Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Sarang Goblin

Saat Sekolah Militer melatih para pemuda untuk menjadi Hunter, mereka tentu saja perlu memiliki gate untuk menjadi area latihan mereka, dan ada beberapa gate di dalam wilayah Sekolah militer tempat Danu tinggal, yang dibersihkan dari monster kecuali Boss setiap hari dengan tujuan untuk dipelihara dan digunakan sebagai area pelatihan dan pertambangan.

Salah satu gate tersebut adalah tempat Danu membawa Iris...

Gate itu berwarna biru, yang berarti tingkat bahayanya rendah, dan monster di dalamnya tidak terlalu banyak.

"Gate ini... adalah sebuah dungeon..." kata Iris.

"Yap kamu benar dan kita akan segera masuk," kata Danu.

"Tapi kita tidak punya izin dari guru... Tuan Danu..." kata Iris.

"Tidak usah khawatir, apakah kamu melihat ada orang di sekitar sini yang peduli? Tempat ini mungkin akan benar-benar ditinggalkan jadi ayo kita masuk saja. Berhentilah merasa ragu, atau setidaknya percayalah padaku, Iris," kata Danu.

"Aku... Emm...Baiklah..." kata Iris sambil mengulurkan tangannya pada Danu.

"Hm? Mau apa?" tanya Danu bingung.

"K-kamu tidak mau menggandeng tanganku saat kita masuk?" tanya Iris.

"Kenapa aku harus melakukannya? Masuklah," Ucap danu sambil menendang Iris ke dalam Gate tersebut.

"Kyaaaaaa...!" Jerit Iris

Iris menghilang melalui gate itu dan Danu juga ikut masuk ke dalam sambil tersenyum tenang.

Flash!

Pandangan Danu dengan cepat berubah, karena lingkungan di sekelilingnya berbeda dengan gedung-gedung Sekolah Militer dan malam berbintang di atas langit.

Sekarang Danu berada di sebuah gua yang dingin dan gelap yang hanya diterangi oleh lampu-lampu kecil yang mengambang di dekat langit-langit, dan beberapa kristal biru yang tumbuh di dinding.

Danu melihat ke bawah dan menemukan Iris masih tersungkur di tanah dengan mata terpejam, pantatnya membusung dan bergetar.

Danu menghela napas.

"Sekarang kamu bisa bangun, ingat kamu itu adalah seorang Dhampir sekarang, jadi seharusnya kamu tidak takut dengan hal-hal seperti ini" kata Danu.

"A-Ah! Tuan Danu, kenapa kamu memukulku?" tanya Iris.

"Padahal aku melakukannya dengan lembut," kata Danu.

"Emm.. Itu sebenarnya tidak sakit tapi aku...takut..." kata Iris, menyadari bahwa ia tidak merasa sakit, ia hanya takut.

"Tentu saja, tubuhmu sekarang sudah cukup kuat, tendangan lembut seperti itu tidak akan membuatmu merasa sakit dan berhentilah menjadi penaakut ayo ke sini," kata Danu, saat Iris mulai berdiri dan membersihkan pakaiannya dari kotoran dan mulai melihat sekelilingnya sambil berjalan di sisi Danu.

"Apa nama...Dungeon ini, Tuan Danu?" tanya Iris.

"Sarang Goblin, ini adalah Dungeon dengan peringkat F terendah yang ada... Ayo kita berkeliling, para Goblin akan segera muncul," kata Danu.

"Goblin itu... manusia hijau kecil pemarah iya kan? " tanya Iris.

"Kurang lebih seperti itu, mereka hanya monster kecil yang lemah," kata Danu tanpa ekspresi.

"Kudengar mereka menggunakan belati berkarat dan senjata lainnya... apa itu tidak masalah jika kita tidak membawa peralatan apapun?" tanya Iris.

"Aku yakin tidak masalah, kukumu itu seharusnya cukup kuat untuk menghancurkan mereka berkeping-keping," kata Danu sambil menyeringai.

"Benarkah... Aku...sekuat itu sekarang?" tanya Iris sambil melirik kukunya yang panjang dan berwarna hitam.

Saat keduanya mulai berjalan di sekitar koridor, mereka dengan cepat mendengar teriakan marah dari makhluk yang berada di dalam bayang-bayang dungeon ini.

"Nngryar! Graarr!"

Makhluk hijau kecil yang mengenakan kancut jahat dan belati kecil berkarat menyerbu ke arah Danu dan Iris.

"Yang pertama adalah milikku...!" kata Danu sambil bergegas menuju Goblin dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan jejak cahaya merah di belakangnya kemudian tangannya tiba-tiba berubah menjadi cakar merah!

Whoosh!

Goblin itu tidak dapat bereaksi terhadap kecepatan Danu, tubuhnya langsung terbelah menjadi dua tanpa sempat melihat ke arah Danu!

"Grryaaaarrr...!"

Slash! Slash!

Poof!

Goblin itu terpotong-potong, dan tubuhnya tiba-tiba meledak menjadi asap hitam dan meninggalkan dua permata bulat kecil.

Iris terkejut karena ia hampir tidak bisa melihat apa yang telah terjadi, semuanya berlangsung dalam waktu kurang dari lima detik.

"E-Eh? Apa dia sudah mati?!" tanya iris, saat Danu mengambil dua batu Core yang dijatuhkan goblin itu.

"Ya, apa kau mengharapkan pertarungan yang sulit melawan Goblin kecil itu? Ini bukan Goblin Slayer," kata Danu.

"Goblin Slayer?" tanya Iris kebingungan.

"Lupakan. Lihat ini adalah batu Core, mereka sudah mengajarkan kita tentang ini di sekolah, kamu masih ingat kan?" tanya Danu sambil menunjukkan batu Core kepada Iris.

"Oh, ini adalah benda yang bisa meningkatkan statistik kita kan, Tuan Danu?" tanya Iris.

"Yap, ini akan meningkatkan statistik kita sampai poin statistik kita mencapai angka 75 poin, dan setelah itu Core F-Rank ini tidak akan ada lagi manfaatnya bagi kita," kata Danu.

"Oh, seperti yang dijelaskan guru... F-Rank Cores hanya bisa digunakan sampai jumlah statistik tertentu sebelum menjadi tidak berguna, dan kita harus menyerap Core yang lebih tinggi untuk meningkatkan Poin Statistik kita..." kata Iris.

"Benar. Kita akan menggunakan ini sampai poin statistik kita mencapai angka 75, lalu kita menggunakan E-Rank sampai 150, lalu D-Rank sampai 300, lalu C-Rank sampai 600, B-Rank sampai 1200 ... Dan A-Rank sampai 2400 dan l begitu lah seterusnya... Ini adalah jalur yang agak linier. Sebagian besar teman sekelas kita telah memiliki statistik rata-rata 75-150, tergantung pada bakat dan seberapa efisien mereka memburunya. Namun, setiap kali kita akan mencapai C-Rank, kita mungkin akan terjebak karena sampai sekarang Dungeon C-Rank belum ditemukan untuk terus meningkatkan statistik kita," kata Danu.

"Oh,Sepertinya kamu tahu banyak, Tuan Danu!" kata Iris, sambil mengulurkan tangannya ke arah Core tersebut.

"Hm? Kamu mau apa? Ini milikku, jika kamu ingin memiliki batu Core ini maka kamu harus berburu sendiri dengan kekuatan yang telah kuberikan padamu, Iris," kata Danu.

"Ah! Baiklah... kurasa kamu benar! Aku harus melakukan itu sendiri, karena aku telah mendapatkan kekuatan ini...!" kata Iris, matanya berbinar-binar penuh keyakinan, namun, Danu sudah berjalan menjauh darinya.

"Eh? T-Tunggu, tuan Danu! Jangan tinggalkan aku sendiri!" teriak Iris sambil bergegas mengejar Danu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel