4. Pemanggilan Tuan Rumah
Semua orang terpaku di tempat. Tidak mempercayai mata mereka.
Hanya satu murid dengan dahi lebar dan hidung lebar. Entah kenapa lehernya menyusut dan menghilang tanpa diketahui.
"Langkah Hantu, Teknik Pedang Pemutus Cahaya."
Chiang Jin membaca sekilas deskripsi skill tersebut dan menyadari. "Ini telah meningkatkan kedua skillku ke level tertinggi!"
Chiang Jin takjub dengan keajaiban titik bakat itu. Sekilas kebahagiaan melintas di wajahnya sebelum dengan cepat berubah menjadi kekhawatiran.
"Poin bakat memang berguna, tetapi setelah menghabiskannya untuk Kemampuan Bawaan kemarin dan keterampilan hari ini, aku kembali ke nol. Bagaimana cara mendapatkan lebih banyak? Apakah bisa dibeli?"
Saat Chiang Jin berpikir. Seketika telinganya menangkap suara langkah kaki yang mendekat. Sambil mendongak, dia melihat Qin Baizhi bergerak anggun ke arahnya. Gerakan kakinya halus seakan-akan dia adalah makhluk surgawi. Dia berhenti sejenak saat melihat dirinya, wajahnya tampak terkejut.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Qin Baizhi. Dia memperhatikan penampilan Chiang Jin yang tidak terluka. "Apakah Lin Fengyu membiarkanmu pergi?"
"Uh... tidak," jawab Chiang Jin sambil menggelengkan kepalanya. "Kami pernah bertarung dengan pedang dan dia kalah dariku."
"Dia kalah darimu?
Keterkejutan Qin Baizhi dengan cepat berubah menjadi kemarahan dan cemoohan.
"Jika kamu kalah, akui saja. Jika kamu melarikan diri, ya sudah! Apa gunanya kebohongan yang mudah dibantah seperti itu?"
"Kau tidak berguna dalam pelatihan dan sekarang kau membuang integritasmu? Chiang Jin, aku sarankan kau meninggalkan Rumah Pedang Penakluk Gelombang sebelum aku kehilangan kesabaran dan mengusirmu sendiri. Jangan harap aku akan bersimpati!"
Chiang Jin membuka mulutnya untuk protes, tetapi Qin Baizhi memotongnya dengan ucapan dingin dan bergegas pergi.
"Aku tidak berbohong...." Chiang Jin bergumam. Dia tersenyum kecut.
^^^
"Apa? Lin Fengyu dikalahkan oleh Chiang Jin yang tidak berguna itu?"
"Itu benar-benar nyata! Banyak saudara kita yang menyaksikannya. Tidak percaya? Tanya saja pada orang lain!"
Berita mengenai kemenangan Chiang Jin atas Lin Fengyu menyebar bagaikan api di seluruh Rumah Pedang Penakluk Gelombang sehingga menyebabkan keributan di antara para murid.
Sementara itu, Chiang Jin sibuk membersihkan jamban. Pikirannya tertuju pada sistem.
"Aku sudah menghabiskan dua poin bakat terakhirku untuk menghadapi Lin Fengyu. Sekarang apa? Sistemnya bahkan tidak menjelaskan cara mendapatkan lebih banyak."
Manfaat sistem itu tidak dapat disangkal dan setelah merasakan kekuatannya, Chiang Jin ingin lebih lagi.
Di dunia ini di mana seniman bela diri puncak dapat membelah gunung dan membalikkan sungai. Chiang Jin pernah berpikir ketinggian seperti itu tidak dapat dicapai. Namun sistem telah memberinya secercah harapan.
Saat Chiang Jin mendorong gerobak kotoran itu keluar, murid-murid yang ditemuinya menatapnya dengan rasa hormat yang baru dan bergegas menghampiri.
Alis Chiang Jin seketika berkerut. Orang-orang yang sama itu dulu menghindarinya dengan rasa hina, tetapi sekarang mereka mendekatinya dengan penuh semangat.
"Apakah Lin Fengyu mengirim mereka untuk menggangguku?" tanyanya dengan waspada.
Namun cemoohan mereka yang biasa tidak ada lagi. Digantikan oleh senyum penuh pujian. "Kakak Senior Chiang, mengapa Anda masih di sini? Tuan Rumah (The House Lord) memanggil Anda!"
"Tuan Rumah?? Apakah Lin Fengyu mengadu padanya?” tanya Chiang Jin tiba-tiba.
Murid-murid itu ragu sejenak, lalu dengan cepat meyakinkannya sambil tersenyum. "Tidak sama sekali! Tuan Rumah mendengar tentang kemenanganmu dan ingin bertemu denganmu!"
"Tuan Rumah ingin bertemu denganku?"
"Ya! Aku sudah mencarimu. Jangan membuatnya menunggu!"
"Eh, tapi aku belum selesai membersihkan toilet..." Chiang Jin menjawab ragu-ragu.
Chiang Jin telah diasuh oleh Paman Jiang yang bertanggung jawab atas tugas-tugas kasar di Paviliun Pedang. Dengan meninggalnya Paman Jiang, tugas-tugas tersebut jatuh kepadanya.
"Kakak Senior Chiang, kau seharusnya tidak melakukan pekerjaan seperti ini lagi," kata seorang murid di dekatnya. Dia mengambil kereta darinya. "Biar aku yang mengurus ini. Kau pergi menemui Tuan Rumah. Ingat aku saja nanti, oke?"
Dengan itu, sang murid membawa kereta itu pergi.
^^^
Tak lama kemudian, Chiang Jin dikawal ke aula pelatihan Paviliun Pedang. Dia menerima penghormatan dan salam hormat dari setiap murid di sepanjang jalan. Setelah bertahun-tahun tinggal di sini dan menanggung penghinaan mereka, dia belum pernah merasakan kekaguman universal seperti itu sebelumnya.
Chiang Jin melihat para pengikutnya memujinya, tetapi dia tidak merasa sombong. Sebaliknya, dia mengalami kesadaran mendalam tentang cara-cara dunia.
"Kekuatan memang menuntut rasa hormat. Sikap mereka berubah hanya karena aku mengalahkan Lin Fengyu. Jika aku tetap menjadi pecundang seperti dulu, apakah mereka akan menunjukkan sedikit rasa hormat ini kepadaku?"
"Aku harus tumbuh lebih kuat. Lebih kuat lagi! Dengan kesempatan yang diberikan sistem ini, aku tidak boleh bermalas-malasan."
Dengan tekad bulatnya, Chiang Jin melangkah mantap ke Aula Seni Bela Diri.
Aula itu ramai dengan kehadiran banyak murid. Di antaranya ada sosok tinggi besar yang menghunus pedang, tatapannya tertuju pada Chiang Jin.
Chiang Jin segera mengenalinya sebagai Qin Qinggang, tokoh terhormat dari Rumah Pedang Penakluk Gelombang.
Qin Qinggang adalah seorang ahli terkenal di Liucheng. Kekuatan batinnya dikabarkan berada di puncaknya. Hampir mencapai Alam Bawaan. Bahkan Penguasa Kota Liucheng memperlakukannya dengan hormat.
Di sebelah Qin Qinggang berdiri sosok yang mencolok, Qin Baizhi yang menatap Chiang Jin dengan mata penuh emosi yang komplit.
"Salam, Tuan Rumah!" Chiang Jin mendekat dan membungkuk hormat.
Qin Qinggang saat melihat kedatangan Chiang Jin, melewatkan basa-basi dan dengan sebuah gerakan dia memanggil pedang kayu latihan dan memerintahkan.
"Ambil pedangmu!"
Menyadari kekuatan Qin Qinggang yang luar biasa dan kekuatan batinnya yang jauh melampaui Lin Fengyu. Chiang Jin tahu lebih baik dari pada bertarung secara langsung. Bahkan pedang kayu yang dipenuhi dengan kekuatan batin seperti itu hampir sama kuatnya dengan baja terbaik.
Tanpa ragu Chiang Jin menghunus pedangnya untuk menghadapi tantangan itu. Pergelangan tangannya bergerak untuk menangkis serangan yang datang. Dia menggunakan Putaran Jari dari Teknik Pedang Pemutus Cahaya untuk menghindari konfrontasi langsung.
Qin Qinggang nampaknya berniat mengukur keberanian Chiang Jin. Dia berusaha menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatan batinnya secara penuh. Sebaliknya mengandalkan ilmu pedangnya untuk menekan serangan.
Meskipun demikian, Chiang Jin segera merasa seolah-olah lautan badai menderu di telinganya. Kekuatan yang menindas membuatnya sangat sulit bernapas. Dia memaksanya untuk mundur lagi dan lagi.
Namun gelombang yang tak henti-hentinya itu semakin besar. Satu gelombang menumpuk di atasnya dan Chiang Jin tidak dapat lagi melarikan diri. Tekanan yang sangat besar itu menjadi tak tertahankan hingga akhirnya dia meledak dengan teriakan yang penuh amarah.
"Membuka!"
Teriakannya melepaskan gelombang Qi dan darah yang menghancurkan segala keterbatasan. Menyatu dengan sesuatu di dalam dirinya hingga mengalir melalui tubuhnya dan secara ajaib memulihkan kekuatannya yang sangat terkuras.
Secara naluriah, Chiang Jin menyalurkan energi baru ini ke dalam pedang besinya. Pedang itu membelah udara, membelah ombak dan menghancurkan tekanan di sekitarnya, membuatnya merasa sangat lega.
"Apa ini?"
Sebelum Chiang Jin sempat memahami apa yang telah terjadi seketika tawa Qin Qinggang terdengar.
"Benar, bakatmu memang menjanjikan. Sedikit saja ditempa, kekuatan batinmu sudah terbentuk!"