang pertama yang merekrut murid, tapi kamu malah memilih murid berbakat putih?

Semua orang tidak bisa memercayainya.

Fachry pun tertawa terbahak-bahak, sambil menatap Arion, dia berkata, "Pecundang, tidak disangka kamu sadar diri juga, kamu tahu kamu akan menyesatkan orang lain, jadi kamu sengaja memilih murid berbakat putih, yang kamu lakukan ini membuatku merasa salut."

Wajah Hadwin di sampingnya juga memucat.

Dia juga tidak menyangka Arion bisa membuat keputusan seperti ini.

Tapi, dia tidak menyalahkan Arion yang sudah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan olehnya ini, justru dia semakin mengasihani Arion.

Mungkin yang dikatakan Fachry barusan benar, Arion takut dirinya menyesatkan orang lain.

"Arion, kamu yakin mau memilihnya? Aku bisa memberimu kesempatan untuk memilih ulang." Tanya Hadwin pada Arion.

"Aku yakin, dia adalah orang yang kupilih," jawab Arion dengan serius.

"Baiklah!"

Karena Arion sudah membuat keputusan, Hadwin juga tidak bisa mengatakan apa-apa, nanti dia bisa mencari cara lain untuk membantu Gunung Soga.

Pilihan Arion ini juga membuat para murid dan penguasa gunung lain merasa lega.

Para murid merasa beruntung karena dirinya tidak dipilih oleh Arion.

Sedangkan para penguasa gunung merasa beruntung karena murid-murid yang berbakat hebat itu tidak dipilih oleh Arion.

"Apakah kamu bersedia menjadikanku sebagai gurumu?" tanya Arion sambil melihat Liam.

Mendengar itu, Liam baru tersadar kembali dari lamunannya.

Terlihat jelas kalau dia juga kaget dirinya bisa dipilih oleh Arion.

Dia tidak menyangka, ketika Tetua Pedang baru memintanya untuk bergabung dengan Gunung Soga, Arion langsung memilihnya.

"Bocah, ini adalah keberuntungan!"

"Dengan adanya bimbingan dariku, ditambah dengan keberuntunganmu yang luar biasa ini, suatu hari nanti kamu pasti bisa menjadi orang yang hebat!"

Terdengar suara Tetua Pedang di dalam kepala Liam.

Mendengar itu, Liam juga menjadi bersemangat.

"Kenapa kamu diam saja, cepat terima tawarannya, tapi cukup berpura-pura saja, seorang pecundang sepertinya masih tidak layak menjadi gurumu!" Ingat Tetua Pedang.

"Baik."

Liam mengangguk, tapi di dalam hatinya dia tetap merasa berterima kasih pada Arion.

"Aku bersedia," ucap Liam sambil membungkuk dan tersenyum-senyum.

"Bagus, kalau begitu, berdiri di belakangku saja!" ucap Arion sambil tertawa-tawa.

"Baik."

Liam mengangguk, dia langsung berjalan ke belakang Arion dengan wajah yang senang.

Semua orang melihat Liam seperti melihat orang yang bodoh, termasuk murid-murid berbakat putih lainnya.

Liam bisa sesenang itu setelah jatuh ke tangan seorang pecundang, daripada menjadi muridnya, lebih baik menjadi pesuruh di gunung lainnya.

Kemudian, giliran Fachry dan yang lainnya untuk memilih murid.

Sesuai dugaan, Fachry langsung melempar ranting pohon zaitun ke arah murid berbakat ungu itu, dia juga menjanjikan berbagai macam keuntungan, sehingga dia berhasil merekrutnya.

Walaupun beberapa penguasa gunung lainnya merasa tidak terima, tapi mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa, sekarang yang bisa mereka pilih hanyalah murid berbakat merah.

Tapi, wajah Arion saat ini terlihat sangat senang, karena hadiah dari sistem sudah turun!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel