Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3. Mengalahkan Lin Fengyu!

Saat Chiang Jin menyaksikan pedang panjang Xu Ping ditusukkan ke arahnya. Biasanya dia akan diliputi kepanikan, sama sekali tidak tahu harus bagaimana merespons.

Tetapi kali ini saat kejadian itu berlangsung. Hatinya tetap tenang dan Chiang Jin bahkan mendapati situasi itu aneh dan lucu.

"Mengapa gerakan orang ini terasa sangat lamban?" Chiang Jin bertanya pada dirinya sendiri.

Saat serangan pedang Xu Ping mendekat. Chiang Jin secara naluriah mulai melatih serangan balik dalam benaknya.

Dentang..

Secara naluriah Chiang Jin menghunus pedang besinya. Berputar di atas kakinya dan menghindari serangan yang datang. Ujung pedangnya menjulur keluar seperti lidah ular. Mengetuk pelan bilah pedang Xu Ping dan dengan cerdik memanfaatkan momentum itu untuk membuat Xu Ping terhuyung ke depan.

Kemudian dengan jentikan tangan kirinya, Chiang Jin melemparkan sarung pedang itu. Sarung pedang itu mengenai tepat di wajah Xu Ping!

Bugh..

Xu Ping terkapar ke samping. Giginya berhamburan keluar dari mulutnya.

Gedebuk..

Bruukk..

Tubuhnya yang besar seketika menghantam tanah hingga menimbulkan awan debu. Xu Ping terbaring di sana dan berakhir pingsan.

Keheningan meliputi kerumunan saat mereka menatap Chiang Jin. Mereka melihatnya dalam cahaya baru.

"Chiang Jin, bukankah seni bela dirimu seharusnya buruk?"

"Mengerikan? Dia baru saja mengalahkan Kakak Senior Xu dalam satu gerakan! Dan Xu telah mengembangkan kekuatan batin! Chiang Jin belum melakukannya, bukan?"

"Mungkin kekuatan batin Xu Ping sedang melemah sehingga membuat Chiang Jin menang dengan mudah?"

Chiang Jin yang sama terkejutnya seketika menatap tangannya. Pikirannya melayang ke kejadian hari sebelumnya.

"Sensasi itu... Tubuhku bergerak seolah berdasarkan insting. Pedang itu adalah perpanjangan dari keinginanku. Aku belum pernah merasakan hal seperti itu selama latihan sebelumnya. Apakah ini transformasi yang diberikan sistem kepadaku?"

Saat mata Chiang Jin berbinar karena sensasi penemuan. Suara Lin Fengyu memecah momen itu.

"Ada keributan apa ini? Apa yang terjadi di sini?!"

Lin Fengyu seketika mendekat. Seketika ekspresinya berubah dingin. Melihat Xu Ping tergeletak di tanah membuat tatapan matanya mengecil.

"Siapa yang bertanggung jawab atas ini?"

Semua mata tertuju pada Chiang Jin sebagai jawabannya.

Alis Lin Fengyu terangkat tak percaya. "Apakah kamu melakukan ini pada Xu Ping?" tanya Lin Fengyu sambil menunjuk ke arah Chiang Jin.

"Eh..."

Sebelum Chiang Jin bisa menjawab, kerutan di dahi Lin Fengyu semakin dalam. "Apakah kamu sudah memiliki kekuatan batin?" tanya Lin Fengyu lagi.

"Jadi petunjuk yang aku berikan padamu kemarin benar-benar berpengaruh?" Lin Fengyu berkata sambil mencibir. "Kau baru saja mulai membuat kemajuan dan kau sudah menantang Xu Ping? Sayang sekali dia tidak berguna. Apa gunanya bertanding dengannya? Biarkan Kakak Seniormu ini yang memberimu pertandingan yang pantas!"

Kerumunan orang pun bersorak kegirangan.

Lin Fengyu berada di liga yang berbeda dibandingkan dengan Xu Ping.

Xu Ping hanyalah murid biasa yang telah mengembangkan kekuatan batin. Sedangkan Lin Fengyu merupakan murid langsung dari Tuan Rumah Pedang Penunduk Gelombang yang telah menguasai ajaran sejati bertahun-tahun yang lalu.

Pada kompetisi bela diri Liucheng tahun lalu. Lin Fengyu telah membuat nama untuk dirinya sendiri. Dia mengalahkan banyak master muda dan mengamankan tempat di delapan besar. Ketenarannya pun meroket.

Para murid merasakan kemarahan Lin Fengyu dengan penuh semangat mengantisipasi pertarungan itu.

"Kasihan Chiang Jin. Apakah dia tidak tahu kalau Xu Ping adalah tangan kanan Kakak Senior Lin? Lin akan mengulitinya karena ini!"

"Menurutmu berapa banyak jurus yang bisa dilawan Chiang Jin saat melawan Kakak Senior Lin? Aku bertaruh lima!" kata salah satu dari mereka sambil terkekeh.

"Lima jurus? Kau bercanda kan? Kalau dia bisa menangkis satu jurus saja, menurutku dia sangat beruntung. Ingat kata-kataku, Chiang Jin tidak akan bertahan lebih dari tiga jurus!" kata seorang murid dengan dahi lebar dan hidung lebar dengan percaya diri.

"Bagaimana kalau dia bertahan lebih dari lima jurus?"

Sang murid mengejek. "Tidak mungkin! Jika dia melakukannya, aku akan menelan kata-kataku sendiri!"

Gelak tawa terdengar di antara para murid-murid itu. Meskipun tak seorang pun menganggap serius taruhan itu.

Bagaimanapun, itu hanya candaan. Tidak ada yang benar-benar percaya bahwa Chiang Jin yang bahkan belum mengembangkan kekuatan batinnya dapat menahan lima serangan dari Lin Fengyu.

Chiang Jin melirik murid-murid yang sombong itu, lalu mengalihkan tatapan waspadanya kembali ke Lin Fengyu. Rasa sakit yang berdenyut di antara kedua alisnya seolah memperingatkannya akan bahaya yang akan datang.

Lin Fengyu mencengkeram ujung pedangnya. Dia enerjang maju untuk menyerang.

Alis Chiang Jin berkedut dan dia cepat-cepat mengangkat pedangnya untuk bertahan.

Yang membuat Chiang Jin kecewa adalah tebasan biasa Lin Fengyu membuatnya terpental.

Pedang itu berderit akibat benturan dan Chiang Jin menyadari adanya retakan halus terbentuk pada bilah pedang yang telah menjadi temannya selama bertahun-tahun.

"Sistem bakat yang tiada tara dapat meningkatkan kemampuan alami seseorang, tetapi bahkan dengan bakat yang hebat. Latihan sangatlah penting," pikir Chiang Jin muram.

Prospek menghadapi penghinaan lebih lanjut di tangan Lin Fengyu semakin mempererat cengkeramannya pada pedang besi.

"Apakah aku masih akan menjadi sasaran ejekan si brengsek ini bahkan setelah mendapatkan sistem? Tidak mungkin. Sama sekali tidak mungkin!" batin Chiang Jin.

Lin Fengyu tidak membuang waktu. Pedangnya melengkung di udara dalam serangan cepat lainnya.

Pikiran Chiang Jin kacau balau. Namun tiba-tiba pencerahan menghampirinya. Dalam hati, dia berseru.

"Sistem, alokasikan lebih banyak poin untuk Langkah Perebutan Tubuh dan Teknik Pedang Pemutus Cahaya!"

Poin bakat tidak hanya untuk meningkatkan bakat bawaan! Poin bakat juga dapat mempertajam penguasaan keterampilan!

Dalam sekejap latihan keras selama satu dekade mengalir dalam pikirannya.

Teknik pedang yang dulu membingungkannya, tidak peduli berapa kali diulang. Kini terurai dalam benaknya. Dia melihat variasi gerakan asli yang belum pernah dia pahami sebelumnya.

Langkah Chiang Jin yang tadinya tersendat-sendat kini menjadi tepat dan hati-hati. Gerakannya seperti hantu dan sulit dipahami membuatnya hampir mustahil untuk memprediksi posisinya.

Serangan hebat Lin Fengyu yang dulu menjadi ancaman. Kini dengan mudah dihindari oleh Chiang Jin!

Dentang...

Dentang...

Dentang..

Suara pedang saling beradu dan dalam sekejap serangkaian pertukaran pedang terjadi di antara mereka.

Chiang Jin yang beberapa saat sebelumnya telah terdorong mundur oleh pedang Lin Fengyu. Kini membalas pukulan demi pukulannya dan mempertahankan posisinya dengan mudah.

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

Orang yang tadinya membanggakan diri dengan begitu berani kini ternganga tak percaya.

Lin Fengyu juga terkejut. Dia menatap Chiang Jin yang telah berubah di hadapannya, seolah-olah dia tengah menghadapi orang yang sama sekali berbeda.

"Kau hanyalah seorang pecundang. Bagaimana mungkin kau bisa melawanku?"

Kemarahan mendidih dalam diri Lin Fengyu saat dia menyalurkan energinya yang dalam. Melontarkan serangan yang ganas ke depan!

Namun Chiang Jin yang kini penuh dengan keberanian berteriak seketika.

"Lakukan!"

Chiang Jin berdiri teguh pada pendiriannya. Dia menerjang maju ke tengah keributan.

Namun saat bilah pedang mereka hendak beradu. Teknik Chiang Jin berubah sekali lagi. Pedang bajanya dengan kelenturan seperti sutra dengan mudah menari-nari di sekitar tepian musuh. Melingkari tubuh Lin Fengyu.

Para murid hampir tidak dapat memahami apa yang telah terjadi sebelum Chiang Jin muncul di belakang Lin Fengyu dengan pedang tersarung dan pergi tanpa menoleh ke belakang.

"Apa yang baru saja terjadi?"

Kebingungan merajalela saat mereka saling bertukar pandang dengan bingung. Tidak ada yang memahami perubahan cepat dari peristiwa tersebut. Lin Fengyu seketika ketakutan dan tidak ada yang berani bertanya.

Baru setelah Chiang Jin pergi jauh seseorang terkesiap menyadari. "Kelembutan Jari Melingkar! Chiang Jin melakukan puncak Teknik Pedang Pemutus Cahaya. Kelembutan Jari Melingkar!"

Dengan suara gemuruh yang keras. Sosok Lin Fengyu yang menjulang tinggi roboh dan jatuh ke tanah sehingga menimbulkan awan debu.

"Sial... Kakak Senior Lin Fengyu telah dikalahkan!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel