Pustaka
Bahasa Indonesia

Setelah Terlahir Kembali, Aku Membuat Pacarku Dan Wanita Idamannya Menjadi Gila

5.0K · Tamat
Betania Novitasari
8
Bab
180
View
9.0
Rating

Ringkasan

Pada hari hitung mundur kompetisi programmer jenius yang ditonton di seluruh dunia, aku yang merupakan kandidat kuat juara langsung mengumumkan pengunduran diriku dari kompetisi tanpa batas waktu. Di hari pertama liburanku ke kampung halaman, banyak pesan dan panggilan masuk ke ponselku. Perempuan kesayangan pacarku menjadi panik, dia bertanya padaku bagaimana dengan kompetisi selanjutnya. Aku melihat ke arah bebek-bebek yang berlenggak-lenggok di permukaan danau dan langsung mematikan ponsel. Dalam kehidupanku sebelumnya, karya yang aku selesaikan dengan tidak makan dan minum dilaporkan sebagai tindakan plagiarisme. Berita ini memanas di internet, aku langsung diserang oleh netizen, bahkan ada netizen ekstrem yang mengendarai truk besar ke rumahku dan menabrak orang tuaku hingga meninggal. Melihat tubuh ayah dan ibuku yang hancur ditabrak, aku mengalami gangguan mental dan menjadi orang gila. Pada akhirnya, aku meninggal dengan cara yang mengenaskan di jalan. Ketika membuka mata lagi, aku kembali ke tahap akhir kompetisi.

RomansaPerselingkuhanRevengePengkhianatanCinta PertamaBalas Dendam

Bab 1

Begitu membuka mata, aku menyadari bahwa aku telah terlahir kembali.

Otakku kembali jernih, suara-suara familier dari rekan satu timku terdengar jelas di telingaku.

"Ralina, kamu benar-benar sangat hebat. Program baru yang kamu buat sudah memperbaiki semua bug yang ada sebelumnya, kita pasti akan memenangkan kejuaraan besok!"

"Ya, Ralina, kamu hebat sekali!"

"Kita semua bisa menang berkat mengandalkan Ralina."

Melihat senyum tulus dari rekan-rekan satu tim, serta tekad untuk meraih kemenangan di mata mereka.

Aku yakin bahwa ini adalah kesempatan kedua yang diberikan Tuhan padaku untuk mengulang semuanya kembali.

"Ralina melakukan prestasi hebat lagi kali ini!" Mendengar suara lembut dan penuh kasih dari sang mentor, air mataku pun langsung menetes.

Di kehidupanku sebelumnya, ketika aku dibenci dan dianggap sebagai seorang penjiplak, hanya mentorku ini yang selalu berpihak kepadaku. Dia bahkan tidak mundur walau semua itu berdampak pada reputasinya sendiri.

"Pak!"

Aku tidak bisa menahan diri lebih lama lagi dan melompat ke dalam pelukan mentorku.

Pelukan hangatnya membuat perasaan yang aku rasakan saat ini semakin nyata. Aku yakin bahwa inilah saat yang paling penting.

Jika aku tidak melakukan sesuatu, semuanya akan tetap sama seperti sebelumnya. Bukan hanya aku, tetapi seluruh tim juga akan dipermalukan.

Mentor memperhatikan tindakanku sejenak, lalu mengelus bagian atas kepalaku dengan penuh kasih sayang.

"Ralina, kamu sudah bekerja keras. Aku yakin hasil dari kompetisi ini tidak akan mengecewakanmu dan semua orang."

"Baiklah. Semuanya bubar, biarkan Ralina beristirahat sebentar. Kita akan mengadakan pesta perayaan malam ini!"

Setelah kerumunan orang pergi, aku mulai mengumpulkan pikiranku....

Di kehidupan sebelumnya, tim kami mengirimkan pekerjaan kami dengan penuh percaya diri. Namun, yang kami dapatkan bukanlah gelar juara pertama, melainkan penilaian yang mengatakan bahwa kami melakukan plagiarisme.

Semua orang memprotes hasil ini, tetapi protes kami membuat kami dilarang untuk berkompetisi secara permanen.

"Masih berani menyombongkan diri sebagai gadis programmer jenius? Ternyata kamu hanyalah seorang penjiplak!"

"Ya, menjiplak saja tidak becus. Kamu langsung menyalin program Amanda tanpa mengubahnya sedikit pun, tapi masih berani untuk ikut berpartisipasi dalam kompetisi yang sama dengannya."

"Ya, Amanda adalah programmer jenius yang sesungguhnya. Dia hebat dan cantik."

"Amanda cantik dan berbakat, dia adalah dewi di hatiku. Aku tidak akan membiarkan penjiplak seperti Ralina meniru karya dewiku."

"Lindungi dewi Amanda dan hancurkan penjiplak Ralina."

Untuk sesaat, aku menjadi target banyak orang.

Di kehidupanku sebelumnya, aku berusaha keras membuktikan bahwa aku tidak menjiplak, tetapi entah kenapa, semakin aku membuktikan, aku makin dianggap buruk.

Sekarang, aku baru menyadari bahwa Amanda adalah hambatan terbesar bagiku dalam membuktikan ketidakbersalahanku.

Aku mengenal Amanda dengan baik.

Karena dia adalah teman masa kecil pacarku, dan juga cinta pertama yang tidak bisa dia miliki saat remaja dulu. Dia adalah bintang permata bagi para akademisi kampus.

Selain itu, dia cantik, manis dan lembut. Di dalam jurusan ilmu komputer yang di mana sembilan puluh persen mahasiswanya adalah laki-laki, dia adalah primadona kampus dan juga dewi di hati banyak orang.

Tentu saja, pacarku, Zacky, menganggap Amanda sebagai harta karun yang dia dapatkan kembali setelah dihilangkan. Pacarku bahkan beberapa kali membiarkanku pulang sendirian pada pukul dua belas malam, berjalan melewati jalanan yang gelap tanpa lampu hanya demi membelikan Amanda camilan malam. Aku juga sudah pernah bertengkar dengannya karena hal ini, tetapi dia memintaku untuk memahami perasaannya terhadap Amanda. Dia mengatakan bahwa melindungi Amanda selama bertahun-tahun sudah menjadi kebiasaan baginya.

Ketika aku meminta putus dengan sikap dingin, dia menangis dan mengatakan bahwa dia hanya menganggap Amanda sebagai adik perempuan, sebagai anggota keluarga.

"Ralina, kamu pasti bisa memahamiku kan? Aku akui kalau aku dulu pernah menyukainya, tapi setelah bertahun-tahun berlalu, perasaan ini sudah berubah menjadi perasaan layaknya saudara. Ke depannya, setelah kita menikah, kita akan menjadi satu keluarga, Amanda juga akan menjadi bagian dari keluarga kita."

"Selain itu, selama beberapa tahun ini, aku tidak pernah menyembunyikan apa pun darimu. Aku tahu aku melakukan kesalahan dalam beberapa hal, aku akan mengubahnya. Ini adalah urusan di antara hubungan kita berdua, kalau suatu saat nanti kamu sudah tidak mencintaiku lagi dan ingin meninggalkanku, aku pasti akan mendoakan yang terbaik untukmu dengan tersenyum. Tapi, aku tidak terima kalau kamu minta putus karena kemunculan Amanda, saudara kita bersama."

Air mata selalu bisa membutakan akal sehat orang. Aku menerima penjelasannya, yang berarti bahwa aku juga harus melindungi Amanda seperti yang dia lakukan.

Aku tidak menyangka bahwa kebodohan sesaatku inilah yang menyebabkan semua tragedi di depan.

Dengan tangan yang gemetar tidak terkendali, aku membuka Instagram Amanda.

Postingan terakhirnya seperti petir yang meledak di atas kepalaku.

"Setelah tidak tidur selama tiga hari tiga malam, akhirnya kami berhasil menyelesaikan semua masalah. Aku sangat bangga dengan timku."

Gambar pertama menunjukkan dia yang tersenyum manis dikelilingi oleh beberapa anak laki-laki. Gambar kedua adalah tangkapan layar dari kode yang aku tulis.

Tidak!

Kenapa bisa seperti ini!

Bagaimana mungkin kode yang baru saja aku tulis bisa terlihat persis seperti miliknya?

Keringat dingin membasahi bajuku. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.

Melihat lebih saksama pada waktu publikasinya, itu memang bertepatan dengan waktu saat aku menyelesaikan semuanya.

Aku berada di ruangan ber-AC dengan suhu enam belas derajat, tetapi keringat dingin membasahi kemeja tipis yang aku kenakan. Di layar, aku bisa melihat pantulan wajah pucatku, seperti hantu air yang baru diangkat keluar.

Kata-kata dari orang-orang yang telah mengutuk dan memakiku di kehidupan sebelumnya....

Gambaran tubuh orang tuaku yang remuk habis ditabrak truk....

Tatapan tidak mengerti dari teman-temanku, rambut beruban dan keriput yang muncul di wajah mentorku ketika berusaha membantuku....

Semuanya saling bertumpuk, menghantam sarafku bersama. Aku meringkuk kesakitan, menutupi kepalaku, tidak tahu di mana masalahnya dan bertanya-tanya apa yang telah terjadi.

Setelah tersiksa cukup lama, hanya satu pikiran yang tersisa di kepalaku.

Bagaimana jika....

Aku membalikkan semuanya dari awal?