Siapa wanita itu?
Mika membuka pintu itu dengan lebar, dan melihat Glen yang saat ini berdiri dengan handphone yang dia genggam.
Mika yang sangat takut itu menangis dan tiba-tiba memeluk Glen, masih dengan selimut yang menempel ditubuhnya.
Glen terdiam karena terkejut dengan pelukan tiba-tiba yang Mika lakukan.
Selama dia berteman dengan empat perempuan itu, (Mika, Sinta, Arina dan Cindy) dia tidak pernah sekalipun berani untuk memeluk salah satu di antaranya.
Karena Glen takut kalau ada hal-hal yang malah menjadi berita buruk untuk persahabatan mereka.
Tapi, saat dia mengingat bahwa Mika adalah orang yang sangat penakut dan sangat mudah terserang panik.
Maka dia pun membiarkan hal itu, dan berusaha menenangkansahabat yang kini menangis sesegukan didadanya.
"Tenang, Mik. Ada Gue di sini!" Glen berusaha menenangkan Mika dengan mengusap-usap kepalanya dan melirik kearah kiri dan kanan untuk memastikan bahwa tidak ada apapun didalam rumah itu.
"Masuk yuk!" Glen pun mengajak Mika untuk masuk kedalam rumah, agar mereka tidak terus berdiri di ambang pintu seperti itu.
Mika hanya mengangguk dan mengikuti langkah Glen yang menuntunnya kearah sofa.
Glen sengaja tidak menutup pintu rumah Mika, dia takut kalau pintu itu tertutup akan ada fitnah yang timbul karena mereka berdua bukanlah saudara.
Dia menatap Mika yang sudah lebih tenang dari sebelumnya, dan sudah tidak menangis seperti tadi.
"Udah tenang?" Tanya Glen pada perempuan itu.
Mika mengangguk mengiyakan dan kembali meringkuk di balik selimut yang sedari tadi tidak dia lepaskan.
Glen megangguk pelan dan membenarkan posisi duduknya, untuk menghadap Mika yang hanya terlihat kepalanya saja yang menyembul dari selimut.
"Mik, coba Lo ceritain apa yang sebenarnya terjadi?" Pinta Glen pada Mika.
Dia membutuhkan penjelasan, agar semua kejadian itu bisa ditangani dengan semestinya.
Kalau orang yang mengetuk pintu ruma Mika dan itu adalah pencuri, maka Glen akan menghubungi Polisi.
Kalau itu adalah tamu kedua orang tua Mika, maka dia akan menghubungi pos satpam didepan kompleks, dan mengkonfirmasi pada kedua orang tua Mika.
Tapi, kalau itu bukan keduanya, maka Glen akan memastikan bahwa itu hanyalah orang yang jahil saja.
"Gue gak tau, Glen! Padahal pintu gerbang udah gue gembok, tapi kenapa dia bisa berdiri didepan pintu? Terus sebelum itu Gue juga dengar ada pintu yang kebuka… Tapi Gue ga tau itu pintu siapa? Atau cuma tetangga?"
Mika menjelaskan semuanya dengan cukup panik, dan kembali ketakutan.
Hal itu tentu saja membuat Glen memutuskan untuk tidak membahas kejadian barusan, dan fokus untuk membuat Mika tenang.
"Oke Mik! Yang penting sekarang lo aman, ya…" Glen berucap menenangkan Mika. Syukurlah perempuan itu mengangguk menyetujuinya dan terdiam perlahan memejamkan mata.
Saat Mika sedang tertidur, Glen dengan perlahan memposisikan tidur Mika agar lebih nyaman.
Dia mengirimi pesan ke satu per satu sahabatnya.
'Gue sekarang ada dirumah Mika. Dia sendirian hari ini, dan tadi dia telepon katanya ada orang yang masuk kerumahnya. Kalian cepat kesini ya, temenin Gue… Gue ga enak kalau cuma sendiri disini.'
Itulah pesan yang Glen kirimkan untuk Ardhan dan Alvaro. Sedangkan untuk Sinta, Arina dan Cindy, dia mengganti semua kata-katanya dengan mengirimkan.
'Gue sekarang ada dirumah Mika, hari ini dia sendirian dan dia bilang ada orang yang masuk kedalam rumahnya. Jadi gue bakalan nemenin dia malem ini!'
Itulah pesan yang dia kirimkan kepada sahabat-sahabat perempuannya.
Dia sengaja tidak menyuruh mereka untuk kemari, berbeda dengan isi pesan yang dia kirimkan pada Ardhan dan Alvaro.
Karena dia tidak mau membahayakan sahabat-sahabat perempuannya hanya karena masalah ini.
Tidak perlu menunggu lama, lima belas menit setelah dia mengirimkan pesan itu, dia mendengar suara motor yang dia yakini milik sahabatnya, Alvaro.
Diapun segera bangkit dari duduknya, dan membukakan pagar rumah Mika yang terkunci.
Dia mengambil kunci rumah Mika yang tergantung dipintu masuk.
"Cepet banget?!" tanya Glen, dia cukup terkejut karena jarak rumah Alvaro cukup jauh dari sini.
Sehingga biasanya, akan memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit untuk sampai dirumah Mika.
Alvaro memasukan motornya kedalam garasi rumah Mika dan membuka helm full face warna hitam merah miliknya.
"Jelas lah! Gue ngebut dari rumah kesini! Untung jalanan sepi." Jawab Alvaro saat mereka berjalan masuk kembali kedalam rumah Mika.
"Lagian buat apa jalanan macet jam segini?" Tanya Glen saat mendengar ucapan tidak masuk akal dari Alvaro.
Sedangkan Alvaro hanya tertawa ringan mendengar pertanyaan itu, dan menyadari bahwa dirinya sangat bodoh dengan mengatakan hal itu.
"Kali aja Glen! Gue kan gak pernah keluar jam segini…" Bela Alvaro untuk dirinya sendiri.
Glen pun hanya mengangguk-angguk dan duduk dikursi sofa yang kosong.
Alvaro yang baru melangkah masuk kedalam rumah Mika, melihat Mika yang tertidur dengan lelap diatas Sofa. Dia melirik Glen seraya menunjuk pada perempuan itu.
"Tidur?" tanyanya tanpa suara keras, Glen menganggukkan kepalanya, sebagai jawaban dan dia menyuruh agar Alvaro duduk disofa sebelahnya.
Alvaro sedikit menutup pintu rumah Mika agar perempuan itu tidak masuk angin, karena udara malam itu kurang baik untuk kesehatan.