Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

SPN 5

Tangannku yang tadinya berada di pahanya perlahan naik menyelinap di balik kaosnya, dan kini tanganku sudah menyentuh kulit perutnya. Gila perutnya masih rata gini, dan rasanya begitu halus.

"Bisa jelasin juga, kenapa memilih profesi ini ?" tanyaku.

"Seperti jawabku tadi, aku tidak mau hidup susah, dan alasan lebih tepatnya karena tuntutan ekonomi !" jawab Laura.

Karena tanganku seolah ingin menyingkap bajunya, akhirnya dia ikut  turun tangan membantuku, dia langsung melepaskan baju kaosnya dan kini dia hanya mengenakan branya saja.

Asssuu, dadanya begitu membuatku melotot, dan beberapa kali aku tertegun melihat keindahan bagian atasnya itu.

"Biasa dapat berapa semalam ?"

"Malam ini baru kamu aja sih, mungkin ini sebuah takdir, supaya aku bisa ladenin kamu dengan semangat, hihihi !" jawabnya.

Aku tidak terlalu fokus untuk mendengarkannya, melainkan instingku mulai penasaran dengan rasanya. Posisiku masih duduk, namun leherku seolah mentok miring ke arahnya, sementara tanganku masih sibuk mengelus - elus di bagian perutnya.

"Yang dada pasti lebih lembut loh, buka aja kalau mau !" tawar Laura.

"Boleh pelukan?" tanyaku sambil menatapnya.

"Kenapa tidak, bukannya malam ini kita statusnya sepasang kekasih?" ujarnya, lalu dia sedikit mengubah posisinya menghadapku.

Tapi sebelumnya dia memintaku untuk melepas bajuku juga.

"Hmmm, ini nih, pasti cewek klepek - klepek kalau udah liat perut sixpack kamu, sayang !" timpalnya dengan nada begitu membuatku tersenyum bahagia.

"Jadi aku harus ke kampus sambil pamerin perut?" tanyaku sekedar candaan saja.

"Harus berani ngajakin ngedate, atau apalah, jangan di pendam, setidaknya di coba dulu dong !" jawabnya.

Klek! 

Seketika aku mendengar bunyi kaitan bra yang terlepas, spontan mataku tertuju ke dadanya.

"Waoow, seindah ini punya kamu, Yank ?"

"Hihihi, ini kecil sih, yank !"

Tanganku perlahan naik, dan langsung menggenggamnya.

"Uhhhh, ini lembut banget yank, pas banget di genggamanku !" ucapku.

"Hihihi, mau meluk, atau mau mainin dadaku aja ?" tanyanya.

"Aku mau meluk dulu, aku pengen banget ngerasain di peluk dengan tulus !" jawabku.

Pukkk!

Saking kerasnya aku mendekapnya, seketika menimbulkan suara pertemuan dadanya dengan dadaku. Tapi seketika Laura mendorongku pelan. Dia mengambil permen di saku celananya, dan langsung membukakan untukku.

"Bau minuman banget sih yank, ini permen penyegar nafas buat kamu !" ucapnya sambil menyuapkan perman sekali kunyah itu.

"Apa ini akan membuatmu tidak nyaman ?" tanyaku.

"Ada kalanya kita berbohong untuk kebaikan pasangan, dan ada kalanya kita jujur untuk membuat pasangan sadar, meskipun menyakitkan, tapi setidaknya itu akan menjadi kebaikan nantinya !" ujarnya.

"Gimana kalau aku mandi dulu yank?" tanyaku.

"Jangan dong, aku suka banget bau keringat kamu yank, keringat - keringat penuh perjuangan, hihihi !" ujarnya, dan kali ini aku benar - benar merasa kalau ini bukan setingan semata.

"Yank, apakah aku bisa merasakan apa yang ingin aku rasakan ?" tanyaku.

"Hmmm, boleh aja sayang, malam ini tubuhku untukmu !"

Mendengar hal itu, tentu saja ada kebahagiaan tersendiri bagiku, di sisi lain ini adalah momen pertama yang kesannya sungguh begitu luar biasa.

Pukkk! 

Aku kembali memeluknya, wajahku sedikit menoleh, dan aku rapatkan di lehernya yang begitu membuatku terangsang.

"Hmmmmm, kok cewek - cewek harum semua yah, yank ?" tanyaku di balik pelukanku.

"Wanita memang di takdirkan untuk membuat pria tergoda dan tergiur, dan sebaliknya wanita lebih suka mencium keringat seorang pria !" jawabnya.

Cup! 

Spontan bibirku mengecup lehernya, bahkan lidahku keluar untuk sekedar melepas rasa penasaran dan ini mengikuti instingku. Selama hidupku, aku tidak pernah sama sekali menonton atau melihat hal - hal yang bisa memancing nafsuku, di sini lain aku tau akibatnya. Candu mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuh kita menggunakan cara lain selain wanita bisa saja menimbulkan beberapa faktor berbahaya untuk tubuh kita.

Seperti kerusakan otak, dampak kecenderungan lupa, jadi otomatis aku sangat menghindari itu, karena aku di wajibkan untuk cerdas. Di sisi lain tubuh susah untuk terbentuk, sedangkan saat ini aku sangat menginginkan tubuh yang ideal. Berbeda halnya jika kita melakukannya dengan wanita, atau dengan pasangan, kita akan mendapatkan beberapa dampak positif di baliknya. Yaitu menjaga tekanan darah, membakar kalori, memperkuat otot, meningkatkan libido, hingga mengurangi risiko berbagai penyakit lainya.

Di saat aku semakin lihai menjilati bagian lehernya, seketika Laura malah melepas pelukanku.

Dia memegang kedua belah sisi wajahku, dia merapatkan wajahnya, hingga hidung dan kening kami saling menyatu. Aku bisa mencium bau harum nafasnya yang mulai memburu.

Dia kemudian memiringkan wajahnya, lalu bibirnya dia rapatkan dengan bibirku.

Cup! 

Kami saling mengecup lama, lalu tanganku perlahan kembali penasaran untuk merasakan keempukan dadanya.

Cup! 

Kecupan kedua kalinya aku mulai mendengar lenguhan begitu lirih, sampai - sampai membuatku bergidik. Kini matanya terpejam, lalu lidahnya mulai keluar menjilati bibirku bagian luar.

Aku semakin yakin, kalau Laura memang tidak memandang fisik, buktinya saja dia mau ciuman denganku, yang aku tahu wanita penghibur paling menghindari yang namanya ciuman.

Setelah lidahnya membuka jalur, dia kemudian memajukan bibirnya untuk mengemut bibir bawahku, spontan bibirku mengapit bibir atasnya.

Smooooccchhh! 

Kami mulai saling mengemut, dan perlahan tangannya mulai turun mengelus kepemilikanku di balik celanaku.

Ketika dia menggaruk - garuk pelan rudalku, aku merasakan geli dan nikmat.

Smooooccchhh! 

Aku melepas permainan bibir kami, dan aku sangat penasaran bagaimana pendapatnya ketika melihat milikku, apakah dia akan mengatakan sama seperti yang Mba Fina katakan.

Aku kemudian membuka celanaku, dan dalaman juga, setelah itu terlihatlah rudalku yang hitam berurat itu. Bentuknya memang tidak lurus, hampir menyamai lengkungan pisang, tapi bagian kepalanya berbentuk helm, jadi bagian lehernya terlihat jelas ketika aku duduk.

"Waooowww, amazing yank, ini sih sama halnya kamu merendah untuk meninggi, seolah olah kamu menyembunyikan berlian dan menampakkan perunggu kepada para wanita. !" ujarnya.

Laura menggeser duduknya di samping pahaku, dan perlahan tangannya menggenggamnya.

Tanpa rasa sungkan, genggamannya menjadi urutan naik turun. Wajahnya menatap lekat kearahku, sambil tersenyum melihatku.

"Aku paling suka bentuk seperti ini yank, rasanya bikin nagih banget !" ucapnya.

Tangannya yang begitu halus membuatku tidak konsen untuk mendengarnya, melainkan aku memejamkan mataku untuk menikmati sensasi kenikmatan yang aku rasakan.

Sluuuurrrppp sluuuurrrppp sluuuurrrppp sluuuurrrppp! 

Tidak lama kemudian tiba tiba aku merasakan hal lebih nikmat lagi dari pada sebelumnya. Kali ini terasa hangat menyedot, dan membuatku mendesis dan bergetar.

"Aarrggg, ssshhht, aaahhh, kamu ngga jijik yank ?"

"Hmmmm, sluuuurrrppp sluuuurrrppp sluuuurrrppp!" dia hanya menjawabnya dengan gumaman, karena mulutnya masih di penuhi kepemilikanku.

Wajahnya bagian samping rapat dengan perutku, karena dia mengikuti arah rudalku yaitu naik ke atas, jadi otomatis aku merasakan nikmat sekaligus geli akibat gesekan rambutnya dengan perutku. Untuk menguranginya, aku uraikan rambutnya menjadi satu.

Cup cup cup!

Dia melepaskan kulumannya, lalu dia mengangkat kepalanya, dia kemudian naik di pangkuanku.

Dia kembali memelukku, namun wajah kami tidak sejajar, melainkan wajahhku sejajar dengan dadanya yang begitu indah di mataku.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel