Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

At the office

“Ayah kau memang ayahku yang terbaik, terima kasih untuk makanannya ayah. Aku berangkat ya, aku menyayangimu.” Mona mengucapkan terima kasih lalu mencium puncak kepala ayah yang beruban itu, lalu meraih tas dan kunci mobil kemudian pergi meninggalkan ayahnya yang sebentar lagi juga akan berangkat untuk mengajar.

Mona menyalakan mobil nya, mobil keluaran jepang ini baru saja ia lunasi pembayarannya Setelah mencicil selama dua setengah tahun. Saat di dalam mobil mona lebih memilih mendengarkan lagu-lagu kesukaannya, sambil tak jarang ia ikut bernyanyi dan menggoyangkan kepalanya.

***

Kantor pariwisata Gedung A bagian perencanaan.

Mona sudah berada di belakang komputernya, memeriksa beberapa laporan, membalas email dan mempersiapkan beberapa file untuk keperluan meeting nanti dengan para atasan dan beberapa pejabat.

“Mon apa kau sudah sarapan?” tanya Linda, teman kantornya yang duduk persis di depan meja Mona.

kantor mona berbentuk qubicle kotak-kotak bersekat-sekat. Di meja Mona terdapat 2 buah komputer flat screen, satu unit telefone, beberapa tempat folder, ada bingkai foto di mejanya, ada beberapa sticky note di komputer dan sekat dinding.

“Lin aku sudah sarapan tadi dirumah, kalau kau belum sarapan pergilah sarapan dulu. Karena meeting kali ini aku yakin kita akan kelaparan. Walaupun mereka menyediakan makanan tapi biasanya itu hanya camilan saja. Kadar gula kita akan turun drastis, pandangan mata kita akan kabur dan pernafasan kita akan terganggu. Jadi cepat sana perbekali perutmu dengan makanan bergizi sebelum berperang.” jawab Mona dengan wajah serius sambil memandang layar komputer di depannya dengan jarak super dekat seolah-olah dia akan masuk ke dalam layarnya.

“Kau ini bisa saja, tapi yang kau katakan ada benarnya. Baiklah aku akan kebawah, apa kau mau aku belikan kopi Mon” jawan Linda sambil terkekeh mendengar perkataan Mona.

“Ya aku mau kopi, kopi dengan kadar kafein yang tinggi agar aku tidak ngantuk nanti” sahut Mona yang masih berkutat di depan layar komputernya.

Kemudian Linda pun pergi meninggalkan Mona. Setelah kurang lebih tiga puluh lima menit Linda kembali dengan membawa segelas kopi pesanan Mona. Mona pun menyesap kopi itu hingga tandas kemudian bersiap untuk pergi ke ruang meeting bersama Linda dan beberapa rekan tim perencanaan lainnya.

Empat jam berlalu, akhirnya meeting itu selesai juga Dengan senyum yang dipaksakan, Linda bersalaman dengan beberapa pejabat kemudian membungkukkan tubuhnya saat para pejabat hendak meninggalkan ruangan. Setelah para pejabat meninggalkan ruangan meeting Mona, Linda dan yang lainnya menarik nafas lega, karena meetingnya berjalan dengan lancar.

“Good Job Mona. saya tahu bahwa saya akan selalu bisa mengandalkanmu untuk urusan seperti ini. Kalian juga terima kasih karena sudah bekerja keras, bagaimana kalau kalian saya traktir makan malam sebagai bentuk rasa terima kasih saya kepada kalian yang sudah bekerja keras” Pria yang bicara ini adalah atasan Mona, namanya manager Hans.

Semua setuju makan malam di traktir oleh manager hans, walaupun hanya makan di restoran dekat kantor tapi itu cukup membuat kami senang. Tentu saja kami berhak atas traktiran ini, setelah dua minggu lebih persiapan untuk meeting. Lembur yang sudah tak terhitung, dan banyak lagi masalah-masalah sebelum meeting yang timbul.

Meeting kali ini memang cukup penting, meeting ini tentang project memperkenalkan budaya negara kami pada negara asing. Mona berencana akan membuat sebuah acara yang berisi berbagai macam tari-tarian Tradisional, kesenian tradisional, upacara tradisional, makanan tradisional dan lain sebagainya. Mona ingin memperkenalkan pada tamu-tamu penting negara asing tentang keindahan negaranya. Mona mengusulkan agar acara nya bisa dibuat diluar ruangan, itu bertujuan agar tamu asing juga dapat menikmati udara, matahari dan pemandangan yang indah dari negaranya.

Mona memang sudah mempersiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari, mulai dari lokasi, para penari daerah, catering makanan tradisional dan lain sebagainya. Tak hanya itu mona juga mempersiapkan beberapa makanan western kalau-kalau ada tamu yang belum terbiasa dengan makanan tradisional khas negaranya.

Untuk project ini memang Mona dipilih lagi untuk memimpinnya, sudah beberapa Project memang diserahkan kepada Mona. walaupun Mona sedikit ceroboh, tapi soal pekerjaan Mona sangat bisa diandalkan. Maka dari itu banyak orang yang menyukainya.

Setelah pulang kantor mereka pun pergi makan malam bersama di restoran dekat kantor yang kali ini ditraktir oleh manajer Hans.

“Karena kali ini manajer hans yang mentraktir kita, bagaimana kalau pa manajer memberi sepatah dua patah kata untuk kami” frans berinisiatif agar manajer hans merasa senang.

“Begitukah? Baiklah kalau kalian memaksa” jawab manajer hans kemudian dia berdiri sambil membenarkan dasinya.

“Ehm..ehm.. Terima kasih untuk kerja keras kalian semua, aku tahu dan melihat sendiri bagaimana kalian berusaha agar tim kita dapat terpilih dalam project ini. Teruskan kerja keras kalian”

“Ya kalian boleh memesan makanan apapun yang kalian mau tapi tidak boleh dibungkus, semua harus kalian habiskan disini. Kalian harus mengerti gajiku tidak besar, ditambah istriku yang kini sedang mengandung anak kedua ku jadi aku harus berhati-hati dalam menggunakan uang. Kalian sudah mengerti?” sambutan manajer hans membuat kami terdiam. Terutama bagian tidak boleh di bungkus, karena kami sebetulnya sudah bersiap-siap untuk membungkus beberapa menu nanti.

Kami pun memesan makanan sesuka hati kami sesuai perintah manajer hans dan TIDAK BOLEH DI BUNGKUS UNTUK DI BAWA PULANG.

- Saat sedang makan -

“Mona jangan membuat kesalahan sedikitpun ya, aku mengandalkanmu.” perintah Manager hans pada Mona mengingatkan.

Mona selalu mengerjakan setiap project dengan hati-hati. Dia bersikap sangat profesional, saat bekerja tidak ada yang namanya persahabatan. Tak jarang Mona menegur Linda dan rekan kerjanya yang lain jika berbuat kesalahan. Semua dia lakukan agar Project dapat berjalan dengan baik. Sudah banyak yang mengakui kemampuan yang dimiliki oleh Mona, Ide-ide yang segar dan dedikasinya pada perusahaan tidak perlu diragukan lagi. Dia seperti akan menikah dengan pekerjaannya.

“Ya aku dan tim akan bekerja keras pa manager” jawab Mona sambil menatap wajah rekan satu timnya yang terdiri dari empat orang, Ada Linda, Alan, Frans dan owen. Kemudian mereka makan bersama. mengangkat ke udara gelas minuman berisi minuman bersoda mereka sambil bersorak.

“SEMANGAT” lalu disambung dengan suara gelak tawa.

Malam pun sudah semakin larut, makan malam berakhir. Semua pulang kerumah masing-masing termasuk Mona.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel