Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

11. Slave 10

Tubuh ringkih itu terduduk di atas meja dengan kedua kaki terbuka lebar, gaun tersingkap memberikan akses kepada seseorang untuk menjamah tubuhnya. Desahan seksi ketika pinggulnya diremas oleh jemari kekar, mendongak menikmati setiap sentuhan pria yang paling berpengaruh di kerajaan ini. Kedua matanya terpejam meski sang pria berusaha membuat kedua matanya tetap terbuka.

Agar si pria dapat melihat wajah yang tengah dilanda gairah itu.

"Ahh... master..." wanita itu mendesah.

Desahan yang diiringi geraman sang pria, mengalun indah dan menggema di ruangan yang sangat terbuka. Tanpa sadar ada seorang gadis yang bersandar di balik dinding besar melihat perbuatan mereka.

Dengan pandangan kosong, Linda bersandar dengan lesu.

Di balik dinding besar itu, terdapat dua orang anak manusia yang tengah memadu kasih. Dengan gairah menggebu dan nafas berat, keringat berjatuhan dan sudah pasti tubuh mereka sangat panas meski hari sudah malam. Di tengah-tengah perayaan pernikahan, Darrius memadu kasih dengan budak lain. Dan Linda sadar, ini hanya permulaan dari kesengsaraannya menikahi pria itu.

Linda dapat mendengar dengan jelas, suara ketika Darrius menyetubuhi budak wanita itu. Mendengar kecupan bibir yang saling beradu, dan mendengar wanita itu menyebutkan nama Lord Darrius seolah ia telah sampai pada klimaksnya. Jantung Linda terasa tertusuk oleh belati.

Tak tahan berlama-lama berada di sana, akhirnya Linda berlari seraya menjinjing ujung dressnya keluar dari istana. Ia tak ingin menjatuhkan air matanya demi Darrius, karena Linda sama sekali tidak mencintai pria itu. Namun harga dirinya sebagai seorang istri, dan sebagai seorang Putri di kerajaan ini sama sekali tidak memiliki arti. Linda hanyalah sebuah patung cantik bagi Darrius.

Linda keluar dari istana melalui gerbang belakang, menghindari keramaian di luar sana ketika semua rakyat tengah berpesta minuman dan seks bebas. Itu sudah menjadi kebiasaan jika sebuah perayaan digelar secara besar-besaran. Linda berlari entah kemana, mungkin setelah ini Darrius akan murka jika mengetahui permaisurinya telah hilang.

Permaisuri yang cantik dan terlihat polos, tidak akan pernah tunduk pada Darrius yang agung sekalipun. Permaisuri yang terlihat lemah, tidak akan pernah menuruti segala perintah Darrius. Karena pada dasarnya, Darrius memang memilikinya, memiliki tubuhnya dan juga hidupnya. Tapi Darrius tidak bisa merenggut paksa hati dan perasan Linda semudah itu.

Linda berlari tak tahu arah jalan, namun ia baru sadar kedua kakinya menuntunya ke sebuah tempat yang biasa ia tuju kala seorang diri. Sebuah labirin yang ada di dalam gua, menuntunnya kembali ke sebuah pantai dengan ombak dan angin yang segar. Membuat nafas Linda yang tadinya terasa sesak, kini menjadi segar.

Linda menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, udara segar di malam hari di pinggir pantai selalu ia rindukan. Mengabaikan fakta bahwa dirinya kini telah menjadi seorang putri sekaligus istri Lord Darrius yang terkenal dengan kebuasannya. Linda merasa lebih tenang berada di sini, ia berdiri menikmati angin dingin yang menerpa rambutnya.

Cukup lama ia berdiri di sana, sampai siluet seseorang berhasil mengejutkan Linda.

Tubuh besar yang selalu bertelanjang dada, keluar dari pepohonan.

Lagi-lagi, Linda harus menahan jantungnya agar tak berdegub keras. Hari ini penuh dengan kejutan, dan pria yang kini ada di hadapannya itu selalu memberinya kejutan.

Linda terdiam,

Pria itu menatapnya datar. Mungkin terkejut, karena seorang permaisuri seperti Linda berjalan sendirian ke dalam gua tanpa dikawal oleh pengawal dari kerajaan.

"Sepertinya aku menemukan mutiara yang tersesat" ucap Eros, berjalan perlahan mengelilingi Linda. Sementara Linda masih terdiam ketika deru nafas Eros menggelitik di sekitar tengkuk leher dan wajahnya.

"Apa aku harus menunduk juga di hadapanmu Tuan Putri? Kenapa di malam pernikahanmu yang mewah ini, kau malah pergi dan mengabaikan sentuhan Darrius di kulit mulusmu serta ranjang yang empuk itu?" Cecar Eros, pernyataan pria itu barusan sangat menusuk jantung Linda.

Pertama, Darrius malah bercinta dengan wanita lain, mengabaikan dirinya yang sudah berstatus menjadi istri Darrius.

Dan kedua, pernyataan Eros seolah menyudutkan Linda. Seolah berkata, bahwa di sini Linda adalah orang yang jahat. Yang rela meninggalkan kekasihnya demi kehidupan mewah dan tak lagi menjadi budak kerajaan, seolah Linda lebih memilih Lord Darrius yang berkuasa dan mengabaikan Eros yang perkasa.

Eros tiba-tiba berhenti di depan Linda, wajahnya sangat dekat dengan Linda. Seolah ingin mengecup bibir Linda, seperti yang biasa mereka lakukan dulu ketika bertemu di sini. Tapi tidak, Eros hanya mempermainkan Linda yang berpikir akan menciumnya malam ini juga. Mengetahui bahwa gadis itu masih menginginkan dirinya.

"Apa yang kau lakukan di sini Putri?" Tanya Eros, dengan penekanan di akhir kalimat. Seolah mengingatkan Linda bahwa kini dia adalah seorang Putri dan tidak seharusnya berada di sini.

"Aku butuh pelepasan..." rintih Linda, suaranya tercekat. Seperti orang yang menahan tangis namun lebih pilu, dan Eros yang mendengarnya seolah ada sesuatu yang membuatnya tak tega melihat Linda.

Eros tahu Linda tersakiti, Eros tahu Linda sedih dan gadis itu tidak ingin pernikahan ini terjadi. Dan Eros sadar, itu semua adalah kesalahannya yang tidak pernah mendengarkan keluh kesah gadis itu. Namun, saat ini Eros masih dalam egonya yang tinggi. Meskipun ia tahu menjadi seorang permaisuri atau istri Raja itu tidak sebebas menjadi seorang budak.

Eros masih tidak dapat menerima kenyataan bahwa gadis yang ada di hadapannya saat ini, gadis yang ia jaga sedari kecil, gadis yang paling cantik di seluruh Sparta, serta gadis yang selalu menyukai sentuhannya, kini menjadi istri pria lain.

Membayangkan bagaimana Darrius memperlakukan Linda dengan buruk, menyakiti Linda di atas ranjang dan melecehkan gadis yang rapuh itu. Membuat Eros menahan amarahnya.

"Aku hanya butuh pelepasan.." kata Linda lagi, mengulangi kalimatnya tadi yang Linda rasa tak didengar oleh Eros. Karena Eros terlalu hanyut dalam khayalannya sendiri yang akhirnya membuat hatinya menjadi kalut.

"Oh, kau butuh pelepasan?" Tanya Eros bertanya balik pada Linda, gadis itu mengangguk.

Nafas Eros makin menderu, melihat gadis itu dengan polosnya mengangguk. Seperti Eros melihat Linda ketika gadis itu masih sangat kecil, sangat polos dan tidak mengerti apapun. Sampai pihak kerajaan mengambil Linda untuk dijadikan budak.

Dan kini, peristiwa itu kembali terulang. Darrius mengambil Linda lagi darinya untuk dijadikan istri. Meskipun kehidupan Linda akan lebih baik, nyatanya ia tidak rela membiarkan Linda menjadi boneka Darrius.

"Aku akan memberimu pelepasan yang tidak akan pernah kau lupakan tuan Putri..." ujar Eros, lalu mengecup bibir Linda dengan sangat bergairah. Bibir dari istri Lord Darrius.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel