Bab 12, Sang Tuan Muda.
"Dasar bodoh, dia sendiri menanggung akibat perbuatannya."
"Kalau aku, aku bakal tinggalkan tempat ini. Sungguh memalukan."
"Tukang pukulnya sendiri kena getahnya. Biar dia rasakan bagaimana jika bersentuhan dengan orang yang tak bisa diganggu seperti gadis itu."
"Tukang pukul tolol itu sungguh membuat Balai Rumah Harta Kota Bintang Pagi malu."
"Tapi menurutku, si cewek terlalu kejam, ya? Ngirim jimat peledak begitu saja."
"Enggak ada yang salah, kan? Kalau aku, pasti ngelakuin hal yang sama."
Riuh rendah suara bisikan mengisi lantai 2 Restoran Hidangan Bangsawan, tempat yang penuh dengan para penganut berbagai aliran.
"Tolong berhenti!" Ruan Ceng menyela dan melompat gesit seperti burung walet untuk merebut tukang pukulnya. Setelah itu, dia melangkah mundur dengan gerakan yang ringan, menjaga jarak dari Yuan Fen dan Yi Zan. Tukang pukul itu terlihat hampir pingsan, mungkin karena terkejut oleh ledakan sebelumnya yang menyebabkan lukanya. Meskipun sebagian besar orang di ruangan berpikir bahwa dia akan pingsan karena malu.
"Jangan sampai pingsan, bodoh! Cukup sudah merusak citra Balai Harta," bisik Ruan Ceng pada tukang pukul tersebut.
"Perkenalkan, namaku Ruan Ceng. Aku dari Balai Harta Kota Bintang Pagi," kata Ruan Ceng sambil memberi salam.
"Jika berkenan, bolehkah aku tahu siapa Nona Muda dan Tuan Muda ini?" Ruan Ceng menunduk, tetapi nada suaranya memberikan tekanan dan menuntut penjelasan yang pasti dari Yuan Fen dan Yi Zan. Di Kota Bintang Pagi, tidak ada yang berani menentang Tuan Muda Balai Harta.
"Aku Yuan Fen," Yuan Fen menjawab sambil memberi hormat.
"Dan aku Zuo Yi Zan. Kami dari Sekte Pedang Awan, sedang menikmati liburan di Kota Bintang Pagi," ujar Yi Zan dengan sopan, meski ekspresinya masih mencerminkan kekesalan terhadap kejadian sebelumnya.
Setelah sejenak berpikir, Ruan Ceng bertanya lagi, sambil melirik jubah seragam Yi Zan.
"Nona Zuo Yi Zan, berasal dari Puncak Hijau di Sekte Pedang Awan, bukan?" Selidik Ruan Ceng dengan tetap mempertahankan sopan santunnya.
"Iya, aku dari Puncak Hijau. Dan Master Puncak Hijau adalah kakekku," jawab Yi Zan meyakinkan, meskipun terlihat bahwa dia merasa kesal dengan pertanyaan yang mungkin akan terulang dari Ruan Ceng.
Jelas terlihat Ruan Ceng terkejut, berusaha menyembunyikan kejutan dengan sikap yang rendah hati dan sangat sopan. Siapa yang tidak mengenal dan mengetahui Master Yi, Sang Symbol Master dari Sekte Pedang Awan? Di wilayah sekitar Kota Bintang Pagi, hanya ada dua Symbol Master: salah satunya adalah seorang tetua di Balai Harta, dan yang lainnya adalah Master Puncak Hijau di Sekte Pedang Awan.
“Jadi ini Nona Zuo dari Puncak Hijau. Mohon maaf jika anak buahku tadi bersikap kurang sopan dan mengganggu kenyamanan kalian berdua. Sampaikan salam hormatku kepada Master Yi, kami di Balai Harta Kota Bintang Pagi sangat menghormati beliau,” ujar Ruan Ceng sambil merendahkan diri.
“Jika Nona Zuo berkenan, silahkan kunjungi Balai Harta kami. Kami memiliki berbagai barang berkualitas tinggi. Saya berharap Nona akan menemukan sesuatu yang cocok di antara barang-barang kami,” tambah Ruan Ceng.
“Tentu saja kami akan mampir ke Balai Harta Kota Bintang Pagi. Kami berharap melihat barang-barang yang bermutu. Asalkan tidak ada gangguan seperti tadi dari anak buahmu,” kata Yi Zan sambil melirik tukang pukul yang tampak menderita.
“Baik, baik... Kami menunggu kedatangan Nona Zuo dan Bro Yuan Fen di Balai Harta Kota Bintang Pagi. Saya pamit sekarang,” ucap Ruan Ceng sambil membungkuk, lalu meninggalkan lantai 2 Restoran Hidangan Bangsawan, diikuti oleh tukang pukulnya yang terdengar merintih kesakitan.
“Kakak pekerja, tidakkah kau melihat bahwa pemuda bernama Ruan Ceng memiliki tingkat kultivasi setengah langkah menuju Alam Kondensasi Roh?” bisik Yi Zan kepada Yuan Fen.
"Dengan usia yang masih begitu muda, dia akan meninggalkan Alam Mortal dan menuju Alam Kondensasi Roh. Benar-benar jenius untuk usianya. Aku yakin Balai Harta pasti telah mengalirkan banyak sumber daya padanya," kata Yuan Fen.
"Beruntung dia tidak turun tangan, jadi kita masih baik-baik saja," kata Yi Zan.
"Dan sekarang, mari kita pergi ke Balai Harta untuk melihat-lihat," tambahnya. Yuan Fen hanya mengangguk setuju. Kejadian tadi memberikan pelajaran berharga baginya. Tindakan tegas terkadang diperlukan untuk mendapatkan penghormatan. Dunia ini dipenuhi oleh praktisi bela diri dengan berbagai karakter, dan menjadi kuat berarti mendapatkan pengakuan. Semakin besar tekadnya untuk menembus Alam Mortal 5.
Kemudian, keduanya meninggalkan Restoran Hidangan Bangsawan, menyatu dengan keramaian Kota Bintang Pagi. Dengan bertanya-tanya dan mencari informasi dari orang-orang sekitar, mereka tiba di sebuah gedung besar dan mewah.
"Wow! Ini pertama kalinya aku melihat gedung sebesar dan semewah ini," ujar Yuan Fen dengan kagum.
“Ayo, kita masuk,” Yi Zan menarik tangan Yuan Fen.
Mereka berdua memasuki aula Balai Harta, di mana kekaguman langsung menghampiri mereka. Berbagai bahan obat, seperti herbal, akar-akaran, pil, talisman, dan lain sebagainya, menarik perhatian. Semua barang ini sangat penting bagi seorang cultivator, baik untuk keperluan pertempuran maupun peningkatan kultivasi. Tidak hanya itu, masih banyak herbal dan pil penyembuhan lainnya. Ruangan pameran di lantai dasar Balai Harta dipenuhi dengan pengunjung yang antusias.
Tiba-tiba, suara menyapa mereka dari seorang gadis muda berusia 20 tahun yang mengenakan pakaian cukup ketat dan memiliki wajah manis.
“Tuan dan Nona muda, mustika atau herbal jenis apakah yang kalian butuhkan? Ayin siap membantu,” ucap gadis itu, mendekati Yuan Fen dan Yi Zan.
“Hmm, kultivasi gadis penjaga ini bahkan mencapai Alam Mortal 5,” bisik Yi Zan kepada Yuan Fen.
“Balai Harta Kota Bintang Pagi sungguh luar biasa. Kekuatan tersembunyi di balik balai perdagangan seperti ini tidak boleh dianggap enteng,” bisik Yi Zan lagi.
“Aku hanya melihat-lihat saja. Belum ada barang yang membuatku tertarik. Mungkin adikku ini membutuhkan sesuatu. Silahkan tanyakan padanya,” ujar Yi Zan sambil melirik Yuan Fen.
“Oh, jadi tuan muda ini adalah kakak dari nona kecil ini. Ayin akan membantu keperluan tuan,” Ayin mendekati Yuan Fen dengan genit, melemparkan pandangan manja.
Yuan Fen yang polos merasa terkejut dengan perubahan sikap Ayin yang tiba-tiba genit, dan dia merah karena malu. Dia dengan sigap menarik tangan Yi Zan dan mengalihkan perhatian Yi Zan yang mulai bosan. Yuan Fen benar-benar khawatir bahwa Yi Zan mungkin merasa muak dan akan melempar beberapa jimat peledak pada Ayin. Bagaimanapun, akan sayang jika seorang gadis manis yang bertugas merayu pelanggan untuk membeli barang dagangan Balai Harta mengalami nasib tragis hanya karena Yi Zan merasa bosan.
“Kami akan melihat di lantai 2. Mungkin ada barang yang bagus di sana,” ucap Yuan Fen sambil menyeret Yi Zan menuju tangga menuju lantai 2.
“Dipersilahkan, tuan muda dan nona. Ayin akan memandu tour di lantai 2 untuk kalian berdua,” Ayin buru-buru mendahului mereka menaiki tangga.
“Lantai 2 Balai Harta yang Agung ini adalah tempat memamerkan berbagai senjata yang diperlukan oleh para cultivator.”
“Bagian ini adalah Armor, sementara di sana adalah Sarung Tangan, dan di sana adalah Sepatu.”
“Dan di ujung sana, merupakan Weapon Section. Ada berbagai jenis senjata yang kami jual, seperti pedang, busur panah, dan sebagainya.”
“Semua barang berkualitas tinggi, dari Senjata Mortal Grade Venti. Beberapa item bahkan telah diberi simbol oleh master symbol, meningkatkan daya tempur senjata hingga 10% dari kemampuan aslinya,” jelas Ayin dengan bangga.
Yuan Fen melihat dengan penuh kagum pameran peralatan tempur yang dipamerkan oleh Ayin. Ia benar-benar ingin memiliki sebuah pedang untuk berlatih, namun sayangnya, keterbatasan finansial menjadi penghambatnya. Di semua area ini, pembayaran menggunakan Energy Stone, sedangkan Koin Emas tidak berarti sama sekali bagi balai perdagangan sebesar Balai Harta Kota Bintang Pagi.
“Eh, balai harta menerima Talisman kelas 2, ya? Kami ingin menjualnya,” ujar Yi Zan sambil melirik ke arah Yuan Fen.
“Kakak, coba keluarkan 3 jimat yang aku minta padamu waktu itu,” Yi Zan menegaskan sambil mengedipkan mata ke arah Yuan Fen. Meskipun tidak sepenuhnya memahami maksud Yi Zan, Yuan Fen mengeluarkan 3 jimat dari 5 yang telah diselesaikannya. Yi Zan memerintahkan pembuatan jimat penyembuh, teleportasi 50 meter, talisman guntur, talisman mimpi buruk, dan talisman buff pertempuran 15%. Yuan Fen hanya membawa 3 di antaranya: jimat penyembuh luka pertempuran, jimat guntur, dan jimat teleportasi 50 meter.
“Benar-benar, jimat buatanku ini sangat berkualitas. Mereka termasuk jimat kelas kuasi perfect. Kakak ini memang berbakat dalam bidang energy mental,” batin Fenyin. Dia tak bisa menyangkal bahwa Yuan Fen akan menjadi Symbol Master hebat di masa depan. Energi mental yang dimasukkan dalam jimatnya selalu sangat kuat, dengan energi Qi murni, sehingga kualitasnya mendekati sempurna.
“Tolong taksir berapa harga ketiga jimat ini karena kami berniat menjualnya. Kami akan melepaskannya selama harganya bagus,” kata Yi Zan.
“Ayin tidak memiliki kuasa untuk menilai jimat ini. Biar Ayin panggil Manager Luo dari Balai Harta dan Master Ye, seorang master symbol di Balai Harta Kota Bintang Pagi, untuk menilai,” ucap Ayin sambil memberi hormat dan bergegas menuju pintu di lantai 2, kemudian menghilang.
"Mengapa aku tidak meminta kamu mengeluarkan semua 5 jimat yang sudah kamu buat? Jimat itu mahal dan berharga. Apalagi jimat buatanmu termasuk kelas kuasi perfect. Jika kamu mengeluarkan kelima harta ini, aku khawatir akan timbul niat keserakahan orang, itu akan mempersulit kita berdua di masa depan,"
Yuan Fen mengiyakan sebagai tanda persetujuan. Yuan Fen kembali mendapatkan pelajaran berharga dari gadis yang kelihatan sangat muda namun memiliki pandangan dewasa dan berpengalaman.
“Siapakah tuan dan nona yang akan menjual barang berharga kepada Balai Harta kami?” sebuah suara terdengar keras dari arah pintu menuju ke dalam Balai. Para pengunjung di lantai 2 juga memalingkan wajah mereka ke arah pintu.
Bersambung