Pustaka
Bahasa Indonesia

Single & Happy

4.0K · Tamat
Yulita Dara
11
Bab
33
View
9.0
Rating

Ringkasan

"Pada hari ulang tahun Selin, tunanganku, Bryan, berlutut di depan semua orang untuk melamarnya. Dia berkata padaku, "Amanda, kamu harus memahami, Selin hanya ingin memenuhi keinginannya." "Aku pada akhirnya tetap akan menikah denganmu." Malam itu, aku dengan lapang hati melepas cincin tunangan dan memilih untuk membatalkan pertunangan kita berdua. Kemudian, dia berlutut di depanku dan mengakui kesalahannya. "Hei, kamu juga harus memahami, keinginanku adalah menjauh darimu dan kembali menjadi lajang."

RomansaPerselingkuhanPengkhianatanKeluargaPernikahan

Bab 1

Aku sama sekali tak menduga ketika Bryan Collin berlutut dengan satu kaki untuk melamar.

Aku terdiam di tempat dan seluruh tubuhku seperti terendam di dalam air es.

Semua itu karena orang yang dilamarnya bukan aku melainkan Selin Kalista, orang yang tumbuh bersamanya sejak kecil.

Suara riuh di sekitar semakin memperburuk emosiku, membuat dadaku sesak hingga sulit bernapas.

Air mata mengalir deras dari pelupuk mataku, tapi Bryan seolah tidak melihat kesedihanku dan tenggelam dalam dunia bahagia mereka.

Ketika cincin berlian yang sama persis dengan di jari manisku dipakai di jarinya, akhirnya Selin menangis bahagia.

Saat pandanganku kabur oleh air mata, aku melihat Bryan berjalan ke arahku, tidak ada sedikit rasa bersalah pun di wajahnya, justru menjelaskan dengan kesal.

"Amanda, mengertilah. Selin hanya ingin aku memenuhi keinginan ulang tahunnya yang sederhana ini."

Kata-kata konyol itu membuatku merasa geli.

Namun Bryan tidak merasakan ada yang aneh.

Di saat itu juga, perasaan sedih perlahan menghilang dari hatiku.

Cintaku pada Bryan juga perlahan memudar.

Aku menarik napas dalam-dalam dan bertanya padanya dengan tenang.

"Bryan, jelas-jelas aku pacarmu, tapi kamu malah membiarkanku melihatmu melamar wanita lain dan sekarang kamu meminta pengertianku?"

Dia seolah sudah menduga aku akan bertanya seperti itu, jadi mengerutkan alisnya semakin dalam.

"Amanda, kamu selalu murah hati dan pengertian. Aku sudah menjelaskan semuanya padamu, kenapa kamu masih mempersoalkan ini?"

"Aku sudah bilang ini hanya permainan, kenapa kamu harus menanggapinya dengan serius?"

"Pada akhirnya aku tetap akan menikahimu."

Ketika melihat ketegangan di antara kami, Selin segera berlari mendekat dan mencoba melerai.

"Kak Amanda, maaf. Jangan sampai aku memengaruhi hubungan kalian. Aku tahu kamu tidak senang dengan kehadiranku, tapi aku benar-benar ingin Kak Bryan memenuhi keinginan kecilku ini ...."

Saat bicara, dia pura-pura menangis kasihan.

Ketika melihatnya, tatapan dingin di mata Bryan terasa seperti pedang tajam yang menusuk hatiku.

"Amanda, aku berbaik hati membawamu datang menghadiri pesta ulang tahunnya, apakah ini caramu merayakannya?"

"Kamu membuatnya menangis di hari ulang tahunnya?"

Saat itu aku melihat Bryan yang berdiri di depanku terasa asing.

Seolah aku tidak pernah benar-benar mengenalnya, seolah-olah tidak pernah ada aku di hatinya.

Mungkin karena menyadari perubahanku, teman-teman Bryan mulai membujukku.

"Kakak Ipar, jangan marah. Orang yang paling Tuan Muda Bryan cintai tetaplah kamu."

"Benar, Kakak Ipar. Tuan Muda Bryan sudah hampir menikah denganmu, jadi jangan terlalu mempersoalkan masalah ini."

Aku menatap dingin orang-orang yang hanya ingin menonton pertunjukan bagus di seluruh ruangan.

Dari awal sampai akhir, tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan perbuatan Bryan salah, semuanya justru membujukku untuk berbesar hati.

Seolah akulah orang yang berbuat salah.

Ketika menyadari hal ini, aku tertawa dingin tanpa ragu di depan mereka, lalu melayangkan tamparan di wajah Bryan.

Suara tamparan nyaring memecah keheningan ruangan. Semua orang terdiam dan melihat ke arah kami.

"Bryan, aku tidak akan menikah denganmu. Siapa pun boleh mengambil posisi nyonya muda Keluarga Collin."