Bab 9 : The Enemy
Aura meninggalkan Axel yang masih terpaku di ruang tamu. Denting ponsel membuat Axel tersadar dan membuka pesan yang masuk. Dari Aura.
“Pulanglah. Besok tidak perlu datang karena aku tidak akan pergi kemanapun.”
Itu pesan dari Aura. Entah apakah benar wanita itu memang tidak ingin pergi atau sengaja menghindar dari Axel karena kejadian malam ini? Bisa jadi kan?
“Baik, Nona.”
Hanya itu jawaban yang bisa Axel berikan. Memangnya apalagi? Axel tidak mungkin bersikeras datang jika tidak diperlukan kan? Terpaksa Axel pulang dengan hati kacau balau. Meski hanya sedetik, tadi Axel sempat melihat raut sedih terpancar di wajah Aura dan hal itu membuat Axel diserbu oleh rasa bersalah.
Tapi jika dipikir kembali hal itu bukan salah Axel sepenuhnya kan? Aura yang datang ke kamarnya malam itu dan mucikari juga bilang kalau Aura adalah wanita yang memang disediakan untuknya!
‘Aku harus mencari tau bagaimana bisa Aura datang ke kamarku!’ putus Axel dan langsung menghubungi sang mucikari yang langsung diangkat pada dering kedua.
“Apa anda perlu wanita lagi malam ini, Tuan?”
“Ya, tapi aku memiliki syarat.”
“Syarat apa?”
“Aku ingin wanita yang sama seperti dua malam lalu di hotel X!” ucap Axel membuat sang mucikari yang biasa dipanggil madam Cha terdiam, tidak langsung merespon syaratnya.
Axel menunggu dengan sabar, ingin mendengar jawaban apa yang akan diberikan oleh madam Cha padanya. Kejujuran atau sebuah kebohongan?
“Sayangnya wanita itu sudah berhenti dan aku tidak tau dia berada dimana sekarang,” dusta madam Cha setelah hening selama beberapa detik.
“Begitukah? Bagaimana bisa kau melepas pekerjamu semudah itu?”
“Aku tidak ingin menghalangi mereka.”
Axel mengepalkan tangan, menyadari kalau semua ucapan yang keluar dari bibir madam Cha adalah dusta, apalagi nada suara wanita itu tampak labil. Tidak setegas biasa. Aneh!
“Baiklah, kalau begitu tidak perlu. Aku tidak berminat dengan wanita lain!” ketus Axel dan langsung menutup ponselnya tanpa menunggu jawaban madam Cha.
Dirinya bukan orang bodoh. Axel sadar kalau malam itu ada seseorang yang memang sengaja menjebak Aura dengan madam Cha sebagai perantaranya. Entah siapa dan apa motifnya? Axel belum tau, tapi mulai sekarang dirinya akan mulai mencari tau! Axel tidak bisa diam saja saat sadar kalau dirinya sudah merenggut mahkota seorang gadis.
Dirinya memang bukan pria baik dan sudah sering tidur dengan banyak wanita, tapi di antara sekian banyak wanita yang ditidurinya tidak ada yang masih virgin dan semuanya murni adalah wanita sewaan yang memang harus memuaskan pelanggannya.
Dan Axel juga bukan pria brengsek yang akan diam saja setelah tau kalau dirinya telah mengambil kegadisan Aura tanpa izin! Tidak, Axel akan mencari tau sampai semuanya jelas. Axel tidak suka dimanfaatkan, begitu juga kali ini!
Axel menyugar rambutnya yang masih basah, efek baru selesai mandi. Tangannya mengambil ponsel dan menghubungi nomor Clay, berharap kali ini dirinya bisa mengandalkan pria itu lagi. Tapi Axel terpaksa harus gigit jari saat panggilannya selalu dialihkan ke kotak suara! Entah kemana pria itu!
Axel tidak tau kalau Clay sedang asyik bersenang-senang di bar dengan banyak wanita. Suara bising membuat pria itu tidak sadar kalau ponselnya berdering sejak tadi!
***
Aura merebahkan tubuhnya yang terasa lelah, padahal dirinya tidak melakukan kegiatan berat hari ini. Hanya berjalan santai di taman dan menikmati kesendirian yang terasa menenangkan hati dan pikirannya. Lalu apa yang membuatnya lelah?
Ahh! Harusnya Aura tidak perlu menanyakan hal bodoh seperti itu! Tentu saja karena kehadiran pria yang bernama Axel! Pengganti Max! Pria yang sekarang menjadi bodyguardnya! Bertugas untuk menjaga Aura!
Sejak melihat pria itu muncul di hadapannya hari ini, jantung Aura tidak bisa berhenti berdebar. Cemas dan takut. Aura takut rahasianya terbongkar.
Bagaimana jika pria itu mengatakan apa yang terjadi dua malam lalu kepada publik?
‘Tidak mungkin! Bukankah jika begitu Axel juga akan terkena masalah?’ batin Aura mencoba menyangkal kekhawatirannya.
Tapi bagaimana jika mungkin? Karier Aura pasti akan langsung hancur lebur dalam sekejap mata! Dan tentunya Aura tidak mau hal itu terjadi!
“Ahh! Menyebalkan! Bagaimana bisa kebetulan seperti ini sih?!” sungut Aura dongkol.
‘Tenang, Aura. Jangan berpikir terlalu jauh. Bersikap biasa saja. Semua pasti akan baik-baik saja kok! Dan yang paling penting lo udah minum pil, jadi omongan Axel tadi nggak akan terjadi!’ ucap Aura seperti sedang merapal doa.
Dengan pemikiran itu Aura memejamkan mata, berharap kalau semua masalah dan kekhawatiran yang ada di otaknya akan lenyap seketika saat dirinya bangun esok pagi. Bahkan jika boleh Aura berharap kalau kehadiran Axel hanya sekedar mimpi buruk!
Sementara itu di tempat yang berbeda seorang wanita sedang mendengarkan setiap laporan dari orang suruhannya dengan tangan terkepal erat.
“Apa tidak ada informasi lain yang bisa kalian dapatkan mengenai Ae Ra? Bagaimana bisa kalian hanya memberiku informasi sampah seperti ini? Padahal uang yang aku keluarkan untuk membayar kalian tidaklah sedikit! Dan lagi aku tidak perlu laporan mengenai kesehariannya! Aku hanya perlu informasi yang bisa menjatuhkan kariernya dalam sekejap mata!" amuk sang wanita sambil menatap tajam sang informan bayarannya.
“Maaf, Nona. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi sejauh penglihatan kami tidak ada hal aneh yang dilakukan oleh nona Ae Ra!” jawab sang informan sambil menunduk, tidak berani membalas tatapan bossnya yang seperti bara api.
“Jika tidak ada maka kalian harus menciptakannya sendiri! Bagaimanapun caranya aku tidak peduli! Yang pasti aku ingin wanita itu jatuh secepatnya!”
“Baik, Nona. Kami mengerti. Tolong beri kami waktu.”
“Dua minggu! Jika dalam waktu dua minggu kalian tidak bisa mendapatkan informasi apapun untuk menjatuhkan Ae Ra, maka aku akan membuat perhitungan dengan kalian!”
Kedua informan itu saling pandang dengan raut ngeri, tidak berani membayangkan hukuman apa yang akan menanti mereka jika gagal melaksanakan tugas yang diberikan, tapi mereka tidak memiliki pilihan lain!
“Baik, Nona!”
“Sekarang kalian pergilah! Jangan kembali sebelum menemukan informasi yang bisa menjatuhkan Ae Ra, paham?!”
“Paham, Nona!”
Setelah kedua informannya pergi meninggalkan ruangan, wanita itu bergumam lirih dengan gigi gemeretak. Tanda kalau dirinya begitu membenci Aura.
“Aku tidak menyangka kalau untuk menjatuhkanmu akan sesulit ini, padahal kemarin kamu sudah jatuh ke dalam jebakanku! Tapi tidak masalah, aku yakin kalau sebentar lagi aku pasti bisa melenyapkanmu!”
Ya, beberapa malam lalu dirinya sudah berhasil menjebak Aura untuk datang ke kamar 2522, tapi sayang rencana yang disusun harus hancur berantakan karena Aura sudah pergi lebih dulu dari kamar itu tanpa sepengetahuannya!
Padahal sebelum matahari terbit dirinya sudah bersiap untuk menangkap basah Aura keluar dari kamar 2522, berharap dapat langsung menyebarkan foto Aura ke salah satu wartawan gossip! Tapi tidak masalah, kali ini dirinya yakin tidak akan kelolosan lagi.
Sebentar lagi karier Aura yang meroket bagai meteor pasti akan meredup seketika dan hal itu akan lebih memudahkannya untuk menjadi nomor satu di bidang musik! Dirinya sudah bosan dan muak jika harus dibandingkan terus menerus dengan Aura yang selalu berhasil meraih popularitas atas prestasi yang ditorehkannya.
“Kali ini aku bersumpah akan menghancurkan hidupmu! Aku tidak ingin keberadaanmu menjadi penghalang ataupun ancaman bagi karierku!” gumam sang wanita dengan wajah penuh kebencian.