3. The Man 3
Evelyn tidak terlalu banyak tahu mengenai seluk beluk kota kelahirannya itu, dia banyak belajar di rumah termasuk homeshooling. Ibu dan Ayahnya yang menyarankan hal itu, mereka bilang itu bagus untuk Evelyn untuk tidak terlalu dekat dengan dunia luar. Tapi sekarang dia malah bekerja di dunia yang mengharuskan dirinya bertemu dengan banyak orang dan selalu berinteraksi.
Itulah sebabnya, Ayahnya tidak pernah setuju Evelyn meninggalkan rumah. Evelyn tidak siap untuk berhadapan dengan dunia luar, pemikirannya berbeda dengan gadis seusianya. Jika seorang gadis akan selalu tampil modis dengan segala barang-barang branded atau sekedar pergi berbelanja dan menonton konser dengan teman-teman, tidak halnya Evelyn.
Gadis itu tertarik dengan hal-hal yang aneh, yang selalu membuat rasa keingintahuannya naik kepermukaan.
"Kanibalisme..." Evelyn menjawab dengan pelan, seperti berbisik, tapi Adam masih dapat mendengarnya dengan baik.
"Gadis pintar, lalu apa yang membuat mereka memakan korbannya?" Tanya Adam, mereka seperti membuat sesi tanya-jawab. Mengabaikan kuisioner yang Evelyn berikan.
Evelyn terlihat berpikir, menggunakan akal cerdasnya dan dia harus menjawab seformal mungkin meski berbicara dengan seorang narapidana.
"Karena keharusan membalas dendam, atau mereka memang menyukai rasa daging sesamanya" jawab Evelyn.
"Kanibalisme terjadi bukan hanya pada manusia, hewan dan tumbuhan..."
"...namun apa yang menyebabkan mereka mampu memakan spesies mereka sendiri, jawabannya bukan karena balas dendam atau karena mereka tersakiti di masa lalu, bukan karena rasa daging yang enak dan bukan karena mereka ingin terlihat mengerikan..."
"...tapi karena mereka ingin melakukannya. Sebuah keinginan murni yang disugestikan ke otak." jelas Adam panjang lebar, pria itu melihat Evelyn mendengarnya dengan cermat.
"Jika seseorang kanibal menyukai rasa dagingnya, maka dia adalah orang yang memiliki selera tinggi. Dan jika seorang kanibal memakan daging korbannya karena tuntutan balas dendam, maka dia hanyalah seorang penjahat... tapi bagaimana dengan kanibal murni?..."
"....dia memakan daging sesama spesiesnya, karena dia menyukai kegiatan makan itu sendiri." Evelyn menarik nafas panjang, baru ia sadari.
Tidak ada alasan bagi seorang psikopat melakukan tindakan kriminal.
Tidak karena tersakiti, tidak karena balas dendam, tapi karena di dalam hati mereka, mereka ingin melakukannya.
Jadi kesimpulannya adalah, tidak atas unsur sesuatu. Tapi karena memang ada yang salah di dalam diri dan hati nurani mereka.
"Jika seseorang melakukan tindak kejahatan karena merasa tersakiti, maka ketika dia selesai dengan pembalasan dendamnya. Setelah itu, dia tidak punya tujuan. Mereka melakukan kejahatan lagi dan lagi hanya ingin merasa dikenal dan ditakuti..."
"...tapi bagaimana jika seorang psikopat benar-benar melakukannya terus-menerus dengan konsisten?"
"Karena mereka ingin melakukannya." Evelyn menambahkan penjelasan Adam.
"Benar, Evelyn. Jadi seperti itulah prinsip kanibalisme jika kau tanya aku..." ujar pria itu, Evelyn kembali berpikir. Banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan di samping wawancara yang menarik ini, Evelyn tidak mengira seorang Adam Rig dengan wajah mengerikannya memiliki otak yang cerdas.
"Karena itu aku memiliki banyak gelar, Evelyn..." ujar Adam seraya menyeringai, seperti dia bisa membaca pikiran gadis yang duduk di kursi kayu tersebut.
"Kau mudah dibaca, pertanyaan itu keluar begitu saja dari dalam hatimu setelah kau sadar betapa menariknya obrolan kita bagimu. Dan kau sadar, aku bukanlah pria sembarangan." Kata Adam, Evelyn terdiam. Pria itu benar, mungkin dibanding dengan dirinya. Ilmu Evelyn masih belum sebanding dengan pria yang sudah hidup selama empat puluh tahun lebih itu.
"Karena itukah kau memakan korbanmu?" Tanya Evelyn penasaran.
"Banyak seni di dalam kehidupan ini Evelyn... Seni melukis, seni bela diri, bahkan seks dan pembunuhan pun memiliki seninya tersendiri..."
"...kalau kau mengerti istilah Bondage, Discipline dalam seks, maka bisa melihat seninya. Begitupun dalam hal membunuh, ada mereka yang menyukai kebrutalan, ada pula mereka yang menyukai pertunjukan berdarah."
Jelas Adam.
"Dan kau menyukai seni memotong tubuh lalu memakannya?" Tanya Evelyn lagi, Adam tersenyum.
"Hah... terkadang sebuah dorongan untuk mengasah pisau dapur dan membuat sayatan halus di organ tubuh mereka adalah hal yang indah yang pernah aku lakukan." jawab Adam sambil menutup mata membayangkan sesuatu.
Evelyn menegak salivanya sendiri, ia mengerti. Tidak ada orang yang aneh di dunia ini, hanya memiliki fantasi yang berbeda. Meski cara Adam Rig agak sedikit sadis dan seninya berbeda, dan jelas sekali jika selera membunuh Adam Rig bukan selera murahan.
"Mungkin aku bisa menyiapkan makan malam untuk kita berdua agar kau bisa mencicipinya..."
"Tidak, terimakasih. Aku vegetarian." tolak Evelyn dengan ramah.
"Oh ya, apa orang tuamu yang mengajarkan hal itu padamu?" Tanya Adam.
"Tidak, aku suka memotong daging ketika membantu Ibu memasak. Tapi tidak mencicipinya." balas Eve, pernyataan barusan itu membuat Adam tertarik.
"Kenapa kau tidak memakannya Evelyn, beritahu aku!" Adam menggenggam jeruji besi berkarat itu.
"Apa karena kau tidak suka rasanya? Atau memang kau tidak pernah mencobanya sama sekali?"
Evelyn terdiam sejenak, hingga saat ini. Ia masih belum dapat menjelaskan kenapa dia tidak menyukai makhluk hidup untuk dimakan. Daging, seafood bahkan olahan hewani apapun.
Bukan karena tidak suka rasanya, hanya saja... dia tidak tertarik.
"Entahlah, mungkin karena aku tidak terbiasa." jawab Evelyn.
"Ooh, benarkah? Aku bisa membuat lidahmu terbiasa." kata Adam.
"Tidak, aku tidak sepertimu." balas Evelyn.
"Kau belum tahu saja" Kata Adam sambil menyeringai.
Evelyn lalu diam, dia mengambil kuisioner tadi lalu membacanya. Namun baru saja dia hendak bertanya, sebuah alarm berbunyi. Waktu berkunjung telah habis, Evelyn bahkan tidak sadar jika dia telah berada disini cukup lama.
"Well, sepertinya waktu kunjungku telah habis. Aku akan datang lagi nanti jika kau tidak keberatan..." ujar Evelyn lalu memasukan barang-barangnya kedalam tas.
"Aku akan selalu berada disini." balas Adam.
Evelyn berdiri, berterimakasih kepada Adam yang telah meluangkan waktunya. Adam bilang jika dia menyukai percakapan antara dirinya dan Evelyn, itu menarik. Karena jarang sekali ada pengunjung yang memiliki pemikiran seperti Evelyn. Gadis itu cerdas, dan Adam menyukai otak gadis itu.
Saat Evelyn keluar dari penjara, ia sadar, ia tidak mendapatkan apapun hari ini. Itu memang tujuan Adam yang bermain dengan pola pikir Evelyn, dan Evelyn pikir, ini hanyalah sebuah awal. Ia biarkan Adam bermain terlebih dahulu, karena pria itu sangat rumit dan misterius. Tidak mudah jika kau datang dan mengorek informasi tentang kekejamannya dahulu.
Seperti sebuah permainan, dan Evelyn harus sabar menunggunya. Adam pun tidak pernah menjawab segala pertanyaan yang Evelyn ajukan, dan membuat pernyataan terbalik. Hari ini Adam memberikannya sebuah pelajaran tentang kanibalisme, dan tujuannya. Mungkin, jika esok hari Adam telah terbuka tentang kasus pembunuhan yang ia lakukan. Mungkin Evelyn bisa membuat kesimpulan tersendiri, mengapa Adam Rig bisa melakukan hal-hal mengerikan seperti itu.