Bab 18 Bibir Yang Manis
Bab 18 Bibir Yang Manis
Pangeran Hexa berjalan di depan kamarnya Putri Chiara dengan niat untuk mengecek kondisi wanita itu. Ia begitu peduli dengan perasaan Putri Chiara karena ia sangat yakin kalau Putri Chiara saat ini pasti sedang ada masalah. Setidaknya, ia bisa memastikan dan menghibur.
Tak disangka ternyata ada Illona di dalam terlihat olehnya.
Illona menggertak Putri Chiara.
"Apa yang kau lakukan, Lona!" potong Pangeran Hexa masuk ke dalam kamar.
Illona terkejut karena ada Pangeran Hexa. Pandangannya langsung teralih pada lelaki itu.
"Kau jangan mengancam Chiara seperti itu. Kau sendiri pun tidak punya kedudukan apa-apa di sini kalau tidak ada Bibimu!" ucap Pangeran Hexa merendahkan Illona. Sungguh, ia sebenarnya muak dengan wanita cantik berhati busuk itu.
Pangeran Hexa menarik Putri Chiara keluar dari kamar. Ia tidak ingin Putri Chiara banyak mendengar kata-kata buruk dari Illona. Putri Chiara adalah putri yang baik hati, tidak ingin ia sampai wanita itu menjadi sedih karena ulahnya Illona.
"Kau jangan dengarkan kata-kata wanita busuk itu," ucap Pangeran Hexa sambil membimbing Putri Chiara.
"Apa yang kau lakukan, Hexa?" tanya Putri Chiara merasa risih dipegang tangannya oleh Pangeran Hexa. Sungguh, ia tidak ingin ada Pangeran Ricci melihat kejadian ini. Karena pasti akan timbul kesalahpahaman jika Pangeran Ricci melihat semua ini.
"Kemana kau bawa dia, Hexa!" bentak Illona dari dalam kamar.
Pangeran Hexa tidak mengacuhkan.
"Hei! Aku belum selesai berbicara dengannya!" teriak Illona semakin keras.
Sesampainya mereka di luar, Pangeran Hexa dan Putri Chiara tidak menyangka kalau mereka berdua bertemu dengan Pangeran Ricci yang kebetulan juga akan menuju kamar.
Mata Pangeran Ricci membulat menatap apa yang ada di hadapannya.
Pangeran Hexa merangkul tubuh Putri Chiara dan memegang tangan putri cantik itu dengan erat. Matanya menatap balik Pangeran Ricci dengan tatapan tajam serta menantang.
"Apa yang kau lakukan pada Chiara?" tanya Pangeran Ricci langsung emosi.
Pangeran Ricci menarik paksa Putri Chiara dari Pangeran Hexa.
"Ricci," ringis Putri Chiara merasa kesakitan karena ditarik paksa seperti itu.
"Apa yang kau lakukan dengannya di dalam, Chia? Apa dia mengganggu kau lagi? Apa dia ingin membawa kau kabur?" Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan oleh Pangeran Ricci tanpa jeda. Membuat bola mata berwarna biru pertama milik Putri Chiara menatap lekat padanya.
Putri Chiara tidak menyangka kalau kata-kata seperti itu akan keluar dari mulut suaminya. Ia pikir Pangeran Ricci bisa mempercayainya. Namun, apa?
Pangeran Ricci sangat khawatir kalau Putri Chiara diapa-apakan oleh Pangeran Hexa. Dirinya sangat tidak terima dengan apa yang barusan ia lihat.
"Kau menanyakan seperti itu seolah aku telah mengkhianatimu, Ricci?"
"Tidak Chia, aku—hanya tidak suka istriku dibawa oleh orang lain. Lagian, kenapa bisa dia masuk ke kamar kita? Kamar ini tidak boleh dimasuki oleh siapa pun kecuali aku dan Chia."
"Hexa, kau berani-beraninya masuk ke dalam kamarku!" bentak Pangeran Ricci marah pada Pangeran Hexa.
"Aku masuk ke kamar kau hanya untuk menyelamatkannya dari nenek sihir yang busuk itu," ujar Pangeran Hexa kesal.
Tak lama keluarlah Illona dari dalam kamar tersebut. Pangeran Ricci sungguh dibuat kaget dengan keberadaan Illona di dalam sana.
"Untuk apa kau ada di kamarku?" tanya Pangeran Ricci pada Illona.
"Aku hanya ingin berbincang dengan Putri Chiara," ucap Illona berbohong.
"Berbincang, tetapi membuat orang tidak tenang," potong Pangeran Hexa.
"Jangan membuat kata, ya, Hexa!" bentak Illona tidak terima. Ia takut kalau perbuatannya sampai ketahuan oleh Pangeran Ricci.
Illona selalu menjaga sikapnya di hadapan Pangeran Ricci. Ia tidak ingin Pangeran marah padanya.
Gelagat wajah Illona terlihat baik-baik saja seolah tidak terjadi apa pun. Terlalu pandai wanita itu menyembunyikan kebusukannya. Namanya juga Illona tukang drama, tentu sangat mahir dalam berakting.
"Untuk apa kau masuk?" tanya Pangeran Ricci menanyai Illona lagi. Ia masih tidak puas dengan jawaban Illona yang mengatakan hanya berbincang. Kalau memang berbincang saja, kenapa harus sampai Pangeran Hexa masuk ke dalam? Tentunya, memang ada sesuatu.
"Hexa tidak mungkin melakukan sesuatu dengan sembarang. Meski aku dan dia tidak akur, tetapi dia tidak pernah berbohong kepadaku," gumam Pangeran Ricci di dalam hatinya.
Pangeran Ricci menolehkan kepalanya menatap Putri Chiara. Ia memperhatikan kalau Putri Chiara sedang memikirkan hal lain.
"Aku tidak melakukan apa pun! Kau silakan percaya sama Hexa, tapi aku tidak melakukan apa pun pada Chiara!"
Illona pun pergi dari sana. Ia menatap tajam kepada Pangeran Hexa sebelum pergi dan menyenggol tangan Putri Chiara.
"Hei! Kau kurang ajar!" umpat Pangeran Hexa melihat Putri Chiara diperlakukan seperti itu oleh Illona.
Putri Chiara terkejut karena dirinya sejak tadi hanya diam saja, tetapi malah diusik oleh Illona.
"Lihat saja, aku akan membalas kau, Illona," gerutu Putri Chiara bergumam dalam hati.
Pangeran Hexa menghampiri Putri Chiara dan menanyai keadaan wanita itu.
"Kau tidak apa-apa?"
"Tidak, aku tidak apa-apa."
Pangeran Ricci langsung menyingkirkan tangan Pangeran Hexa yang dengan terang-terangan menyentuh pundak Putri Chiara.
"Kau pergilah ke tempat kau, Hexa. Di sini adalah kamarku, dan tidak ada yang boleh berada di sini selain kami berdua," ucap Pangeran Ricci mengusir Pangeran Hexa.
Dengan kesal Pangeran Hexa pun meninggalkan tempat itu.
Tapi, sebelum ia pergi, pria itu membalikkan badannya dan berkata, "Kau harus bisa melindungi Chiara dan menjaga hatinya. Jika kau buat ia tidak bahagia, jangan salahkan aku akan membuat kau menyesal nantinya."
Pangeran Hexa tersenyum setelah berkata seperti itu. Putri Chiara mengangkat wajahnya dan menatap sekilas pada Pangeran Hexa.
"Ayo masuk ke dalam," ajak Pangeran Ricci membuat Putri Chiara tidak jadi memandangi Pangeran Hexa.
Saat masuk ke dalam kamar, Pangeran Ricci langsung mengunci pintu kamar tersebut.
Putri Chiara mengerutkan keningnya. Tidak biasa-biasanya pintu kamar dikunci di siang hari seperti ini.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Putri Chiara.
Pangeran Ricci tidak menjawab. Ia berjalan maju, mendekati Putri Chiara.
Putri Chiara mundur ke belakang dan terus mundur karena Pangeran Ricci terus maju mendekatinya.
Hingga tidak ada tempat yang bisa menyelamatkan Putri Chiara. Ia terjebak karena sudah bersandar pada dinding kamar. Hendak bergerak ke samping, Pangeran Ricci terlebih dahulu menguncinya dengan kedua tangan kekarnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Putri Chiara terdengar bergetar.
"Kau senang karena Hexa menyelamatkan kau, Chia?"
"Apa maksud pertanyaan kau, Ricci?"
"Aku tanya kau ada masalah apa? Kenapa Hexa sampai begitu peduli dengan kau, Chia? Aku tidak suka ia perhatian pada kau!"
"Kalau kau tidak suka, terus apa hubungannya denganku? Aku tidak pernah menyuruh Hexa untuk peduli padaku. Aku juga tidak suka dia di sini."
Pangeran Ricci menghela napas karena dirinya sudah tidak bisa mengendalikan emosi. Ia takut kalau tangannya akan menjadi kelewatan dan memukul Putri Chiara.
Dipejamnya mata kemudian perlahan ia buka. "Chia, apa yang terjadi pada kau pagi ini? Apa ada masalah?" tanya Pangeran Ricci dengan lembut.
"Masalah apa?" tanya Putri Chiara balik.
"Kau tidak baik-baik saja. Kau berbeda dari biasanya. Ada apa?"
"Aku …."
"Chia, jika ada sesuatu katakanlah."
Putri Chiara menundukkan pandangannya. "Bagaimana caraku menyampaikan kalau semalam aku melihat dia berbicara dengan Illona dan mereka berpelukan? Aku tidak mau mengatakannya. Aku tidak ingin dia merasa kalau aku benar-benar peduli dengan pernikahan ini."
Putri Chiara hanyut dalam pikirannya sendiri. Hingga ia tidak sadar kalau Pangeran Ricci semakin mendekatinya.
Wajah Pangeran Ricci dan Putri Chiara begitu dekat.
"Chia," panggil Pangeran Ricci begitu bibirnya akan menyentuh bibirnya Putri Chiara.
Saat itu juga Putri Chiara mengangkat wajahnya dan matanya membulat begitu lembut bibir Pangeran Ricci telah melumat bibir miliknya. Ia tidak menyangka kalau Pangeran Ricci melakukan ini padanya di dalam keadaan seperti ini.
Putri Chiara berusaha lepas, tetapi ada yang aneh pada dirinya. Sesuatu menariknya untuk melakukan lebih dalam dan tidak ingin berakhir begitu saja.
"Kenapa dengan diriku?" tanya Putri Chiara terus menatap bola mata Pangeran Ricci.
***
Bersambung