Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 Pertama Kali Dipermainkan Oleh Seorang Wanita

"Orang yang aku pukul adalah kamu, karena mulutmu terlalu busuk."

Theresa dengan perlahan-lahan mengelus telapak tangannya, mulutnya mengeluarkan senyuman menertawakan, "Sepertinya didikan Keluarga Basiroen juga tidak terlalu bagus, putri yang berasal dari Keluarga Basiroen hanya bisa berkoar-koar mengatakan hal busuk."

"Dan juga, memangnya kenapa kalau sudah pernah menikah? Apakah acara ini ada tertulis bahwa orang yang sudah pernah menikah tidak boleh hadir? Bukankah kakakmu juga sudah pernah menikah? Semua ucapanmu tadi juga sedang menghina dan memfitnahku, aku bisa menuntutmu."

"Kamu!"

Gabrielle emosi sampai meledak, di depan semua orang dia dipermalukan oleh Theresa, Theresa masih mengatakan didikan keluarganya tidak bagus, dia dan seluruh anggota Keluarga Basiroen juga sudah dipermalukan.

Yang paling penting adalah orang yang memukulnya adalah Theresa yang biasa dipersulitnya tetapi tidak berani membantah sepatah kata pun!

Benar-benar sangat dipermalukan!

"Wanita sialan, aku akan membunuhmu!"

Dia dengan raut wajah penuh kebencian mendekati Theresa, ekspresinya sangat kejam, tangannya yang terulur juga ingin menarik rambut Theresa.

Sewaktu Havel menyadari apa yang akan dilakukannya, Havel dengan cepat memeluk Theresa dan memberikan punggungnya ke arah Gabrielle.

Orang pertama yang datang menghentikan Gabrielle adalah Raymond.

Dia mengerutkan dahinya, matanya yang gelap melotot ke arah Gabrielle, "Sampai kapan lagi kamu mau beronar seperti ini? Minta maaf."

"Kak! Aku ini adikmu, wanita sialan ini memukulku, tetapi kamu tidak membantuku membalasnya dan malah memarahiku? Dan sekarang kamu menyuruhku untuk meminta maaf padanya?"

Wajah Raymond berubah hitam, dengan nada memperingati berkata, "Aku ada mata, aku bisa melihat jelas siapa yang benar dan siapa yang salah. Untuk terakhir kalinya aku menyuruhmu minta maaf!"

Seketika aura Gabrielle juga menjadi lemah.

Tetapi memangnya kenapa kalau dia memarahi Theresa wanita sialan ini? Dia hanya ingin membantu semua orang melihat jelas sikap asli wanita murahan ini!

Apa salahnya?!

Semakin dia memikirkannya semakin dia emosi, sewaktu dia ingin membantah, kedua bahunya juga ditahan oleh Caroline.

Caroline dengan suara kecil membujuknya, "Gabrielle, Ray benar-benar sudah marah, dia melakukan semua ini juga demi kebaikanmu, dia pasti tidak mungkin membiarkan Theresa menuntutmu 'kan, kita orang baik tidak boleh terjebak hal seperti ini, waktumu masih panjang."

3 kata terakhir juga berisi maksud lain.

Di bawah bujukan Caroline, akhirnya emosi Gabrielle tenang kembali, dengan suara yang kecil seperti suara nyamuk berkata, "Maaf."

Kemudian, wajahnya memerah dan dengan cepat berlari keluar, Caroline memberikan sebuah tatapan tenang saja kepada Raymond dan segera berlari keluar mengejar Gabrielle.

Sebuah kejadian kacau akhirnya sudah berakhir.

Walaupun semua orang sangat penasaran dengan apa yang baru dikatakan oleh Gabrielle, tetapi mereka pun tahu bahwa Havel ataupun Raymond bukanlah orang yang bisa disinggung.

Jadi suasana acara juga kembali seperti semula lagi, tidak ada orang yang berani membahas kejadian tadi.

Havel melihat ke arah dimana Gabrielle berjalan pergi, dengan alis berkerut bertanya, "Kamu melepaskan dia begitu saja? Perlukah aku mencari orang secara diam-diam untuk memukulnya sebagai balasan dia memarahimu?"

Theresa tersenyum tipis, kemudian mendorong bahu Havel sedikit, "Balasan apa? Aku sama sekali tidak marah atas ucapannya, dia hanya mempunyai mulut yang busuk, tadi aku sudah menamparnya dengan keras, jadi akulah yang sudah untung."

Havel, "..."

Mengapa tiba-tiba dia merasa putri mereka ada sedikit gagah?

Selama acara berlangsung, Raymond sama sekali tidak bisa fokus, dia terus menatap ke arah Theresa, melihat Theresa mengeluarkan ekspresi manja di depan Havel, seketika hatinya pun merasa kesal.

Tetapi apa alasan dia merasa kesal, dirinya juga masih tidak mengerti, atau mungkin ini adalah pertama kalinya dia merasa telah dipermainkan oleh seorang wanita!

Setelah lewat 10 menit, Caroline pun membawa Gabrielle kembali ke ruangan acara.

Gabrielle sepertinya telah memperbaiki dandanannya, sepertinya dia telah menutupi jejak tangan berwarna merah di pipi kirinya dengan bedak, kemudian dia dengan patuh berdiri di belakang Caroline dan Raymond, sikapnya yang patuh juga sangat aneh sekali.

Hanya saja terkadang dia akan melotot dengan penuh amarah ke arah Theresa yang menjadi pusat perhatian di tengah keramaian.

Acara berlangsung sampai setengah, lantai dansa sudah tersedia, ada begitu banyak pebisnis yang membawa pasangannya berdansa mengikuti alunan musik di lantai dansa.

Caroline juga ikut bersemangat, dia dengan sangat penuh penantian melihat ke arah Raymond, dia sedang menunggu Raymond memegang tangannya dan mengajaknya berdansa dengan sikap gentleman.

Dan Raymond juga tidak membuat dia kecewa.

Sewaktu pandangan Caroline semakin lama semakin bersemangat, dia pun sudah mulai membayangkan adegan sewaktu dirinya dan Raymond sedang berdansa di lantai dansa.

Tetapi, sedetik kemudian.

Raymond memegang gelas anggur merah dan berjalan menuju meja lain.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel