Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Memberi Dewa Perang Pasangan

Jika menikahi Raja Han beberapa tahun lalu itu mungkin adalah anugerah besar. Namun sekarang, Raja Han terkena racun dan dirumorkan akan mati tahun ini.

Raja Han mudah marah, kejam dan membunuh banyak orang. Menikahinya sama dengan mencari mati, bukan?

Perdana Menteri Gu memikirkan dekret tersebut.

Putri ketiganya jelek dan buta huruf, sedangkan Raja Han memimpin banyak pasukan dan kuat. Bukankah memberikan putrinya kepada Raja Han sama halnya dengan menghina Raja Han secara terang-terangan?

Dulu walaupun Kaisar tidak akur dengan Raja Han, setidaknya mereka masih bisa mempertahankan hubungan yang terlihat di luar. Jika dekret ini diturunkan, Kaisar dan Raja Han mungkin akan berperang.

Sudut bibir Gu Chunuan berkedut, tak bisa berkata-kata.

Apakah Kaisar-Kaisar Negara Ye begitu suka menikahkan orang? Satu pernikahan baru saja dibatalkan, datang lagi pernikahan lainnya. Tidak akan berhenti jika tidak menikahkannya, ya?

Kasim Ma yang menyampaikan dekret Kaisar tersenyum sambil berkata, "Kaisar mengatakan bahwa pernikahan Nona Ketiga ditentukan oleh mendiang Kaisar sebelumnya. Tetapi, kini Raja Ze tiba-tiba terjangkit penyakit parah dan akan segera mati. Agar tidak menunda urusan Nona Ketiga, maka pernikahan ini dibatalkan."

Gu Chunuan tersenyum mengejek.

Kemarin masih sehat walafiat, hari ini sakit parah? Siapa yang sedang dia coba bohongi?

"Kaisar merasa bersalah pada Nona Ketiga sehingga menikahkan Anda dengan Raja Han sang Dewa Perang untuk menjadi istrinya. Tolong terima dekretnya, Nona Ketiga."

Kasim Ma menyerahkan dekret ke hadapan Gu Chunuan.

Gu Chunuan tidak menerima, melainkan menatap Kasim Ma dengan senyum samar, "Kasim, jika Dewa Perang mengetahui bahwa kamu menyampaikan dekret ini, akankah dia mengingatmu di dalam hatinya?"

Dia sengaja menekankan kata 'mengingat'.

Kasim Ma gemetar dan kilat takut melintas di matanya.

Perdana Menteri Gu menegur, "Lancang! Bagaimana kamu boleh menentang dekret Kaisar? Cepat terima!"

"Bagaimana jika aku tidak mau?"

"Menentang dekret Kaisar akan dihukum mati sekeluarga. Apakah kamu ingin membuat keluarga kita dilenyapkan dengan menolak dekret?"

"Mati ya mati, lagi pula kita masih bisa jadi keluarga di kehidupan selanjutnya."

Selesai berbicara, Gu Chunuan tersenyum mengejek kemudian melenggang pergi.

Semua orang tercengang.

Gu Chunuan terlalu gila! Dekret Kaisar pun berani ditentang, apakah dia ingin mati?

Gu Chulan marah dan mencegat Gu Chunuan, "Aku tidak peduli jika kamu ingin mati, tapi kamu tidak boleh melibatkan seluruh Kediaman Perdana Menteri. Cepat terima dekretnya!"

"Ckckck, Adik sungguh berprinsip. Jika kamu benar-benar memikirkan Kediaman Perdana Menteri, terimalah dekret itu."

"Kaisar menikahkan kamu dengan Raja Han, bukan aku."

"Meskipun kamu anak gundik, setidaknya kamu lebih cantik dari aku. Aku rasa jika kamu meminta, Kaisar mungkin akan mengubah pikirannya dan menikahkan kamu dengan Dewa Perang."

"Mungkinkah aku akan hidup jika menikah dengan Raja Han?"

Gu Chunuan mengedikkan bahu, "Itu dia. Menikah atau tidak, aku tetap akan mati. Tapi jika aku tidak menikah, lebih dari seratus orang di Kediaman Perdana Menteri akan menemaniku, aku pun tidak akan kesepian di akhirat. Kalau begitu, kenapa aku harus menerima dekret? Terimalah jika kalian ingin."

Berengsek! Anak berengsek!

Jika Kasim Ma tidak ada di sini, Perdana Menteri Gu akan menyuruh orang untuk menghajar Gu Chunuan sampai mati.

Melihat dia pergi dengan arogan, orang-orang di Kediaman Perdana Menteri tertegun lama.

Bukankah Gu Chunuan selalu penakut dan tidak berpendirian? Ada apa dengan hari ini? Beraninya dia menolak Raja Han sang Dewa Perang sebagai calon suaminya di depan umum.

Tidakkah dia tahu jika Dewa Perang bisa melenyapkan mereka dengan menjentikkan jari?

Nyonya Kelima menunjukkan ketidakterimaannya, "Tuan Besar, lihatlah Nona Ketiga, benar-benar semakin tidak tahu aturan. Dekret Kaisar pun berani ditolak."

Perdana Menteri Gu tidak sempat memikirkan Gu Chunuan, dia segera menyanjung Kasim Ma yang marah agar Kasim Ma tidak menuangkan minyak tanah dalam api di depan Kaisar. Jika tidak, keluarganya akan mengalami malapetaka.

Dia segera memberi Kasim Ma sekantong daun emas, lalu tersenyum menyanjung, "Kasim, putri ketigaku telah dimanjakan olehku sehingga tidak tahu sopan santun. Tenang, aku akan memberinya pelajaran dan menyuruhnya menerima dekret Kaisar. Tolong bantu bicara di depan Kaisar."

"Karena Nona Ketiga tidak bisa menerima dekret Kaisar, Anda saja yang mewakilinya. Jika tandu Nona Ketiga tidak diantar ke Kediaman Raja Han bulan depan tanggal satu, keluarga kalian akan dibantai habis."

Sebelum Perdana Menteri Gu bereaksi, Kasim Ma sudah menyodorkan dekret Kaisar kepadanya, lalu membawa kantong daun emas pergi.

Melihat dekret Kaisar di tangannya lalu melihat Kasim Ma yang pergi, Perdana Menteri Gu merasa gelisah.

Kaisar bersikeras menikahkan Gu Chunuan dengan Raja Han dan tidak menerima penolakan mereka. Tampaknya, konflik antara Kaisar dan Raja Han lebih parah dari bayangannya.

Di ruang kerja, Perdana Menteri Gu melihat dekret Kaisar hingga melamun. Nyonya Kelima masuk membawa semangkuk sup tremella, lalu berkata dengan suara lembut, "Tuan Besar, masih memikirkan dekret Kaisar, ya?"

"Hm." Menerima dekret akan menyinggung Raja Han, jika menolak akan menyinggung Kaisar. Dia tidak sanggup menyinggung pihak mana pun.

Ide muncul di benak Nyonya Kelima lalu dia berkata dengan santai, "Dengar-dengar, Raja Han mengalami percobaan pembunuhan tak lama yang lalu. Racunnya kambuh secara berkala dan tidak dapat disembuhkan, sepertinya tidak dapat hidup sampai tahun depan. Sedangkan Kaisar masih muda dan menikahi putri kesayangan Kaisar Chu, kekuatannya tengah meroket. Jika harus menyinggung salah satu dari mereka, aku rasa lebih baik menyinggung Raja Han. Karena sebesar apa pun kekuasaannya, dia berusia pendek."

"Aku juga mengetahui poin tersebut, tetapi Raja Han memiliki banyak pasukan. Jika dia benar-benar berniat menghabisi Kediaman Perdana Menteri, kita tidak dapat melawannya sama sekali."

"Jadi, Tuan Besar ingin memihak Raja Han?"

Tanpa berpikir, Perdana Menteri Gu langsung menggeleng, "Tentu saja tidak. Raja Han memiliki temperamen yang sulit ditebak. Aku berpihak padanya pun, dia belum tentu akan melindungiku. Selain itu ...." Dia juga tidak punya nyawa untuk melindunginya.

Jika Kediaman Perdana Menteri ingin melestarikan keturunan, maka harus bergantung pada Kaisar.

Nyonya Kelima telah bersama Perdana Menteri Gu selama bertahun-tahun sehingga bisa membaca pikirannya.

Dia tersenyum cantik, "Kalau begitu, kenapa Tuan Besar tidak sepenuhnya memihak Kaisar? Kaisar bukan lagi Kaisar dulu. Jika tekad Tuan Besar bulat, Kaisar tidak akan memperlakukan kita dengan buruk."

"Kamu benar. Intinya harus menyinggung salah satu pihak, kalau begitu berpihaklah pada yang satu dengan tegas."

Meskipun sebagian besar pasukan dan kuda Negara Ye berada di tangan Raja Han sang Dewa Perang, Jenderal Xiao juga memiliki ratusan ribu pasukan dan kuda.

Setiap generasi keluarga Xiao setia pada negara. Walau keduanya tidak saling membantu sekarang, jika pertarungan benar-benar terjadi, seharusnya Jenderal Xiao memihak Kaisar.

"Tuan Besar, aku berpendapat jika Anda bisa bicara pada Kaisar untuk membiarkan Nona Ketiga belajar di Akademi kekaisaran. Nona Ketiga akan segera menjadi Permaisuri Han, tidak ada ruginya bagi dia jika mempelajari beberapa hal, selain itu juga bisa menunjukkan rasa hormat Kaisar kepada Raja Han."

Setelah memikirkan ucapan Nyonya Kelima, Perdana Menteri Gu sudah mengerti maksudnya.

Akademi kekaisaran adalah akademi tertinggi di Negara Ye dan hanya mengajar keturunan keluarga Kaisar, serta anak-anak dari menteri besar. Orang biasa tidak dapat masuk ke sana.

Di Negara Ye, semua orang akan merasa bangga jika diterima di Akademi kekaisaran.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel