Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 13 Darah Phoenix? Tidak Memenuhi Syarat Untuk Menjadi Murid

"Sembarangan." teriak Azalea sebelum Liam selesai berbicara.

"Jelas-jelas aku bilang, karena kultivasimu bisa meningkat dengan sangat cepat, aku juga mau menjadi murid gurumu, bukan aku yang mau menjadi gurumu," ucap Azalea dengan wajah memerah.

Ucapan Azalea ini tidak begitu dipahami oleh Liam.

Dia menggaruk-garuk kepalanya sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Kamu sungguh berkata seperti itu? Seingatku kamu tidak berkata seperti itu!" Dengan bingung Liam berkata, "Kamu juga bilang kamu berasal dari Lembah Suci Dawnlight, jauh lebih baik aku bergabung dengan Lembah Suci Dawnlight daripada Gunung Soga."

"Kamu salah dengar," jelas Azalea.

"Walaupun aku memang bilang aku berasal dari Lembah Suci Dawnlight, tapi yang kumaksud adalah Lembah Suci Dawnlight juga tidak memiliki murid yang bisa meningkatkan kultivasi secepat itu, jadi aku juga mau bergabung dengan Gunung Soga."

"Kamu juga bilang mau memberiku pedang level delapan, apa maksudnya?" tanya Liam lagi.

"Itu, itu ... itu adalah imbalan kalau kamu bisa merekomendasikanku pada gurumu."

Agar tidak bermasalah dengan Arion, agar Arion tidak membunuhnya, Azalea mau tidak mau harus mengarang cerita sebisanya.

Karena takut Arion tidak memercayainya, dia langsung membungkuk di depan Arion dengan hormat. "Senior, sungguh, setelah melihat kecepatan kultivasi pemuda ini, aku tahu dia pasti memiliki seorang guru yang luar biasa."

"Jadi, aku mengikutinya ke Gunung Soga dengan harapan bisa menjadi murid senior, tapi tidak kusangka, sebelum menemui senior, aku malah terjebak di dalam Laut Penderitaan."

"Tapi apa pun yang terjadi, aku mau meminta maaf pada senior karena datang ke sini tanpa izin dari senior, semoga senior bisa mengampuniku."

Setelah berbicara, Azalea berlutut di atas tanah dengan tulus.

"Cih, aku tidak pernah melihat orang yang tidak tahu malu seperti ini," ucap Tetua Pedang di dalam Cincin Hampa setelah mendengar penjelasan Azalea.

"Hmph, dari awal aku sudah tahu dia tidak berkata seperti itu, saat itu Tetua Pedang juga mendengarnya, dia sungguh tidak tahu malu."

Liam juga marah.

Ketika dia mau membongkar kebohongan wanita yang tidak tahu malu ini, Arion melambaikan tangannya, agar dia tidak mengatakan apa-apa.

Arion bukan orang yang bodoh, tentu saja dia tahu kenyataan yang sebenarnya seperti apa, jadi dia tidak mau mendengar penjelasan Liam.

Tapi, dia juga tidak begitu marah.

Sejak peningkatan kecepatan kultivasi 100 kali lipat diaktifkan, kecepatan kultivasi Liam yang mengerikan ini pasti akan menarik perhatian semua orang, wajar saja kalau ada orang yang mau merekrutnya menjadi murid.

Wanita ini juga sudah terjebak di dalam Laut Penderitaan karena mengikuti Liam ke Gunung Soga, Arion yakin wanita ini sudah merasakan penderitaan yang besar.

Selain itu, walaupun wanita ini berbohong, tapi sikapnya sangat tulus.

Jadi, Arion juga malas mempermasalahkan hal ini.

"Gadis, kamu pergi saja, jangan pernah datang ke Gunung Soga lagi," ucap Arion sambil mengayunkan tangannya.

Wajah Azalea memanas.

Dari sikap yang ditunjukkan Arion, dia tahu kalau Arion sudah mengetahui kebohongannya, dengan wajah yang memerah, dia meminta maaf dengan hormat. "Maaf senior, barusan aku membohongimu, maaf, tidak seharusnya aku membohongimu."

"Ini semua salahku yang buta dan tidak sadar diri ini, sehingga senior merasa kesal."

"Kecepatan kultivasinya sangat cepat, aku memang tidak layak menjadi gurunya."

"Tapi senior, aku memang serius mau menjadi muridmu, kuharap senior bisa memenuhi keinginanku ini," ucap Azalea dengan hormat.

Setelah melihat Arion tadi, dia memang berniat untuk menjadi muridnya.

Karena Arion adalah orang pertama yang tidak bisa dibaca olehnya, apalagi orang ini adalah pemilik Laut Penderitaan, juga bisa memancing makhluk raksasa dari Laut Penderitaan.

Jadi, dia yakin menjadi murid Arion adalah keputusan yang tepat.

Perkataan Azalea ini membuat Arion kebingungan.

Ketulusan wanita ini tidak membuat Arion memiliki kesan yang baik padanya, tapi juga tidak membuat Arion memiliki kesan yang buruk padanya.

Tapi untuk menjadi gurunya ....

Arion pun mengamati Azalea beberapa saat, pada akhirnya dia menggeleng-geleng.

"Gadis, kamu tidak memenuhi syarat untuk menjadi muridku, lebih baik kamu pergi saja."

Barusan Arion sudah menggunakan Mata Ilahi untuk mengamatinya, bakat yang dimilikinya memang sangat hebat.

Tapi dengan begini, Arion tidak bisa mengaktifkan Loser Bonding.

Jadi, tidak ada gunanya dia memiliki murid seperti ini.

Apalagi dia juga tidak bisa membimbingnya, jadi Azalea sama sekali tidak perlu menjadi muridnya.

"Tidak memenuhi syarat?"

Azalea merasa terpukul setelah mendengar itu.

Harus diketahui, bakat dan kemampuannya ini sudah memecahkan rekor Lembah Suci Dawnlight sepanjang sejarah.

Saat itu, demi merekrutnya menjadi murid, para senior dari Lembah Suci Dawnlight itu juga rela mengeluarkan berbagai macam harta karun, tapi pada akhirnya tidak ada yang menang, juga tidak ada yang mau mengalah.

Pada akhirnya diputuskan, Azalea akan dibimbing oleh semua orang, sehingga masalah ini berhasil teratasi.

Oleh karena itu, sebagai Gadis Suci Lembah Dawnlight, sebenarnya dia masih belum memiliki seorang guru yang sesungguhnya.

Tapi dia juga tidak mengecewakan mereka semua, di usianya baru yang lebih dari 20 tahun, dia sudah mencapai Alam Moon.

Sama sekali tidak berlebihan kalau dia disebut sebagai masa depan Lembah Suci Dawnlight.

Tapi hari ini, dia disebut tidak layak menjadi murid Arion.

Meski begitu, dia tetap tidak akan menyerah.

Karena dia tahu, baginya, menemui Arion di Gunung Soga mungkin adalah sebuah bencana, tapi juga mungkin adalah sebuah peruntungan.

Dia bersiap-siap untuk mengungkap rahasia terbesarnya.

Selain beberapa orang di Lembah Suci Dawnlight, tidak ada orang lain yang mengetahui rahasia ini, karena kalau rahasia ini terbongkar sebelum kemampuannya meningkat, mungkin Lembah Suci Dawnlight dan dia sendiri akan menghadapi bencana yang mematikan.

Dia yakin, setelah dia mengungkap rahasianya ini, Arion akan berubah pikiran dan bersedia merekrutnya menjadi murid.

"Senior, sebenarnya selain bakat yang kumiliki ini, aku masih memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh orang lain ...."

Azalea menarik napas dalam-dalam.

Dia sedang memberanikan diri untuk mengungkap rahasianya, tapi sebelum dia berbicara, Arion sudah berkata, "Aku tahu, kamu memiliki sedikit Darah Phoenix Kuno di dalam tubuhmu," ucap Arion dengan datar.

Arion sudah mengetahui hal ini ketika mengamatinya dengan Mata Ilahi. Dengan Mata Ilahi, Arion bisa mengetahui kemampuan, bakat dan fisik yang dimilikinya seperti apa.

?

??

???

Kedua mata dan mulut Azalea terbuka lebar.

Dia tercengang melihat Arion di depannya ini.

Darah Phoenix yang dibanggakan dan sudah dirahasiakan olehnya selama ini, sudah diketahui oleh Arion sejak awal?

Dan Arion juga bisa mengatakannya sedatar itu?

"Gadis, maaf, walaupun kamu memiliki Darah Phoenix, kamu tetap tidak memenuhi syarat untuk menjadi muridku."

"Lebih baik kamu pergi saja."

Arion menyimpan seekor ikan yang baru didapatnya, karena dia sudah mendapatkan makanan untuk disantapnya hari ini, dia pun berdiri mengangkat keranjang ikan, bersiap-siap pulang.

"Liam, antar tamu kita."

"Baik."

Wajah Azalea memucat melihat Arion yang pergi begitu saja.

Suara Arion masih menggema di dalam kepalanya.

Walaupun kamu memiliki Darah Phoenix, kamu tetap tidak memenuhi syarat untuk menjadi muridku....

Ucapannya ini membuat kebanggaan Azalea yang terakhir hancur berkeping-keping.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel