Bab 12 Suri
Suri merebahkan tubuhnya kembali ke kasur empuk baru miliknya. Suri memasang telinga mendengar apakah kedua pria itu telah pergi meninggalkan apartemennya.
'KLIK'
Terdengar suara pintu tertutup, Suri bangkit dari tidurnya dan berlari ke arah tangga dan mengintip ke bawah. Setelah memastikan mereka telah pergi, barulah Suri kembali ke dalam kamarnya.
Membuka lemari pakaiannya yang besar dan mengeluarkan koper putih miliknya. Suri membuka koper itu, koper itu kosong namun Suri membuka lapisan koper dan didalamnya terdapat sebuah amplop lusuh peninggalan ibunya.
Suri mengambil amplop yang sudah menguning dan kusut. Suri membaca tulisan di atas amplop 'berikan pada Suri saat berusia 21 tahun'.
Suri sudah membaca surat ini dua tahun yang lalu dan mulai saat itu dirinya menjadi penggemar Mark Wu, dan Suri memperoleh beberapa informasi tentang keluarga Wu namun bukan informasi yang berguna. Suri berharap dengan menjalankan misi ini, dirinya dapat menemukan secercah titik terang mengenai masa lalunya.
Suri membuka amplop perlahan dan mengeluarkan selembar foto tua dan dua pucuk surat, satu surat dari ibu angkatnya, satu lagi dari ibu kandungnya serta sebuah liontin bulan sabit dari batu giok. Suri menerima surat ini saat usianya 18 tahun. Sebelum meninggal ibu angkatnya menyerahkan surat ini padanya dan Suri tidak pernah membukanya sampai usianya menginjak 21 tahun.
Suri membuka surat dari ibu kandungnya terlebih dahulu dan membaca ulang melihat apakah ada hal yang terlewatkan.
Suri mulai membacanya .........
'Suri sayang, saat kamu membaca surat ini berarti ibu sudah tidak berada disisimu dan kamu pasti sudah dewasa.
Sebelumnya bantu ibu mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membesarkan dirimu.
Ibu akan menceritakan tentang bagaimana ibu bisa bertemu dengan ayahmu. Di musim panas, saat itu ibu baru berusia 18 tahun, saat itu cuaca sangat terik jadi ibu membantu kakek dan nenekmu menyiram pekarangan depan. Oh ya... orang tua ibu sudah lama meninggal jadi ibu dirawat oleh kakek dan nenek, mereka sangat memanjakan ibu.
Ibu menyiram perkarangan, dan saat itu ayahmu pindah ke rumah tepat di sebelah rumah ibu. Ibu bersembunyi di balik pagar dan mengintip siapa yang akan menempati rumah mewah itu?. Dan itulah pertama kalinya ibu melihat ayahmu, walaupun dirinya agak kurus dan terlihat pucat namun dirinya tetap sangat tampan dan memukau. Bisa dikatakan ibu jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Ayahmu pindah ke desa kami untuk memulihkan kesehatannya, dirinya memiliki jantung yang lemah. Udara pedesaan yang sejuk dan bersih sangat membantu pemulihannya, dan ayahmu tinggal di rumah besar itu dengan seorang pengasuh, hanya mereka berdua. Kami berkenalan dan banyak hal yang dapat kami bicarakan, tentunya kami bertemu secara diam-diam, karena pengasuhnya sangat galak dan tidak suka jika melihat kami berdua berbicara. Enam bulan kami bersama, sampai pada saat dirinya pergi, ayahmu tidak mengatakan alasan dirinya kembali ke kota. Ibu baru mengetahui alasan dirinya beristirahat di desa adalah mempersiapkan diri untuk menjalani operasi besar perbaikan jaringan jantungnya setelah mendapat telepon darinya. Satu minggu setelah ayahmu kembali ke kota, dirinya menelepon ibu. Waktu itu ayahmu menelepon ke toko kelontong dekat rumah, karena di rumah ibu tidak memiliki telepon. Akhirnya ayahmu jujur kepada ibu, bahwa dirinya akan segera menjalani operasi besar dua hari lagi, dan dirinya ingin mendengar suara ibu. Saat itu, perasaan ibu tidak tenang mungkin pertanda hal buruk akan terjadi. Saat itu, dirimu sudah berada di dalam rahim ibu, dan ayahmu belum mengetahuinya. Dan pada kesempatan itu, ibu mengatakan padanya agar harus segera sembuh karena dirinya akan segera menjadi seorang ayah. Ayahmu sangat bahagia mendengar kabar tersebut, dan dirinya berjanji setelah sembuh akan menjemput ibu untuk tinggal bersamanya di kota. Dan itulah terakhir kalinya ibu berbicara dengan ayahmu. Satu bulan, dua bulan pun berlalu namun belum ada kabar dari ayahmu dan kandungan ibu waktu itu sudah memasuki 6 bulan dan sudah jelas terlihat. Ibu meminta bantuan pemilik toko kelontong untuk mencari tahu kabar putra keluarga Wu, Marco Wu, ayahmu. Akhirnya ibu mendapat kabar, operasi ayahmu berhasil namun setelah itu dirinya tidak pernah bangun, dirinya koma. Yang dapat ibu lakukan hanyalah menangis dan berdoa memohon perlindungan untuk ayahmu. Segala sesuatu menjadi kacau, ibu melahirkan dirimu di saat umur kandungan 7 bulan, beruntung kamu bayi yang kuat dan sehat. Lalu kabar tentang dirimu, bayi milik putra tunggal keluarga Wu mulai tersebar. Kehidupan ibu mulai berubah, penuh teror dan bahaya.
Maafkan ibu yang tidak bisa bersamamu dan menjagamu. Ibu memiliki firasat buruk, untuk itu ibu siapkan surat ini jika hal buruk terjadi, setidaknya kamu tahu ibu mencintaimu. Ingat, kamu adalah cucu keluarga Wu, satu satunya keturunan langsung keluarga Wu. Mengapa ibu meminta dirimu membaca surat ini pada usia 21 tahun adalah ibu ingin kamu membacanya dengan kepala dingin dan dengan pemikiran yang lebih dewasa.
Leontin giok berbentuk bulan sabit adalah pemberian ayahmu untuk ibu dan hanya itu barang berharga yang bisa ibu berikan untukmu. Ayahmu berpesan bahwa leontin itu sepenting dirinya jadi kamu harus menyimpannya sebaik mungkin.
Ayah dan ibu sangat mencintaimu. Sekali lagi, maafkan ibu.
Yang mencintaimu,
Sonya Yan dan ayahmu Marco Wu.'
..............
Suri melipat surat itu kembali dan menyimpannya kembali ke dalam amplop. Suri mengeluarkan leontin pemberian ibunya.
Suri merebahkan kembali tubuhnya ke atas kasur, poin lain adalah leontin ini sama pentingnya dengan ayahnya. Suri yang sedang tiduran dengan sebelah tangannya mengangkat tinggi leontin itu lalu menerawang leontin itu.
Ketika leontin itu berada tepat di hadapan lampu, terlihat angka di dalam batu giok bulan sabit. Suri langsung melompat dari kasurnya dan mengambil ponsel menghidupkan senter kamera dan menerangkannya langsung ke tengah leontin. Suri melihat ada deretan angka, total 12 angka tidak berurutan, Suri sudah mengingat nomor itu di kelapanya. Apakah itu kombinasi brankas atau apa? batin Suri.
Dirinya sangat bersemangat, satu petunjuk kembali di temukan tanda dirinya melangkah lebih dekat memecahkan misteri kelahirannya.
Suri memakai kalung itu dilehernya, lalu mengeluarkan foto peninggalan ibunya dan mengelus foto itu. Difoto terlihat sepasang anak muda, ibunya sangat cantik dan bertubuh mungil seperti dirinya sedangkan ayahnya tetap terlihat tampan meskipun sedikit pucat dan tirus. Foto itu diambil di perkarangan rumah, rumah mewah sepertinya itu rumah tempat ayahnya tinggal.
Suri lalu mengeluarkan surat peninggalan ibu angkatnya, dirinya tidak tahu ibu angkatnya memasukkan surat yang ditulisnya kedalam amplop itu.
Suri membuka surat itu, dirinya ingin membaca ulang dan melihat tulisan ibu angkatnya yang sangat berantakan. Suri merindukan wanita itu, meskipun galak namun ibu angkatnya sangat menyayangi dirinya.