Ringkasan
Aussie Logan mati bunuh diri, dan kini hidup kembali di masa lalu. Mengulang kembali kejadian di masa di mana anaknya masih hidup. Dulu dia lebih memprioritaskan perasaan Harland, suaminya. Di bandingkan melindungi anaknya yang selalu diperlakukan buruk oleh suaminya. Tapi sekarang di saat dia diberi kesempatan kembali untuk hidup dan kembali ke masa lalu, dia tidak akan pernah ragu untuk menantang suaminya dan menjaga anaknya lebih dari dia menjaga dirinya sendiri.
Prolog
Aussie berdiri di atap apartemen sembari menodongkan senjata pada pelipis Claudy dengan tatapan beku.
Cahaya senja mengelilingi mereka.
Ketika Harland muncul dari balik pintu. Stelan kemeja dengan celana melekat di tubuhnya, pancaran mata dingin itu tetap tidak berubah sejak dulu. Ketika dia menikah dengan pria itu sejak delapan tahun yang lalu dan setelah mereka beberapa bulan yang lalu dia masih menunjukan wajah yang sama, dingin dan tak tersentuh.
"Berhenti!" teriakan mengancam yang keluar dari suara Aussie tidak diindahkan oleh Farlan dia tetap bergerak ke arah mereka. Aussie menekan moncong senjata apinya ke pelipis Claudy, "Atau aku akan menghabisi sepupu kesayanganmu."
Harland yang tidak menggubris ucapan Aussie terus melangkah dengan tampang tenang namun aura kemarahan menguar jelas dalam dirinya. Suara tembakan meletus melewati tubuh Claudy membuat Harland terhenti di jarak empat meter dan Claudy tegang.
"Hentikan tindakan gilamu ini, Aussie," titah Harland tenang namun mengandung amarah di dalamnya.
Aussie tertawa mengejek, "Kau takut, Tuan Dauglash." Cemoohan dalam mata biru safir itu begitu kentara. "Kau begitu melindungi sepupumu ini, meletakkan dia di tempat yang tinggi dan menaruh putramu di tempat paling rendah di hidupmu. Kau membiarkan dia mati tanpa pernah kau mau menggali lebih dalam penyebab kematian putramu sendiri."
"Dia mati karena insiden tabrak lari," kata Harland dengan mata menusuk. "Pelakunya sudah mengaku dan membayar semua perbuatannya di penjara. Semua sudah selesai, jadi berhenti menyalahkannya."
"Bodoh," desis Aussie menghina. Dia melirik Claudy sekilas, dia sangat tahu kalau wanita ini yang menabrak putranya hingga membuat Sidney meninggal. Masih terekam jelas dalam ingatannya bagaimana dia melihat putranya bersimbah darah di ruang mayat saat itu. Kulit seputih salju itu bersimbah darah dan begitu dingin. Mata yang selalu menatapnya dengan binar sedih itu telah tertutup dan tidak mau menatap ibunya lagi. "Saudaramu yang menghabisi nyawanya tanpa hati dan pergi melarikan diri, dan aku yakin sekali kalau pria yang mendekam dalam jeruji besi itu adalah orang suruhannya." Sudut matanya melihat Claudy dengan ketajamannya yang mampu menggetarkan hati siapapun begitu juga dengan raut muka Claudy saat ini yang ketakutan. Dia lalu beralih pada pria yang masih dia cintai dan sangat dia benci itu.
"Jangan berbicara omong kosong," tekan pria itu rendah. "Sesuatu yang kau sebut omong kosong itu adalah kenyataan. Aku memiliki bukti itu tapi hilang. Aku yakin," dia(Aussie) menekan pistolnya kuat ke Claudy. "Dia yang mencuri bukti itu." Bukti yang dimaksud adalah rekaman CCTV yang dia dapat dari mini market di seberang sekolah Sidney. Dia yang mendengar percakapan Claudy dengan seseorang di telepon yang mengatakan kalau dia sudah melenyapkan sumber kebahagiaan Aussie dan membuat dia menderita karena masih berani mempertahan pernikahannya dengan Harland setelah Claudy sudah mengancamnya untuk berpisah dari pria berusia 33 tahun itu. Claudy memang masih tinggal di apartemen mereka dan dia mendengar semua itu saat Claudy akan pergi ke luar apartemen. Saat itu dia marah dan ingin sekali mencabik cabik tubuh Claudy, tapi dia merasa itu tidak akan cukup. Jadi dia berusaha mengumpulkan bukti itu untuk dia bawa ke hadapan suaminya tapi sayang semua bukti hilang sebelum dia bisa membeberkan semua bukti bukti itu ke suaminya dan ketika dia berusaha meminta salinan rekaman CCTV itu kepihak pengelola mini market lagi rekaman CCTV ketika hari kejadian sudah tidak ada, dihapus oleh seseorang tanpa sepengetahuan pihak minimarket itu sendiri.
Walaupun begitu, dia tetap mencoba berbicara pada Harland kalau Claudylah yang telah membunuh putra mereka. Tapi Harland tidak mau mendengarnya dan malah mengusirnya pergi dari kantor, tapi dia tidak menyerah dan terus menerangkan pada Harland bahwa putra mereka di celakai oleh sepupunya sendiri bukan pria yang kini mendekam dalam penjara.
Mereka terlibat pertengkaran dan saat itulah Aussie yang sudah sangat kecewa dan marah pada Harland karena tidak mempercayainya dan sedih karena dia tidak mau mengusut lagi kasus itu membuat Aussie menyerah dan meminta cerai pada Harland, Dan yang sudah dia duga bahwa Harland dengan mudah mengamini keinginannya. Pedih mengiris semakin sanubarinya saat itu ... dia bukan hanya kehilangan putranya tapi cintanya pada pria yang masih berstatus sebagai suaminya saat itu ternyata tidak berbalas.
"Dia begitu tega menghabisi kemenakannya sendiri tanpa perasaan bersalah," lanjut Aussie menekan kemarahan dalam diri. "Dan kau sebagai ayahnya sama sekali tidak peduli dengan kematian putramu sendiri dan dengan mudah percaya pada wanita ini."
"Otakmu pasti terganggu karena terus menuduhnya tanpa bukti," sinis Harland. "Jika kau melukainya sedikit saja," nada rendah begitu mengancam, "aku tidak akan melepaskanmu."
Aussie tertawa hambar. Dalam kesenduan dan sakit di netra biru safirnya dia berbicara, "Kau sangat membela wanita ini. Bahkan kau ketika putramu masih hidup kau lebih mengutamakan dia dibanding putramu sendiri. Si kecil yang selalu berharap sedikit perhatianmu, namun selalu kau berlakukan dengan dingin penuh ketidakpedulian. Kau menyakitiku lewat dirinya. Membenci kehadirannya karena kesalahan yang kuperbuat padamu ... dia selalu mematuhimu dan menuruti apapun perintahmu tapi kau tidak pernah menganggapnya hanya karena dia lahir dari rahimku. Dan disaat aku berusaha merebut keadilan untuk putraku pada pembunuh ini," liriknya pada Claudy sebentar datar.
"Hentikan tingkah bodohmu ini dan lepaskan Claudy. Kalau kau melakukan ini hanya untuk mencari perhatianku, kau benar bener tidak waras. Karena sampai kapanpun aku tidak pernah tertarik padamu."
Ledakan tawa marah membahana. "Untuk apa melakukan hal menjijikan itu. Malah jika Tuhan memberiku pilihan untuk mengulang waktu aku akan meminta pada-Nya agar aku tidak pernah mengenalmu." Sorot kebencian begitu kental terlihat dalam tatapannya dan itu membuat batin Harland tertegun. Pancaran kebencian itu nyata dan entah mengapa dia perlahan mulai mempercayainya.
Tapi apa mungkin Claudy melakukan semua itu? karena meskipun Claudy agak manja tapi dia tidak pernah mendapatinya menyakiti Sidney. Walau beberapa kali dia menginginkan sesuatu yang ada di tangan Sidney saat itu, tapi dia tahu kalau sepupunya itu pribadi yang baik.
"Teruslah berada dipihaknya." Aussie menurunkan senjatanya dengan pandangan kosong dan senyum tersungging di bibirnya. "Aku harap kau tidak menyesal." Aussie mendorong bahu Claudy kuat hingga wanita berambut sebahu itu terjatuh dengan keras. Aussie berlari dan menaiki pagar pembatas. "Turun dari sana Aussie, " geraman rendah Harland memancing lekukan manis wanita tersebut, yang sangat mengerikan bagi pria itu.
Harland berlari tapi terlambat ... tubuh Aussie sudah terhempas melayang jatuh dari gedung yang memiliki ratusan lantai itu.
Harland melihat tubuh mantan istrinya dari atas ketinggian dengan padangan nanar.
Sementara Claudy yang berdiri di belakang Harland tersenyum senang.