Bab 1
Di hari aku menemui ibu pacarku, aku sudah menyiapkan perhiasan yang mahal dan tas bermerek.
Tapi tidak kusangka, ibunya malah mencegatku di pintu rumahnya, sambil menunjuk tas LV di dalam lemari kacanya, dia melihatku dengan sinis, "Aku alergi terhadap barang-barang yang murah, selain itu, kamu hanyalah putri dari keluarga yang miskin, jangan membelikanku barang yang palsu, kamu kira aku buta!"
Aku melihat ruang tamunya yang tidak lebih besar dari toilet di rumahku, aku pun mengira aku salah dengar.
"Tapi karena putraku menyukaimu, aku sebagai ibunya juga tidak bisa mencampuri hubungan kalian, tapi untuk menjadi menantuku, kamu harus menandatangani perjanjian donor organ, keluargaku tidak menyukai orang yang pengecut."
Liam Salim memelototi ibunya sekilas, lalu melihatku dengan rasa tidak enak hati, "Ini adalah aturan yang dibuat leluhurku, kami sekeluarga sudah menandatanganinya, bagaimana kalau kamu menandatanganinya juga?"
Aku menarik kakiku kembali, melihat Liam dengan serius, "Kurasa kita tidak begitu cocok."
Kalau aku memiliki ibu mertua yang aneh seperti ini, kehidupanku setelah menikah pasti akan menderita, aku pun sedikit menyesal karena dari awal tidak memperhatikan keluarga Liam ketika berhubungan dengannya.
Ibunya langsung melompat, sambil menunjukku, dia memarahiku, "Kenapa malah kamu yang tidak tahu diri, aku bahkan tidak menyalahkanmu yang tidak bisa melayani Liam dengan baik!"
Aku benar-benar tidak bisa memercayai apa yang kudengar barusan, bisa-bisanya ibu Liam memintaku untuk melayani putranya.
"Aku bukan budak, kalau kamu mau menjadi budak, silakan saja!"
Setelah berbicara, aku langsung pergi begitu saja, ibu Liam marah besar dan mau menamparku, tapi Liam menahannya.
Liam melihatku dengan tidak senang, "Cepat minta maaf pada ibuku!"
Kenapa dari dulu aku tidak tahu kalau Liam adalah anak yang penurut?
Aku tertawa-tawa, "Aku hanya tunduk pada orang yang sudah mati!"
Setelah berbicara, aku membawa hadiah yang kusiapkan lagi, mengendarai mobil pulang ke rumah, aku juga memanggil mobil van untuk membuang barang-barang milik Liam dari rumahku.
Tapi tidak kusangka, aku malah menemukan pakaian dalam wanita, beberapa barang mewah yang tidak mungkin mampu dia beli dan kartu kamar hotel bintang lima di dalam lemarinya.
Seketika emosiku langsung meningkat.