Bab 14 . Kombinasi Cantik dan Pintar
Leah berdiri di hadapan Tuan Robert dan berkata, "Bibi Rosy tidak masuk kerja hari ini, karena karena ada sedikit masalah keluarga! Biasanya kami pergi ke perusahaan bersama dengan menggunakan mobil Bibi Rosy! Namun, hari ini aku menumpang taksi dan menunggu cukup lama untuk mendapatkan taksi tersebut! Sebenarnya aku hendak menggunakan bus umum, tetapi agak risih dengan tatapan orang-orang. Mungkin karena rok ini terlalu pendek!" ujar Leah sambil berusaha menarik turun rok yang dikenakannya.
Rok itu tidaklah masuk ke kategori pendek. Robert sudah terbiasa melihat rok yang super pendek. Jadi, dirinya tahu jelas ukuran panjang rok Leah masih dalam batas wajar. Masalahnya, wanita ini tidak sadar bahwa dirinya sangat cantik dan menarik perhatian. Ditambah sikap polos itu, membuat Leah semakin memukau.
Robert juga senang menatap wanita itu. Malah semenjak dari awal sebelum Leah merubah penampilannya, apalagi sekarang. Tentu Leah akan menarik perhatian para pria dimana pun dirinya berada. Memikirkan hal itu membuat hati Robert tidak senang.
"Besok pukul 07.30, mobil kantor akan menjemputmu! Jadi, selama Rosy belum masuk kerja, kamu akan diantar pergi dan pulang dari perusahaan. Aku tidak ingin ada hal-hal buruk terjadi terhadap karyawan perusahaan ini!" Baru kali ini, Robert memberi perhatian ekstra untuk karyawan. Namun, dirinya terlalu gengsi untuk mengakui hal tersebut.
"Benarkah? Wah, terima kasih! Namun, aku harus berpesan ke supir yang mana, Tuan?" tanya Leah. Dirinya bersyukur karena dirinya bisa menghemat uang taksi.
"Aku yang akan mengaturnya!" jawab Tuan Robert.
"Periksa jadwal dan siapkan dokumen yang diperlukan hari ini!" perintah Tuan Robert kemudian, sambil memberi kode agar Leah segera melaksanakannya.
Hati Leah gembira. Di samping menghemat uang, dirinya juga tidak perlu risau akan menjadi pusat perhatian lagi. Leah kembali ke meja kerjanya dan mengeluarkan buku agenda. Menyalakan komputer dan membuka lemari kabinet untuk mengeluarkan dokumen. Leah memeriksa jadwal hari ini.
Pukul 10, ada pertemuan dengan perusahaan Buy First. Bukankah itu adalah perusahaan belanja online yang sedang populer saat ini? batin Leah. Lalu, di sore hari ada jadwal meeting.
Leah mengetuk pintu. Setelah mendapat jawaban, Leah masuk dan menyampaikan jadwal hari ini.
Kemudian Tuan Robert berkata, "Kamu tahu Buy First bukan? Hari ini, aku akan membeli perusahaan itu dan ada perjanjian tambahan yang hendak ditambahkan! Coba kamu baca dokumen perjanjian itu dan beri pendapatmu!"
Entah mengapa, Robert merasa bahwa wanita ini selain unik juga pintar. Jadi, dirinya ingin menguji apakah perkiraannya benar.
Leah mengeluarkan dokumen itu dan berjalan kearah sofa di ruangan kerja Tuan Robert. Tuan Robert memperhatikan Leah yang terlihat serius dan sangat cepat membalik-balikkan lembaran dokumen tersebut. Mungkinkah Leah tidak mengerti isi dokumen itu? Karena Tuan Robert tahu, dokumen-dokumen itu disiapkan oleh Rosy.
Tidak sampai 5 menit, Leah meletakkan dokumen itu. Masih dalam posisi duduk, Leah berkata, "Untuk aplikasi belanja online, bukankah lebih baik menekankan agar sistem keamanan tetap diperbaharui secara berkala? Minimal sebulan sekali. Hal tersebut tidak disebutkan dalam dokumen ini. Lagipula, semakin canggih suatu aplikasi bukankah semakin rentan sistem keamanannya?"
"Kita sepemikiran! Alasan itulah yang membuat aku hendak menambahkan pasal perjanjian! Aku ingin merek rutin memperbaharui sistem keamanan aplikasi itu. Bagaimana menurut pendapatmu?" tanya Tuan Robert. Sesuai perkiraannya, wanita ini cerdas. Selama ini dirinya tidak pernah berdiskusi dengan Rosy. Karena umur Rosy hampir seumuran ibunya, jadi sebisa mungkin Robert tidak mau merepotkan wanita itu. Namun, keadaan berbeda untuk Leah. Selain sudah berinvestasi banyak pada wanita ini, Robert juga senang berinteraksi dan melihatnya, apalagi Leah cerdas. Kombinasi cantik dan pintar adalah hal yang sulit ditemukan pada satu wanita.
Leah terdiam sejenak, kemudian berkata, "Mengapa Tuan tidak memberikan sedikit saham kepada mereka? Tentu akan berbeda tanggung jawab sebagai karyawan dibandingkan pemilik saham! Aku mendengar, bahwa perusahaan itu didirikan oleh beberapa mahasiswa dengan modal minim! Karena kurangnya pemahaman akan manajemen keuangan, membuat mereka salah mengambil langkah dan sekarang terlilit hutang yang besar! Mereka harus melepaskan untuk dapat menyelamatkan perusahaan. Jadi, aku yakin jika Tuan menjadikan mereka rekanan, maka akan membuat perusahaan itu semakin berkembang dan tentunya didukung sistem keamanan yang sesuai. Di samping itu, aku yakin perusahaan itu membutuhkan ide-ide cemerlang mereka!"
Tuan Robert menatapnya, sangat masuk akal apa yang diucapkan Leah. Selama ini dirinya sudah sangat tertarik kepada perusahaan Buy First. Jadi, begitu ada kesempatan, yang dipikirkannya adalah menguasai perusahaan itu. Namun, setelah mendengar penjelasan Leah, dirinya semakin bersemangat dan berkata, "Ide yang bagus! Mari kita laksanakan ide brilian itu! Perbaharui dokumen itu dan masukkan poin-poin yang kamu maksud. Buat pembagian porsi saham 60 dan 40!"
"Baik, Tuan!" jawab Leah dan hendak meninggalkan ruangan ini, kembali ke meja kerjanya.
"Kerjakan disini! Gunakan komputerku! Waktu kita terbatas, jadi aku dapat sekaligus mengkoreksi jika ada yang tidak sesuai!" perintah Tuan Robert. Lalu, dirinya berdiri dan menginstruksikan Leah untuk duduk di kursi kerjanya. Agar Leah dapat bekerja menggunakan perangkat komputernya.
Kenapa tidak? batin Leah. Lalu, Leah melangkah ke sana dan duduk serta mulai mengoperasikan komputer itu. Komputer Bibi Rosy dan Tuan Robert saling terhubung, sehingga Leah dapat mengakses file melalui komputer ini.
Leah mulai mengetik dan fokus.
Tuan Robert menuju mesin penyeduh kopi yang ada di ruangannya dan mulai menyeduh 2 cangkir kopi. Dirinya suka kopi hitam tanpa tambahan apapun. Namun, dirinya menambahkan gula ke dalam kopi Leah. Sesuai dengan pengalamannya, biasanya wanita suka makanan ataupun minuman yang manis.
Tuan Robert meletakkan kopi di atas meja. Leah menghirup aroma kopi dan berbalik melihat segelas kopi di sampingnya. Leah tersenyum menatap Tuan Robert yang sudah duduk di kursi di depan meja kerja, tepatnya di hadapan Leah.
"Bukankah biasanya, bawahan yang menyeduhkan kopi untuk atasan dan bukan sebaliknya?"
Sambil menyeruput kopi miliknya, Leah berkata, "Terima kasih! Tidak terlalu manis, sesuai dengan seleraku."
Tuan Robert mengangguk dan balas berkata, "Banyak hal-hal kecil yang aku lakukan sendiri. Aku tidak mau terlalu merepotkan Rosy."
Lalu, Leah kembali mengetik dan Tuan Robert memeriksa ponsel pintarnya.
"Selesai! Silahkan diperiksa Tuan! Jika sudah sesuai, maka aku akan mencetaknya!" ujar Leah dan hendak bangkit dari tempat duduknya. Agar Tuan Robert dapat duduk dan memeriksa hasil kerjanya.
Namun Tuan Robert menahan pundak wanita itu, saat berdiri di samping Leah. Dirinya ingin Leah tetap duduk.
"Duduk! Jika ada yang salah, bisa langsung dikoreksi!" ujar Tuan Robert. Jujur, dirinya tidak yakin apakah Leah menyelesaikannya dengan baik. Karena waktu yang digunakan Leah untuk memperbaiki dokumen tersebut, sangat singkat.
Tuan Robert berdiri di belakang Leah, kemudian kedua tangannya yang panjang mengurung Leah. Ya, kedua tangan pria itu ditopang pada sisi meja kerjanya. Lalu, Tuan Robert sedikit membungkuk sambil menatap layar komputer dengan serius. Leah dapat merasakan hembusan napas Tuan Robert di puncak kepalanya. Bahkan aroma maskulin pria itu menguasai indera penciumannya.
Mungkin, jika ini terjadi 6 tahun lalu maka hatinya akan berdebar-debar dan pikirannya akan melayang jauh, membayangkan hal yang tidak senonoh. Namun, kedekatan ini terjadi sekarang. Setelah apa yang telah dilewatinya. Leah tidak merasakan getaran apapun, hanya ada rasa nyaman merasakan kehangatan pria ini.
Satu tangan Tuan Robert menggunakan mouse untuk menscroll dokumen sampai halaman terakhir. Seperti dugaannya, wanita ini pintar. Pengaturan bahasa sangat tepat dan jelas. Kemampuan mengetik sangat cepat dan tepat. Sekertaris seperti inilah yang dibutuhkannya, sangat kompeten dan tentu saja sangat cantik.