Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

9. Slave 8

Lengan kekar serta berurat melemparkan sebuah tombak tepat di jantung prajurit Argos, menancap sempurna dan membuat tubuh prajurit tersebut limbung terjatuh ke atas tanah.

Sparta menyerang Argos dengan brutal, suara pedang dan perisai diiringi jeritan prajurit yang tengah berperang di bawah terik sinar matahari. Seolah Dewa Apollo memberikan restunya kepada Sparta untuk membantai Argos.

Setidaknya itulah yang ada di pikirian Eros...

Ia membantai pasukan Argos dengan membabi buta, seolah dia adalah Dewa Perang dan akan memenangkan pertempuran ini. Amarah masih mengalir di urat nadinya, hingga membuat jantungnya berdetak kencang dan dadanya menjadi bergemuruh. Mengingat peristiwa pagi ini, masih sangat segar di ingatan Eros, dan tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.

Eros berteriak kencang, menebas leher pasukan Argos tanpa ampun dan membiarkan mereka sekarat dengan leher yang menganga. Terkadang, Eros bisa menjadi sangat kasar jika emosi melanda dirinya. Dan terkadang, pasukan Eros lupa jika komandan mereka adalah prajurit paling ganas yang pernah mereka temui.

Eros membantai setengah dari pasukan Argos, saat Sparta lagi-lagi memenangkan pertempuran dan menyebabkan semua prajurit Argos bergelempangan di atas tanah tandus. Eros berjalan paling depan mendahului pasukannya sendiri, menuju istana Argos dan berniat menemui pemimpinnya.

Pasukan Eros dapat melihat hal yang tak biasa dari komandannya.

Dan dari desas-desus yang beredar, dari cara Eros menatap seorang budak wanita yang telah menjadi tunangan Lord Darrius. Mereka kini yakin, ada hubungan tersembunyi antara budak tersebut dengan Eros. Dan sekarang Eros meluapkan kemarahannya itu lewat pertempuran ini, mungkin hal itu sangat berguna untuk menang, tapi mereka terlihat ketakutan menyaksikan sifat asli dari Eros.

Eros yang biasanya tegas dan bijaksana dalam memimpin pasukan, berubah menjadi singa liar yang haus akan membunuh.

Saat Eros memasuki sebuah kerajaan Argos, ia menyuruh pasukannya untuk menjarah tempat tersebut. Membuat para bangsawan yang ada di sana berlari ketakutan, Eros menuju ruang penyimpanan harta karun milik Argos.

Seorang prajurit mengendap mendekatinya, meskipun ia sedang sibuk memilih jarahan, namun Eros masih mendengar langkah kaki yang hampir sama sekali tidak terdengar.

"My Lord..." seru prajurit yang selalu setia mendampingi Eros di setiap pertempuran.

"Atticus..." balas Eros masih membelakangi Atticus memilah-milah harta jarahannya. Seketika pandangan Eros tertuju pada sebuah mutiara yang indah.

"Lord Darrius menyampaikan pesan agar semua pasukan cepat kembali ke kerajaan, karena akan ada pernikahan..." Atticus berucap pelan, takut membangunkan banteng pemarah itu lagi. Eros hanya diam, tanpa ia harus bertanya ia sudah tau itu pernikahan siapa. Rambut gondrong dan pirang milik Eros ia biarkan terurai begitu saja.

Menyibakan helaian yang membatasi pandangannya dengan jemari kekarnya, Eros tidak lagi perduli dengan tampilannya. Jika ambisi dan amarahnya hanya membuat gadis itu membuat keputusan secara terpaksa, dan Eros akui itu semua adalah kesalahannya.

"Ya, perintahkan pasukan untuk kembali!"

"Aku akan menyusul nanti" ujar Eros, memegang mutiara tersebut menggunakan dua jarinya.

Sekilas terpikir oleh Eros untuk membawa mutiara tersebut seperti yang selalu ia lakukan dulu. Tapi kini ia sadar, tidak akan ada lagi gadis yang akan mengenakan mutiara ini di kalung atau sebagai hiasan di rambut yang indah. Gadis itu kelak akan memiliki harta benda yang lebih bernilai dari pada yang ia bawa untuk mempercantik tampilannya.

Eros meletakan kembali sebulir mutiara yang bernilai tinggi tersebut, meninggalkan ruang harta dengan tanpa membawa barang jarahan seperti yang biasa ia lakukan. Kembali ke kerajaan seperti perintah Lord Darrius, pria yang akan menjadi suami dari gadis yang telah ia jaga selama ini.

Lord Darrius...

Satu-satunya pewaris kerajaan yang berdiri sejak lama, kerajaan dari sebagian kecil wilayah Sparta. Satu-satunya pangeran yang memiliki ambisi besar dalam kekuasaan wilayah, jatuh cinta pada seorang budak seperti Linda. Hal itu adalah wajar bagi Eros, karena Linda adalah gadis yang paling cantik yang pernah ia temui di Sparta.

Eros berjalan seorang diri, tanpa pasukan yang biasa ia pimpin. Punggung kekarnya terlihat lesu, tak seperti biasa ia terlihat gagah dan berani serta menunjukan sikap bijaksananya dalam memimpin. Seorang prajurit kekar seperti Eros ternyata memiliki hati yang rapuh, ia sudah bersama Linda semenjak gadis itu masih sangat belia ketika pindah ke kotanya.

Menjaga gadis itu hingga gadis itu menyatakan perasaannya kepada Eros, gadis yang sangat periang meski di dalam hatinya masih menyimpan duka mendalam atas kematian kedua orang tuanya dulu. Gadis cantik yang membuat Eros selalu bersemangat untuk pulang dari peperangannya, untuk membawakan gadis itu cinderamata yang indah.

Kini telah berpindah tangan kepada seorang pria yang sama sekali tidak mengerti rasa kasih sayang dan hanya haus akan kekuasaan. Entah bagaimana jadinya nanti Linda bersama dengan Darrius, Darrius memiliki sifat yang sama dengan Ayah dan Raja-Raja sebelumnya. Memiliki banyak selir dan budak, dan Eros merasa Linda tidak akan siap untuk itu.

Keringat dan sedikit cipratan darah membanjiri tubuh kecoklatan Eros, pakaian perang yang terbuka di bagian dada itu meperlihatkan peluh yang berjatuhan dari rahang tegasnya. Berjalan di bawah terik sinar matahari dan lautan pasir, membiarkan rambut gondrongnya tertiup oleh sapuan angin gurun.

Selama hidupnya, Eros tak pernah sesedih ini.

Sejak kecil ia terbiasa akan peperangan yang telah merenggut paksa Ayahnya, dan Ibunya yang menjadi budak di kerajaan sama seperti Linda. Ia telah terbiasa dengan segala budaya yang ada di Yunani, tapi entah kali ini, Linda berbeda dari yang ia harapkan. Kekhawatiran gadis itu semalam yang membuat Eros tak dapat berpikir jernih.

Raut wajah yang takut, seolah Linda tidak ingin pernikahan itu terjadi. Meski akhirnya ia harus dengan terpaksa. Linda telah memberi peringatan kepada Eros, namun Eros sendiri yang menampik hal itu hingga mengorbankan hidup Linda untuk selamanya. Kini baru Eros sadari, rengekan Linda semalam bukan bualan semata.

Rengekan Linda adalah hal terakhir yang Eros lihat, dan hal itu yang membuat tubuh besar Eros seakan tak mampu berdiri.

Melihat sebuah kerajaan yang begitu makmur dari kejauhan, dan Eros membayangkan gadis itu kelak akan memimpin kerajaan tersebut bersama Darrius. Menggantikan posisi Ratu dan Raja jika usia mereka sudah habis.

Pernikahan yang begitu cepat terlaksana, seolah Darrius tak ingin kehilangan gadis yang paling cantik di seluruh Sparta. Dengan dada bergemuruh, Eros membayangkan hal tersebut. Linda akhirnya bahagia, tanpa menjadi budak yang selalu melayani kerajaan. Dilayani sebagai permaisuri dan diperlakukan bak barang yang paling antik.

Meskipun di balik itu semua Eros tidak akan pernah tahu segala tekanan yang akan diterima Linda sebagai istri Darrius.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel