Malam yang kelam
Bandara Wistasonsmits
Seorang lelaki tampan bertubuh tegap Tengah duduk di bangku tumbuh area bandara. Sudah 2 jam lamanya pemuda itu memainkan ponselnya sembari sesekali menelpon seseorang, hingga merasa bosan dan memilih untuk memasukkan ponsel itu ke dalam saku celananya kemudian menghisap rokok elektrik guna menghilangkan rasa bosan tersebut.
Lelaki itu adalah Isa Jhonson Davidson seorang milyarder yang berusia 30 tahun. Memiliki banyak perusahaan di seluruh Indonesia salah satunya adalah di Jakarta pusat.
Waktu menunjukkan pukul 12.00 siang, tetapi lelaki itu masih setia dengan bangku bandara dan rokok elektrik yang menemaninya. Hingga tidak lama kemudian dari kejauhan terlihat seorang wanita yang mengenakan pakaian seksi serta menyeret koper berwarna pink berlari menghampirinya. Tanpa menghiraukan pandangan orang lain wanita itu memeluk tubuhnya begitu erat.
"Isa, aku sangat merindukanmu,"
"Ck! Lama sekali kamu? Bukankah pesawat sudah landing dari tadi? Kenapa baru keluar?"
"Maafkan aku, ada sesuatu yang perlu aku urus dan hal itu berurusan dengan koper ini. Tolong jangan marah kepadaku!" Pintanya merengek seperti anak kecil.
Hal yang paling tidak bisa Isa toleransi adalah melihat wanita kesayangannya ini merengek di hadapannya dengan ekspresi wajah yang sangat menggemaskan.
"Baiklah aku akan memaafkanmu. Tetapi kamu harus menuruti semua keinginanku hari ini. Bagaimana?"
"Baiklah, sepertinya tidak sulit untuk dilakukan,"
Wanita itu bernama Emilia, kekasih Isa Jhonson Davidson yang merupakan model terkenal di Indonesia maupun di luar negeri. Tanggung jawab untuk mengurus perusahaan sehingga membuatnya harus bolak-balik antara Indonesia dan luar negeri, sehingga membuat mereka berdua terpaksa harus menjalankan hubungan jarak jauh.
Sore itu Isa membawa Emilia ke hotel ternama di Jakarta pusat Wilionshon. 3 bulan bukanlah waktu yang singkat untuk menjalankan hubungan jarak jauh bagi Isa, sehingga ia ingin menghabiskan waktu bersama sang kekasih guna melepaskan rindunya.
"Isa, aku mau mandi sebentar ya! Tubuhku rasanya lengket dan tidak nyaman," ucap sembari meletakkan koper pinknya di samping sofa.
"Pukul 07.00 malam nanti aku tunggu di restaurant hotel, kita akan makan malam bersama di sana," ucap Isa sembari mengusap rambut Emilia begitu hangat.
"Baiklah aku akan menemuimu,"
**
Malam tiba, sesuai dengan yang sudah di rencanakan Isa yang hendak memberikan kejutan kepada sang kekasih. Sejak pukul enam tadi, sudah sibuk mempersiapkan makan malam di restoran yang kebetulan berada tidak jauh dari ruangan kamarnya itu. Semuanya ia persiapkan secara maksimal demi membuat malam ini menjadi malam yang istimewa untuk kekasih hatinya.
"Akhirnya selesai juga. Malam ini akan menjadi malam yang begitu indah untuk Emilia," umumnya pelan sembari melihat tempat makan romantis itu.
Beberapa detik kemudian terdengar suara kaki berjalan. Emilia datang, penampilan dengan dress berwarna merah berhiaskan bunga-bunga serta penataan rambut yang begitu sederhana memberikan kesan feminim terhadap wanita tersebut. Kecantikan yang nampak begitu natural, perpaduan antara kulit putih dan bentuk wajah seperti orang luar negeri itu memberikan wibawa tersendiri baginya.
"Isa, semua ini kamu sendiri yang menyiapkan?" Tanyanya begitu kagum.
"Tentu saja sayangku, memang sengaja melakukannya sendiri agar terkesan lebih istimewa, apapun akan aku lakukan demi membahagiakanmu Emilia," jawabnya.
"Oh iya, aku ada sesuatu untukmu. Bolehkah menutup kedua matamu sejenak?" Pinta Isa.
"Baiklah,"
"Sudah. Tolong buka kedua matamu, semoga saja kamu menyukai hadiah dariku!"
Emilia meraba lehernya yang terasa ada sesuatu menggantung di sana. Begitu ia menundukkan kepalanya dan ternyata benar kalung perak dengan liontin mutiara biru asli menggantung pada leher jenjang nampak begitu cantik.
Seketika senyuman itu mereka sempurna merasakan kebahagiaan yang membara.
"Cantik, bagaimana mungkin kamu mengetahui bahwa aku menyukai mutiara biru?" Tanyanya nampak begitu kagum terhadap hadiah yang diberikan.
"Aku tidak sengaja melihat koleksi perhiasanmu yang dominan mutiara berwarna biru. Jadi pada saat aku ke London kemarin tidak sengaja melihat kalung dengan liontin biru ini, jadi aku berinisiatif untuk membelikannya spesial untuk wanita cantik tidak hadapanku ini," ucapnya sembari memberikan rayuan manis.
Perlakuan Isa yang begitu manis dan hangat terhadapnya membuat Emilia luluh. bagaimana mungkin dirinya bisa melupakan sang kekasih hati jika perlakuannya begitu meratukan dirinya, bahkan Emilia sudah bersumpah bahwa tidak akan pernah meninggalkan Isa meskipun banyak lelaki yang memberikan rayuan manis dan menawarkan seluruh hartanya hanya untuk meminangnya.
"Emilia, aku akan berjanji untuk selalu membuatmu bahagia. Teruslah hidup bersamaku Emil, hanya Kamu nyawa hidupku selama ini,"
"Aku akan terus menemanimu apapun yang terjadi Isa. Kita akan terus bersama sampai maut memisahkan,"
Keduanya terhanyut di dalam kemesraan. Malam yang gelap dan suasana dingin memberikan kesan romantis suasana makan malam kali ini. Malam ini Emilia lebih banyak berbicara mengadukan semua keluh kesahnya serta apapun yang dilakukannya selama berada jauh dari kekasihnya itu, dengan sabarnya Isa mendengarkan apa yang diceritakan oleh sang kekasih hati itu.
Keduanya nampak saling serasi, rasa cinta yang diperlihatkan oleh Isa begitu besar terhadap Emilia. Selain liontin permata biru itu, rupanya Isa juga memberikan beberapa kado yang lain. Salah satunya adalah mobil mewah yang diidamkan Emilia, yang pernah dibicarakan kepada Isa pada saat mereka masih berhubungan jarak jauh.
"Emili, sebenarnya masih ada kado lagi untukmu. Tetapi kado itu berada di luar, apa kamu ingin melihatnya?" Tanya Isa di sela-sela kegiatan mereka makan.
Emilia yang mendengar itu pun seketika mengerutkan keningnya. "Apa itu?" Tanyanya penasaran.
"Mari akan ku antar!" Ucapnya sembari banget kemudian mengeluarkan tangan layaknya menyambut seorang tuan putrinya. Tanpa basa-basi Emilia pun menerima uluran tangan itu kemudian mengikuti sang kekasih untuk menuju ke lantai 1, saat ini mereka sedang berada di lantai 3.
Emilia memelototkan kedua matanya nampak begitu kagum melihat mobil impiannya terparkir di area Hotel itu. Dengan custom nama pada plat mobil yang masih baru itu.
"Oh my good, ini untukku Isa?" Tanyanya begitu penasaran.
"Yes! Tentu saja mobil ini untukmu. Aku melihatmu begitu bersemangat untuk menceritakan mobil ini pada saat berada di London, jadi aku berpikir bahwa kamu begitu menyukainya. Bagaimana? Apakah kamu menyukainya?" Tanyanya.
Tanpa menjawab Emilia memeluk tubuh sang kekasihnya itu begitu erat.
"Terima kasih Isa, kamu selalu mengupayakan apa yang membuatku bahagia,"
"Tentu-"
Belum sempat Isa selesai menjawab, tiba-tiba suara seorang wanita terdengar begitu kencang membiarkan keromantisan mereka.
"Isa! Apa yang sudah kamu lakukan dengannya?" Tanya seorang wanita begitu menggebu.
Seorang wanita datang dengan ekspresi wajah marah serta berteriak di area hotel tersebut sehingga menimbulkan banyak pasang mata yang menatap mereka penuh dengan keheranan. Sontak pelukan mereka terlepas karena teriakan dari wanita itu yang membuat mereka berdua nampaknya terkejut.
Bersambung...