Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

5

Kurt tersenyum tipis melihat berita yang ia tonton. Wajah Jammy terpampang besar di layar televisinya. Jika hanya koran mungkin ketua hakim bisa mengatasinya tapi pertelevisian? jelas ketua hakim tidak akan bisa mengatasinya apalagi saat Kurt memiliki hubungan baik dengan para pemilik pertelevisian.

"Apa langkah selanjutnya?" Tanya Serge yang saat ini sedang membersihkan pisau lipatnya.

"Biarkan Ketua hakim itu meratapi kematian anaknya dulu untuk satu hari, setelah itu baru kita datangi dia. Bunuh diri, itu skenario untuknya besok."

"Air  atau api?"

"Aku inginnya merebus dia dalam air mendidih dalam keadaan hidup tapi itu bukan bunuh diri. Biarlah kita gantung saja dia. Mati digantung adalah cara yang sangat menyiksa. Kita nikmati setiap detik ringisannya."

Serge mengangguk-anggukan kepalanya paham. "Anggota Kongres, bagaimana kita menyentuhnya?"

"Aku ingin dia yang paling lama disiksa. Kita berikan dia pada Snake eyes saja."

"Kau ingin dia dimakan hidup-hidup?" Serge bertanya polos.

Kurt menganggukan kepalanya. Snake eyes adalah kandidat terbaik untuk menyiksa si anggota Kongres. Manusia sakit jiwa yang suka mengkonsumsi daging manusia yang sudah mati atau sudah jadi mayat itu pasti akan sangat senang karena Kurt memberikannya makanan. Kurt adalah seseorang yang tergabung dalam sebuah kelompok pengidap gangguan kejiwaan. Bukan hanya dia tapi juga Serge. Kurt mengakui jika ia mengidap gangguan kejiwaan. Dalam kelompok itu Kurt adalah seorang pimpinan. Dia adalah orang kedua yang dihormati setelah Hikamato, seorang psycho gila yang menjadi ketua kelompok itu. Di kelompok itu terdapat banyak orang sakit jiwa. Mungkin ada sekitar seribu orang yang tergabung. Dan orang sakit jiwa itu berbaur dengan masyarakat seakan mereka waras. Pemerkosa, pembunuh sadis, penyuka hubungan sesama jenis, pemakan mayat, orang yang suka bersetubuh dengan mayat dan masih banyak hal lainnya. Semuanya adalah orang sakit jiwa yang bersikap normal namun berbahaya.

"Snake eyes pasti akan menciummu karena kau memberikan dia makanan. Astaga, pasti akan sangat menjijikan." Serge bergidik membayangkan Kurt dicium oleh Snake eyes.

"Memangnya aku yang akan memberikannya?"

Serge mencium bau tidak sedap. "Black, dia yang akan memberikannya." Serge bersuara cepat.

"Kau penakut sekali, Segre." Kurt mengejek Serge.

"Bukan takut tapi jijik. Selain suka makan daging manusia dia penyuka sesama jenis. Sayang sekali, aku masih bernafsu para Yevaza."

"Tapi Yevaza tak bernafsu padamu." Kurt berbicara seenak mulutnya tak peduli jika kata-kata itu akan melukai Serge atau tidak. "Aku heran kenapa kau masih saja menahan Yevaza padahal Yevaza tak menyukaimu."

"Aku menahannya karena aku tidak ingin dia hidup dalam kesulitan. Ayahnya yang penjudi bisa saja menjualnya kepada mucikari dan ibunya yang pelacur bisa saja mengajaknya untuk bergabung. Dan pria yang dia cintai, si Black. Tidak menyukainya. Lalu kenapa aku harus melepaskannya saat tak ada yang bisa menjaganya dengan baik."

"Tapi dia tidak bahagia, bodoh."

"Kenapa dia tidak bahagia? Dia memiliki aku yang sempurna."

"Karena dia tidak mencintaimu."

"Persetan dengan cinta, Kurt. Yevaza lebih baik bersamaku. Tak akan ada orang yang memandangnya rendah jika dia bersamaku."

"Ada." Kurt bersuara.

"Siapa?"

"Aku."

Serge menghela nafas, Kurt memang selalu menyebalkan seperti ini.

"Aku memandangnya rendah karena dia lemah." Seru Kurt.

"Karena dia lemah makanya dia bersamaku."

"Nah, itulah. Dia tidak bisa menentukan pilihannya sendiri."

"Jadi menurutmu yang tangguh itu siapa? Summer?" Serge menyerempet ke Summer.

"Dia juga lemah. Lemah karena mencintai pria lemah yang tak bisa menjaga dirinya sendiri." Kurt mengeluarkan pemikirannya. "Orang yang mencintai itu selalu lemah. Benar-benar lemah."

Untuk kalimat ini Serge menyetujui ucapan Kurt. Nyatanya cinta memang membuat lemah. Jika ia tak mencintai Yevaza maka ia tak akan membiarkan wanita itu terus menghinanya dengan tak mencintainya. Padahal Serge setengah mati menggilai Yevaza. Ia menerima wanita yang berasal dari sebuah club malam itu.

"Lupakan tentang wanita. Sekarang ayo kita ke pabrik. Kita harus memantau pekerjaan orang-orang kita." Kurt bangkit dari tempat duduknya.

Serge menyelesaikan pemikirannya tentang Yevaza. Ia segera bangkit dari tempat duduknya dan menyusul Kurt.

Dengan mobil hummernya, Kurt pergi ke tempat produksi obat terlarangnya yang berada di tengah hutan.

Dua jam perjalanan, Kurt sudah berada di jalan masuk menuju hutan. Disana orang-orang bersenjata lengkap menjaga jalan masuk ke hutan. Mereka memberi hormat pada Kurt dan Serge yang merupakan pemimpin mereka lalu membuka jalan. Tak akan ada yang berani mengusik kegiatan terlarang Kurt karena ia bekerja dengan licin. Ia memperhatikan setiap detail dari pekerjaannya.

Mobil Kurt sudah sampai ke halaman parkir pabrik narkobanya. Ia turun dari mobilnya dan langsung disambut oleh bawahan yang ia percayakan menjaga tempat produksinya. "Selamat datang, Bos." Tiger menyapa Kurt dan Serge.

Kurt dan Serge tak menjawab sapaan Tiger, mereka langsung masuk ke pabrik. Mendatangi satu ruangan ke ruangan lainnya. Kurt mendengus saat melihat satu orangnya sedang mengkonsumsi sabu-sabu.

Bugh! Kurt menendang Tiger yang ada di sebelahnya. "Ini hasil pekerjaanmu?" Kurt memandang bengis Tiger yang sudah mundur beberapa langkah karena tenangannya.

"D-dia tidak seperti ini kemarin, Bos."

Serge menendang Tiger. "Dan hari ini kau tidak memperhatikannya. Melihat cara dia memakai barang, dia sudah terbiasa! Kau tidak becus menjaga mereka. Haruskah kau masuk ke bagian daur ulang?"

"Ampuni aku, Bos. Aku akan mengurusnya." Tiger meminta ampunan.

Kurt menatap si pemakai datar, "Enyahkan orang-orang seperti dia dari tempat ini." PErintahnya.

"Baik, Bos." Tiger segera menjalankan perintah Kurt.

Kurt tidak pernah menghajar bawahan tidak langsungnya. Ia hanya akan menghajar pemimpin tempat. Dan pemimpin tempat yang akan mengurus bawahannya. Kurt tidak akan mempekerjakan pemakai di pabriknya. Karena pabriknya bukan tempat bagi pecandu narkoba. Mereka disini menyediakan bukan untuk memakai. Siapa saja yang kedapatan memakai maka hidup mereka akan selesai. Satu peraturan di tempat Kurt bekerja adalah, saat pekerja tak diperlukan lagi mereka akan masuk ke tempat daur ulang dan tempat daur ulang itu adalah mesin penggilingan atau mesin pemotongan tubuh. Singkatnya, pemakai di pabrik akan mati. Siapapun yang memutuskan berhenti bekerja akan mati dan siapapun yang membocorkan tentang tempat produksi juga akan mati. Berurusan dengan Kurt hanyalah akan berakhir pada kematian tapi itu bagi orang yang tak bisa bekerja dengan Kurt dan untuk orang yang bisa bekerja dengan Kurt, hidup mereka akan seperti di syurga. Keperluan mereka akan terpenuhi karena Kurt memberikan gaji besar untuk pegawainya.

♥♥

Summer menganalisa kembali kasus anak ketua hakim yang dilimpahkan pada timnya. Ia bisa gila karena kasus-kasus akhir-akhir ini. Kematian yang menurutnya janggal namun ia tak bisa menemukan kejanggalaan maupun pelaku.

Summer yakin jika anak ketua hakim mati dibunuh dengan disuntikan narkoba hingga overdosis sama seperti Dovian yang mati karena overdosis narkoba. Terdapat banyak kemiripan pada kasus tersebut tapi atasan Summer menetapkan kematian itu karena overdosis narkoba.

Tugas seperti ini membuat Summer tak bisa membunuh Kurt. Ia tidak bisa memecah fokusnya pada dua hal. Dan akhirnya Summer memilih untuk fokus pada kasus beberapa kematian yang menurutnya janggal.

Summer menjejerkan foto-foto dua pengusaha yang masih ia cari pembunuhnya, Diozo, Dovian dan Jammy. 5 orang yang mati dalam kurun waktu satu bulan ini. Summer tak melihat kesamaan cara membunuh pada kasus dua pengusaha dan Diozo pada Dovian dan Jammy tapi satu yang Summer pikirkan adalah siapapun yang membunuh mereka pembunuh itu cerdik. Dari kasus yang tak terpecahkan itu Summer mulai berpikir. Diozo dan dua pengusaha itu adalah teman baik. Ia pikir mungkin yang membunuh adalah satu orang dengan satu motif. Sedangkan Dovian dan Jammy, mereka juga pasti dibunuh orang yang sama karena kasus kematiannya sama. Kurt, nama itu kembali Summer pikirkan. Di tempat kematian Dovian jelas ia melihat Kurt. Apa mungkin kematian Jammy ada hubungannya dengan Kurt? Siapa sebenarnya Kurt? Apakah selain pemilik club dan casino dia adalah pembunuh bayaran? Tapi Summer tak memiliki bukti apapun untuk menunjuk Kurt sebagai pembunuh Jammy.

"Siapapun dia aku akan terus memburunya. Aku harus membuktikan bahwa apa yang aku pikirkan memang benar." Summer sangat yakin dengan pemikirannya tapi jelas dia tak akan menyeret Kurt ke rana hukum karena ia tahu hukum jenis apa yang ada di  negara ini. Terlebih lagi ayahnya yang adil dan jujur sudah tidak ada lagi di dunia ini. Jika saja ayahnya masih hidup dan masih menduduki jabatan sebagai komisaris besar maka jelas ia akan menyeret Kurt ke tahanan apapun yang terjadi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel