Pustaka
Bahasa Indonesia

Setelah Meninggalkan Pria Berengsek, Aku Merasa Seperti Hidup Kembali

6.0K · Tamat
Pastika Adonia
11
Bab
110
View
9.0
Rating

Ringkasan

Terjadi longsor di gunung, pacarku menghilang saat pergi mengambil foto pemandangan di gunung. Keberadaannya tidak diketahui dan aku pun tidak bisa menghubunginya. Aku mengikuti tim penyelamat untuk melakukan pencarian dan penggalian selama tiga hari tiga malam, tetapi aku sendiri malah tertimpa batu gunung hingga paru-paruku tertusuk. Saat aku berada di ambang kematian di ICU, diriku tidak rela mati karena masih memikirkan keberadaan pacarku yang tidak diketahui. Ketika terbangun, aku melihat foto-foto mereka berdua yang begitu mesra di status terbaru yang diunggah adik tiri pacarku. Aku menundukkan kepala menatap dadaku yang hancur dan berkomentar sambil mencibir. "Tidak tahu diri! Semoga pasangan bajingan seperti kalian bisa langgeng!"

RomansaPerselingkuhanPengkhianatanBalas DendamBaper

Bab 1

Pacarku masih belum kembali setelah pergi mencari tempat untuk foto pemandangan. Kebetulan, di sana terjadi tanah longsor.

Aku tidak bisa menghubunginya, jadi aku pun dengan cemas mengikuti tim penyelamat untuk menyelamatkannya.

Namun, aku tidak bisa menemukannya, malah aku sendiri yang terjebak dalam longsor susulan.

Aku terkubur di bawah bebatuan. Ketika tim penyelamat menemukanku, napasku sudah sangat tipis.

Sebelum kehilangan kesadaran, aku hanya mendengar suara panik dari para perawat.

"Sudah telepon keluarga pasien belum?"

"Sudah. Aku masih terus menghubungi kontak darurat pertama yang tertera sebagai suami, tapi panggilan tidak bisa tersambung!"

Kemudian, seorang dokter bedah yang merawatku berinisiatif untuk mengambil tanggung jawab dan menandatangani formulir persetujuan operasi untukku, sehingga operasi bisa berjalan dengan lancar dan nyawaku pun terselamatkan.

Setelah kembali sadar, aku membuka mata dan melihat pacarku sedang bermesraan dengan adik tirinya.

Selama waktu itu, dia bahkan tidak menatapku sekali pun!

Ketika aku meninggalkan komentar di bawah foto mereka, dia yang menghilang dan berpura-pura mati langsung meneleponku.

"Indhira, kenapa perkataanmu kasar sekali!"

"Anna itu adikku. Dia mau ke luar negeri buat mengikuti peragaan busana, jadi dia meminta bantuanku untuk mengurus masalah fotografi. Tapi lihatlah perkataanmu itu!"

"Kamu harus lebih tahu diri sedikit. Cepat minta maaf pada Anna!"

Semua kata-katanya hanya penuh dengan teguran, bahkan tidak ada sepatah kata pun yang menanyakan kabarku.

"Hendra, aku terluka saat pergi menyelamatkanmu...."

Aku baru saja ingin menyampaikan keluhanku, tetapi tiba-tiba dia menyela dengan suara keras.

"Kamu tidak punya kerjaan? Siapa yang menyuruhmu cari masalah dan bersikap sok pahlawan! Padahal aku baik-baik saja! Kalau kamu terluka, istirahatlah saja dengan baik! Kenapa menggangguku setiap hari!"

"Kak Hendra, lihatlah, bagus tidak foto yang aku ambil ini?"

Suara lembut Anna terdengar lagi dari ujung telepon.

Tidak lama kemudian, nada panggilan ditutup pun terdengar. Ternyata Hendra langsung menutup teleponnya!

Aku melihat ke arah ponsel, wajahku berubah sangat muram.

Aku terluka parah dan dirawat di rumah sakit demi mencarinya, tetapi keadaanku tidak lebih penting daripada peragaan busana yang akan dihadiri adiknya?

Tiba-tiba aku merasakan setiap tulang di tubuhku menjerit kesakitan, air mataku meluap tak terkendali.

Aku sudah mencintainya selama bertahun-tahun, tetapi apa yang aku dapatkan sebagai balasannya?