Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Fantasi Mertua

Setelah seminggu berlalu, Ayu merasa semakin nyaman hidup bersama di rumah mertuanya. Ia menikmati kebahagiaan menjadi bagian dari keluarga ini. Di saat yang sama, Adam berhasil mendapatkan pekerjaan, meskipun tak sesuai dengan skil yang ia miliki.

Namun, takdir sedang menantangnya, ayahnya diketahui menderita asam lambung yang sering kambuh. Kondisi ayahnya yang terus menurun memaksa Adam untuk mengambil keputusan berat. Ia harus memilih mendampingi sang ayah dalam menghadapi penyakitnya.

Rasa cinta dan tanggung jawab membuat Adam rela meninggalkan peluang yang ada demi kesejahteraan keluarganya. Seiring waktu, harum aroma ketulusan dan pengorbanan menebarkan kehangatan di rumah itu. Mereka saling bergantung dan merasakan kekuatan cinta keluarga, serta menyadari bahwa kebahagiaan sejati ada dalam pelukan satu sama lain, di rumah sederhana yang penuh kasih.

Dengan senyuman riang, Ayu mulai menikmati rutinitas paginya, yaitu memasakkan bubur untuk mertuanya dan membuatkan sarapan nasi goreng untuk dirinya dan suaminya.

"Mas, mau berangkat jam berapa ?" tanya Ayu.

"Ini udah mau berangkat yank, " ucap Adam.

"Mas, ini tinggal dikit lagi kok, sarapan dulu yah ?"

Adam yang tak mau mengecewakan Ayu, dengan nafas gusar bersabar menunggu masakan istrinya. Seteleh menyantap sarapan, Adam segera meninggalkan Ayu yang sebenarnya masih saja menyuap sarapannya.

"Mmasss, hatiii-mhati !" ucap Ayu yang kurang jelas, karena masih sementara mengunyah.

Setelah sarapan, Ayu menyempatkan untuk membawa sarapan bubur untuk Mertuanya, lalu Ayu memutuskan untuk segera mandi, berhubung ia merasakan tubunya begitu lengket.

Ayu sejenak menatap tubuhnya di depan cermin, ketika ia baru menyelesaikan mandinya.

Ayu kemudian memutuskan untuk memakai pakaiannya, iapun tak lupa memasang hijabnya untuk menutupi auratnya. Lanjut Ayu memutuskan untuk keluar dari kamarnya untuk sekedar melihat keramaian di luar.

"Pagi,  " sapa lembut Abdul, yang seolah menyambut keluarnya Ayu dari kamarnya, dan sebenarnya Abdul telah mengintip Ayu sedari tadi.

"Astaghfirullah, Ayam, eh Ayah!" Ucap Ayu hingga membuat jantungnya hampir copot, namun pikirannya seketika berpikir keras, dan iapun heran kenapa bagian bawah mertuanya itu menyembul, seolah ada barang yang yang begitu besar dan keras sehingga membuat kolor itu menyembul.

"Heheh, maaf nak Ayu, kalau mengagetkan kamu, saya cuman mau tanya, ini simpan di mana mangkoknya?  "  ucap Abdul yang sebenarnya sudah bisa menguasai keadaan, hingga dia bisa menyembunyikan apa yang ia rasakan ketika bertatapan dengan Ayu.

"Ohh, sini aja Yah, ini mau lanjut cuci piring juga, kok !"

Untuk keseharian Abdul, dia lebih memilih untuk menikmati masa tuanya, dan Abdul tidak perlu lagi bekerja untuk menghasilkan uang, karena dia senantiasa mengharapkan uang pensiunannya.

Ayu sebenarnya masih malas- malasan untuk cuci piring pagi itu, tapi ia sudah terlanjur berucap seperti tadi kepada mertuanya, maka dari itu ia dengan terpaksa lanjut cuci piring.

Di saat Ayu di sibukkan di dapur, Abdul mulai melancarkan rencananya, dengan membuat segelas ramuan herbal, dengan berbagai bahan alami yang di buatnya, berhubung Abdul sudah berpengalaman tentang itu.

Ketika Ayu selesai cuci piring, iapun menyempatkan untuk duduk sejenak di ruang tamu, di saat itu pula Abdul muncul sambil membawakan minuman.

Tanpa ragu dan sungkan, Abdul menawarkan minuman itu, dengan mengatakan kalau itu adalah jamu kesehatan racikannya sendiri. Ayu yang memang sudah percaya dan tidak mau membuat mertuanya tersinggung, akhirnya ia menerimanya, bahkan langsung menghabiskannya seolah begitu menikmati rasa minuman itu.

"Seger ngga ?" tanya Abdul.

"Seger Yah, rasanya mantap juga Yah, bikin mata jrenggg !" ucap Ayu di sertai senyuman khasnya, membuat Abdul semakin terpesona, bahkan membuat nafsunya semakin memuncak.

"Nak Ayu, saya mau joging sebentar yah, udah lama banget ngga olahraga !"

"Iya Yah, jangan jauh-jauh jogingnya, nanti kalau capek malah ngga bisa pulang, hihihi !"

"Kan ada nak Ayu yang jemput, "

Seteleh Abdul pergi meninggalkan Ayu sendiri, tak lama Ayu mulai merasa kalau kepalanya seketika pusing.

"Huuuaammmm,  kok aku masih ngantuk sih, Padahal aku baru saja mandi," keluh Ayu sambil memegang kepalanya. 

Tak lama, Ayu merasa tak mampu menahan rasa kantuk yang menghampirinya. Tanpa sadar, tubuhnya ambruk di atas sofa panjang yang berada di ruang tamu, lalu terbaring dalam posisi miring. Di saat itu juga muncul Abdul dengan tersenyum miring saat melihat Ayu telah tertidur lelap, sesuai dengan rencana yang telah ia buat. Abdul lalu mendekat perlahan, memperhatikan tubuh Ayu dengan tatapan penuh maksud.

"Kok bisa sih kutu kupret itu dapat bini sesempurna ini, kamu cantik banget," bisik Abdul ketika dia sudah sangat dekat dengan Ayu.

"Astaga, empuk sekali!" ucap Abdul bergumam, ketika tangannya mulai merasakan kelembutan dada Ayu di balik pakaian yang menutup tubuh Ayu.

Di tengah aksinya itu, tiba-tiba Ayu mengeluarkan suara yang membuat Abdul berhenti sejenak, tapi tangannya tetap berada di dada Ayu, seolah tidak mau melepas benda kenyal dan empuk itu.

"Mas, kapan pulang ?" ucap Ayu setengah berteriak, namun ternyata Ayu hanya mengigau.

"Aku udah di sini sayang! " bisik Abdul begitu dekat di telinga Ayu yang masih terlapisi hijab.

"Ihhh, Massss, pelukkkk !" ucap Ayu seketika mengulurkan tangannya, dan seolah hendak untuk memeluk, namun kejadian itu tak lama, ketika Abdul tidak lagi merespon ngigaunya Ayu.

"Mumpung masih tidur, saatnya berfantasi dulu ah!" Ucap Abdul yang seolah baru merasakan sensasi yang lama terpendam.

Abdul memulainya dengan pelan, santai dan begitu intens, namun ia belum memutuskan untuk melakukan inti permainannya di saat itu. 

Dengan hati-hati, Abdul menjamah lekuk tubuh Ayu sambil memainkan keperkasaannya. Nafsunya semakin memuncak, tangan kirinya meremas lembut dada Ayu, sementara tangan kanannya terus mengocok keperkasaannya hingga mencapai puncak kepuasan. Abdul menggumamkan kata-kata nakal yang semakin membangkitkan nafsu birahinya, membuat dirinya semakin bergairah. Tak lama kemudian, ia merasakan ledakan kenikmatan yang luar biasa, melepaskan cairan kental miliknya tepat mengenai wajah cantik Ayu.

"Sayang, maaf yah, lain kali kita lanjut ke permainan inti. Sorry yeeeee !" ucapnya, lalu meraih ponsel miliknya.

Abdul menyempatkan untuk pose bersama dengan Ayu.

Abdul memang memiliki kelainan nafsu yang terbilang tinggi, yang menjadi rahasia gelap yang ia sembunyikan dari orang-orang di sekitarnya. Dulu saat di tempat kerja, Abdul dikenal sebagai tenaga medis yang profesional dan disiplin, namun di balik itu, ia memiliki nafsu yang tak bisa ia kendalikan.

Ketika bertugas di rumah sakit, Abdul beberapa kali main dengan pasien yang kebetulan dirawat inap. Ia sangat piawai dalam memilih pasien yang rentan dan mengambil kesempatan tersebut untuk memuaskan hasratnya. Tak ada yang mengetahui perilaku buruknya ini, sehingga ia mampu menjaga reputasinya sebagai tenaga medis yang baik.

Dulunya Abdul juga memiliki asisten rumah tangga. Namun, tak ada yang bisa bertahan lama bekerja untuknya. Asisten rumah tangga yang bekerja padanya harus melayani majikannya hampir setiap saat, bahkan di saat-saat yang seharusnya menjadi waktu istirahat mereka. Abdul menuntut mereka untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, yang jelas melampaui batas kewajaran.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel