Prolog
“Bagaimana?” tanya Charael setelah Tristan keluar dari ruang singgasana. Hari ini mereka berdua sudah dipanggil oleh kaisar dan pangeran bersamaan. Kemarin Carry, hari ini mereka berdua.
“Aku diminta untuk kembali ke Knightdale,” jawab Tristan sekenanya. Karena memang itulah yang diperintahkan.
Baik Tristan atau Charael diminta untuk libur dan kembali ke wilayah masing-masing. Ke mana saja asalkan tidak di Ibukota. Beruntung sekali Carry yang bisa tetap berada di Ibukota karena keluarga Servant tidak perlu kembali ke Duchy, sebab tempat itu sudah ada yang mengurus.
Berbeda dengan Tristan. Sekarang Knightdale tidak punya penguasa. Ia adalah pewaris tunggal wilayah itu setelah ayahnya wafat. Tristan benci sekali mengingatnya, tetapi ia tidak bisa mengabaikan bahwa gelar marquess itu sudah dikembalikan oleh kaisar beberapa menit yang lalu.
“Jadi, kau akan kembali ke sana?”
Tristan menggenggam erat gulungan yang diberikan oleh pangeran. Itu surat legal yang menyatakan bahwa gelar marquess sudah sah jadi milik Tristan. Padahal selama ini ia menolak dan mengembalikan gelar itu pada kekaisaran karena Tristan tidak menginginkannya. Sekarang malah jadi begini.
“Kapan kau akan meninggalkan Ibukota?” Charael bertanya dengan senyum aneh.
“Malam ini.”
“Ha? Serius? Jadi kau mau pergi diam-diam, ya?”
Tristan melangkah meninggalkan pintu ruangan itu menuju bangunan tempat tinggal kesatria. Kenapa Charael menyebut itu dengan pergi diam-diam? Tidak ada orang yang harus Tristan beritahu sama sekali. Ia tidak perlu memberi pengumuman kalau mau pergi, bukan?