Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1 Kontrak Darah

Seorang pria muda melesat melewati koridor.

Seluruh tubuhnya diselimuti keringat dan nafasnya terengah-engah penuh dengan kegembiraan dan adrenalin atas apa yang baru saja ia lakukan.

Sambil menggenggam sesuatu di tangan kirinya dan kemudian memasukkannya ke dalam sakunya, ia berlari lebih cepat dari sebelumnya bahkan sampai-sampai otot-otot kakinya yang lemah mulai terasa sangat sakit akibat terbakar dengan ganas saat ia mendorong dirinya sendiri hingga ke batas kemampuannya.

Dia dengan cepat bergerak ke kanan, sama seperti jantungnya yang berdegup kencang saat menyadari apa yang menyambut pandangannya.

Sekelompok pria, menyeringai jahat padanya sambil melepaskan rasa haus darah yang luar biasa.

Pemuda itu mencoba memutar dirinya dengan cepat untuk melarikan diri akan tetapi salah satu dari pria itu berlari ke arahnya dengan kecepatan yang mengesankan dan menariknya ke tanah dengan kekuatan super.

Boom!

Suara keras ketika pemuda itu menghantam tanah. Dia dengan jelas merasakan salah satu tulang rusuknya retak, rasa sakit memenuhi fikirannya, dia menggertakkan giginya mencoba menahan rasa sakit dan menatap dengan marah ke arah pria yang menariknya ke tanah.

"Aku tidak mengambilnya! Lepaskan aku!" teriak Pemuda itu.

"Jika kamu tidak mengambilnya, terus mengapa kamu harus melarikan diri dari kami, bedebah?" tanya pria di sisinya.

"Cepat Berikan benda itu!" teriak salah satu pria lainnya, dan bersamaan pria tersebut berlari ke arah pemuda itu dan menendang perutnya, kekuatan tendangannya tidak seperti manusia normal yang membuat perut pemuda itu kesakitan dan muntah darah sesaat kemudian.

"Ugghhhh...! Aku... tidak mengambil apa-apa..." Ucap pemuda itu sambil memegangi perutnya dan menahan rasa sakit yang dia alami.

"Lalu siapa yang mencurinya kalau bukan kau?!" tanya pria ketiga, sambil menendang wajah pemuda itu!

Bugh!

Rasa sakit yang tajam begitu luar biasa sehingga pemuda itu merasa seluruh wajahnya menjadi kusam, dan penglihatan mata kirinya memudar.

"Agh...! Aku... tidak mengambil apa-apa..." kata pemuda itu sekali lagi dan sontak membuat ketiga pria di depannya kebingungan.

"Kita baru saja menyerangnya dengan seluruh kekuatan kita loh, tapi dia terus bersikeras mengatakan bahwa dia tidak mengambilnya," Ucap Salah satu dari pria tersebut.

"Mungkin si bodoh ini memang tidak mengambilnya" Ujar pria lainnya.

"Yah, dia selalu menjalani hidupnya seperti orang tolol, jadi dia tidak mungkin berani mencurinya..."

"Ups, kalau begitu kita salah orang?"

"Hahahahah!"

"Hahahaha!"

"Hahahaha!"

Ketiga pria itu menertawakan pemuda yang terkapar di tanah sambil meludahinya dan perlahan-lahan berjalan pergi...

"CUIH...Enyahlah dari sini, bedebah, jika kau tidak ingin dipukul gratis lagi"

Pemuda itu terus terengah-engah... entah bagaimana dia bisa selamat dari serangan tiga Manusia Awakened dan para pria itu tidak menemukan apa yang telah pemuda itu curi.

Pemuda itu perlahan-lahan menggerakkan tangannya yang sakit, kemudian dia menggenggam permata merah yang dia lindungi dengan nyawanya...

Dia tersenyum jahat seolah-olah dia telah melakukan sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya...

Semua karena permata ini dan suara yang ada di dalamnya.

Suara yang terus-menerus memanggilnya!

Sejak dia mendengar tentang permata aneh yang dibawa oleh para siswa ke sekolah militer, dia mulai mendengar suara itu.

Dan akibat suara itu, dia melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

Bagaimanapun juga, Danu hanyalah seorang manusia pengecut dan secara kebetulan masuk ke sekolah ini.

Dia selalu diintimidasi dan dipukuli setiap hari...

Bagaimana mungkin dia bisa membayangkan bahwa dia bisa mencuri benda itu dan lolos begitu saja?

Namun...

"Aku berhasil! Apa kau mendengarku suara bodoh?! Akhirnya aku menemukanmu! Bisakah kau berhenti menggangguku sekarang?!" tanya Danu, kemudian permata merah itu bersinar di depannya dengan menakutkan.

[Sejujurnya, aku cukup terkesan melihat kamu bisa menerima pukulan itu, seharusnya kamu sekarang sudah mati ...] ucap suara seorang pria misterius yang beresonansi di dalam pikirannya saat permata itu bersinar terang.

"Diamlah, aku sudah bosan dengan sikap sombong mu... Kamu mengatakan bahwa kamu akan memberi ku kekuatan, bukan? Hmm Jika aku mencuri ini... aku akan... mendapatkan kekuatan yang selalu kuinginkan, benar kan?!..." tanya Danu dengan tatapan yang terlihat sangat gila.

[Baguus...itu adalah ekspresi yang bagus! Tidak seperti anak pengecut yang selalu berpura-pura, Danu! Jujur saja... Akan lebih baik jika kamu bisa memakai ekspresi yang seperti itu setiap hari,] Ucap suara misterius itu.

"... Apakah kamu sudah selesai dengan ocehanmu, kau mau membantuku atau tidak?"

[Haa?...Membantu? Aku tidak sebaik yang kau kira burung kecil, aku tidak akan membantumu secara cuma-cuma. Tapi kita akan melakukan apa yang disebut dengan kontrak darah..] Ucap suara misterius itu.

"Kontrak Darah?" tanya Danu.

[Yaa.. Burung kecil! Yang kau pegang di tanganmu itu adalah jantungku yang telah diambil dari tubuh asliku dan sekarang tubuhku telah di potong dan di teliti oleh kalian para manusia... Sungguh nasib yang mengerikan, bukan?!] Ucap suara itu.

"Aku awalnya sempat ragu... Jadi kau benar-benar...!" gumam Danu.

[Yaaa... Aku adalah jiwa dari Bos SSS-Rank yang kalian sebut sebagai Blood Progenitor'!] ucap suara itu.

"Hmm...!" gumam Danu.

[Apa yang kau pegang di tanganmu itu sangat berharga, bahkan seluruh negri akan memburumu jika mereka tahu bahwa kau memegangnya dengan tanganmu yang kotor! Berbahagialah, Danu!, Ha ha ha!] tawa suara misterius itu.

Danu melirik permata itu dengan mata yang bersinar penuh dengan keserakahan, ia menelan ludahnya saat keringat dingin terus membasahi tubuhnya.

Dia segera berlari meninggalkan tempat itu, dan kembali ke kamarnya.

**

[Apakah kau menerima Kontrak Darah ini, Danu?] tanya suara itu, dan pada saat bersamaan permata merah itu mulai melayang di udara.

Danu melirik ke permata itu, kemudian dia mulai mengingat semua yang telah ia lalui, sejak kerusuhan datang ke Bumi sejak dunia dilahap oleh bencana, di mana manusia bisa membangkitkan kekuatan, dan di mana hewan menjadi makhluk yang mengerikan...

Suatu ketika orang tuanya dibunuh didepan matanya secara brutal dan dia tidak bisa berbuat apa-apa...

'Sekarang, ...akhirnya..'

'Akhirnya!...'

'Aku punya kesempatan untuk mengubah semuanya, kesempatan untuk mengubah nasibku!'

'Tidak peduli seberapa jahat suara misterius itu dan tidak peduli seberapa jahatnya entitas yang menawarkannya kekuatannya...'

'Aku hanya punya satu jawaban untuknya... '

"Ya, aku terima," katanya.

[Bagus... Bagus sekali huhuhahaha!] tawa suara misterius itu dan permata itu mulai melepaskan aliran cahaya merah kemudian cahaya merah itu mulai memasuki tubuh Danu!

Boom!

Danu merasakan aliran kekuatan yang menyakitkan di seluruh tubuhnya, saat permata itu mulai menabrak dadanya dan masuk ke dalam tulang dan dagingnya!

Danu seketika berteriak kesakitan!

"Arrggghhhhhhh...!"

[HA...HA...HA...HA... Rangkullah penderitaan ini! Rangkullah kekuatan ini, Danu]" Ucap suara misterius itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel