Bab 6
Tidak lama kemudian, tatapan orang-orang di sekelilingku mulai berubah, mereka juga membicarakanku dari belakang.
Ibu tiriku tiba-tiba masuk ke ruanganku dan menampar pipiku dengan keras, "Dasar wanita tidak tahu malu! Berani-beraninya kamu menggoda suamiku!"
Aku memegang pipiku dengan bingung, sebelum aku mengatakan apa-apa, ibu tiriku memperlihatkan ponselnya padaku, di dalam video itu, ada Liam yang mengungkap kalau aku menggoda seorang pria yang kaya, bukan hanya menendangnya, aku juga memaksanya untuk mengundurkan diri karena takut rahasiaku ini terbongkar.
Liam juga bilang kalau aku adalah wanita yang mata duitan.
Untuk membuktikan perkataannya ini, dia juga menunjukkan fotoku yang sangat intim dengan ayahku.
"Sungguh tidak disangka, di usiamu yang masih muda ini, kamu sudah bisa menggoda suami orang lain, dasar murahan!" Ucap ibu tiriku dengan sinis.
"Aku masih tidak sebanding denganmu, demi membela seorang gigolo, kamu menyelingkuhi suamimu!" Setelah berbicara, aku menelepon ayahku.
Kedua mata ibu tiriku terlihat panik, "Kamu sengaja?! Dasar tidak tahu malu!"
Aku memegang pipiku yang masih terasa sakit, "Kamu memberitahu semua orang kalau Liam adalah adikmu, tapi sebenarnya kalian sudah tidur bersama berkali-kali...."
Ibu tiriku tertawa-tawa dan mengakuinya tanpa rasa takut, lalu dia juga menghina-hina karakterku, bilang aku tidak berguna, dan memaksaku untuk menyerah.
Aku hanya menatap jam dinding sambil menunggu kedatangan ayahku.
"Bruk!" Tiba-tiba ayahku masuk ke dalam, setelah melihat luka di pipiku, dia langsung marah besar, api amarah yang tersembur dari matanya seperti mau membakar orang.
"Ayah!"
"Pemuda seperti kalian sungguh hebat, bisa-bisanya suami orang lain dipanggil ayah!" Ucap ibu tiriku dengan sinis, lalu sambil memelototi ayahku, dia mengungkap perselingkuhan ayahku.
Ayahku langsung menampar pipinya dengan keras, melindungiku di belakangnya, "Berselingkuh? Lalu bagaimana dengan gigolo yang kamu rawat itu? Apakah kamu tahu dia adalah pacarnya Emma?"
Wajah ibu tiriku memucat, "Emma? Dia adalah putrimu?"
Tanpa menjawabnya, ayahku langsung memberitahunya kalau besok dia sudah bisa mengambil akta perceraian.
Ibu tiriku langsung membantahnya, "Bukan, aku hanya membantu Emma untuk menguji Liam, aku sedang membantunya."
Mulutnya benar-benar licik, kalau ayahku tidak mendengarnya secara langsung, mungkin ayahku bisa ditipu olehnya lagi.
Ibu tiriku langsung panik setelah melihat ayahku tidak memercayainya, dia menggenggam lengan ayahku, tapi ayahku mendorongnya begitu saja, membuatnya terjatuh di atas lantai dengan keras, darah pun mengalir dari selangkangannya.
Ibu tiriku meringkuk di atas lantai, wajahnya memucat, sambil melihat ayahku, dia memohon, "Selamatkan anak kita...sakit sekali...."
Wajah ayahku berubah-ubah, keningnya mengerut, tidak diketahui apa yang sedang dipikirkan olehnya, tapi pada akhirnya dia tetap memanggil ambulans.