15. Mother
Madre!!!
Alex terbangun dari mimpi buruknya, nafasnya tersengal dan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Ia mengambil gelas diatas nakas dan meneguknya.
Alex mengernyitkan keningnya
"kosong"
Ia menggelengkan kepala dan beranjak menuju dapur mengisi air kedalam gelas.
Pranggg...
Dengan terkejut alex melangkah mendekati asal kegaduhan tersebut, ia melihat dengan jelas seorang dengan jubah dan kerudung seperti dibelakang mansion.
"sial... Sudah kuduga dia nyata" alex mengumpat, ia buru-buru mengambil pisau dapur dan berlari mengejar orang tersebut. Alex menelusuri lorong gelap dan menangkap bayangan hitam memasuki sebuah ruangan paling ujung tanpa penerangan.
Alex menghalangi pintu yang hendak ditutup menggunakan sikunya. Ia memasuki ruangan tersebut
Gelap..
Tap....
Seseorang menyalakan lampu terang, alex mengerjapkan matanya mengatur cahaya yang masuk setelah lama berada dikegelapan..
Bugh!! Bugh!!
Arrgghhhh...
Alex tersungkur dilantai sambil memegangi perutnya..
Ia mendongak dan menemukan seorang yang berjubah tersebut berdiri diujung ruangan dan memegang tongkat baseball dengan tubuh gemetar.
"apa yang kau lakukan dirumah ku?"
"apa yang kau inginkan?" tanya alex tak sabar
"seharusnya aku yang bertanya padamu tuan, apa yang kau lakukan dirumah ku?" balas orang tersebut
Wanita...
Alex menyatukan kedua keningnya bingung.. Ia berdiri dan melangkah pelan kearah wanita tersebut.. Seperti mengenali suara itu, suara yang selalu melantunkan dongeng penghantar tidur baginya.. Tubuhnya bergetar..
"Madre!!!"
Tongkat yang dipegang pun jatuh kelantai, wanita itu perlahan membuka kerudung yang menutupi sebagian wajahnya dan memperlihatkan wajah yang masih terlihat cantik diusianya yang sudah tak muda..
"Alexander..."
Ia langsung menghambur kearah tubuh tegap itu dan memeluknya. Tubuh mungil yang dulu selalu ia dekap kini telah menjadi tubuh dewasa yang siap mempesona seluruh wanita yang melihatnya..
Tubuh alex menegang, ia membelai lembut rambut yang telah lama menghilang. Benar yang ada dibenaknya selama ini, sang ibunda belum meninggalkan dunia ini seperti yang kalvian katakan.
"bagaimana madre mengetahui ini alex?" tanya alex yang akhirnya angkat bicara
Jelena mendongak memegang wajah alex
"madre sangat mengetahui perbedaan kalian"
Jelena tersenyum kearah alex yang masih bingung mencerna kejadian ini. Jelena yang melihatnya akhirnya tersenyum dan melepas jubahnya.
"mari kita bicarakan alex.."
Andrew dan nikolai berlari menuju alex dan jelena setelah mendengar kegaduhan tersebut.
Andrew melototkan matanya melihat jelena, ia mengerjapkan matanya beberapa kali seolah melihat hantu.
"madam..."
"pergilah Nikolai Andrew! Kalian seperti melihat hantu"
Mereka berdua mengangguk patuh dan berlalu pergi, sementara andrew berjalan sambil memegang tengkuk nya seolah bulu romanya berdiri. Ia masih tak percaya bahwa jelena masih hidup. Sebab dulu ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, mayat jelena dibuang kesungai oleh orang suruhan dimitru.
"bagaimana ia bisa selamat?" gumam andrew
"kau ini kenapa?" tanya nikolai heran sementara andrew berlalu pergi
Kini jelena dan alex telah berada disebuah ayunan gantung yang terdapat dipinggiran kolam.
"ceritakan madre!"
Jelena menghela nafas
"jadi kau tak mengizinkan ku untuk menikahinya?" dimitru mencengkram kuat leher jelena
"bukan begitu, aku tak ingin anak-anak menolaknya. Kau tau sendiri bagaimana alex.."
"persetan dengan anak kecil mu itu" jawab dimitru murka
Aaakhh...
Jelena menoleh kebelakang dan mendapati wanita selir dimitru menancapkan belati keperut bagian belakangnya. Wanita tersebut hanya menyunggingkan senyumnya sebelum jelena hilang kesadaran.
Tubuhnya dibuang kesebuah sungai, mengapung kesana kemari berharap kematian segera menjemputnya. Hingga dipinggiran sungai seorang pemuda menemukannya dan akhirnya menolongnya. Keberadaan jelena akhirnya diketahui oleh dimitru yang berniat membunuhnya kembali, namun naas. Pemuda tersebut yang terbunuh dan jelena sempat melarikan diri
"hingga madre terdampar dinegri ini"
"untunglah madre mengingat kediaman ini telah lama ditinggalkan olehnya" jelena menitikan air mata. Alex yang melihatnya langsung menyeka air mata yang membasahi wajah ibunya yang terdapat beberapa kerutan kecil dibagian mata.
"dia sudah mati madre.." alex berkata pelan, jelena melototkan matanya tak percaya
"aku yang membunuh nya" jelas alex
"dan selanjutnya.. Anak kesayangan nya" alex menyeringai
"ap...apa yang sebenarnya terjadi?"
"kalvian? Dimana dia? Mengapa kau ingin membunuh saudara mu sendiri alex? Kau tak ingat pesan madre kepadamu?" tanya jelena
"maafkan aku madre... Aku harus mengingkari janjiku"
Alex bangkit dari duduknya dan menghela nafas.
"dia menculik istriku" jawab alex datar
Jelena ikut berdiri dan mengelus lembut pundak anak kesayangan nya. "apa yang sebenarnya terjadi pada kalian?"
"kesalahan kami madre... Sama-sama mencintai satu wanita" tukas alex datar
Jelena menghela nafas panjang nya...
"sampai kapan ini akan berakhir?"
"sampai madre mati?"
Alex menoleh karah jelena dan menangkup punggung ibunya.
"madre tak akan pergi lagi seperti yang lainnya, lagipula dia yang mengambil milikku.. Dan akan kurebut kembali apa yang telah menjadi milikku" alex mengepalkan kedua tangannya dan mengatupkan ranhangnya.
.
.
.
.
.
Jelena menyiapkan hidangan sarapan, alex yang terlihat segar sehabis mandi segera duduk lalu memakan sarapan nya.
"rasa yang tidak berubah" jelena tersenyum sembari duduk disisi alex
"jadi... Siapa nama nya?"
Alex terdiam sesaat
"Anastasia..."
"Anastasia Romanova... Dulunya"
"keluarga terhormat dari rusia" balas jelena
Alex menganggukan kepala dan melanjutkan makannya
"yang seluruh aset keluarganya direnggut oleh kavian" terang alex
"bagaimana bisa?"
"simpel... Kalvian menyukai ana dan meminta ana pada ayahnya untuk melunasi hutang, ayahnya menolak dan membunuh ayah ana lalu mengambil seluruh kekayaan Romanova" jelena tercengang mendengar penjelasan alex
"madre tak percaya ini..."
Jelena menggeleng
"percayalah madre... Anakmu itu bukanlah kalvian yang dulu
yang masih memiliki sedikit rasa iba, sekarang ia seperti seorang psikopat. Dan dia lebih berbahaya dari dimitru" tegas alex
"lalu....
Bagaimana mungkin kau meyakini ana bersama kalvian saat ini?"
Alex menghela nafas beratnya, jika itu semua tidak terjadi. Ana tidak akan berakhir disini.
"pertengkaran kami menyebabkan ana pergi..."
"kalvian penyebabnya.. Dan aku yakin ana pasti bersamanya"
Jelena prihatin melihat putra kesayangannya
"apa kau mencintainya?"
Alex mengangguk tertunduk
"aku akan membawanya kembali meski ia tetap membenciku" alex menggenggam erat garpu ditangan nya
Jelena yang melihatnya mengelus lembut tangan anak nya..
"tak bisakah kalian bereskan ini secara baik-baik?" alex mengernyitkan keningnya dan menoleh kearah jelena
"madre ingin bertemu kalvian, alex..." pinta jelena
"tidak..."
"hm.. Aku tidak mengetahui keberadaan nya disini, ia selalu berpindah tempat" jawab alex gugup
Dan benar mengenai keberadaan kalvian yang selalu berpindah tempat tinggal, licin seperti ular. Bahkan ia telah memusnahkan sebuah rumah mewah seperti informasi yang diberikan alena hingga rata dengan tanah...
Ia hanya tidak ingin jika kalvian juga menyandera ibunya dan menggunakan nya sebagai pertukaran dengan ana..
Tidak...
Itu tidak akan terjadi..
Batin alex